Taeyong mengangkat bahu, "Sebenarnya aku ingin lebih lama lagi eomma, tapi kukira tamuku malam ini para pengemis tugas," Taeyong mengerling nakal pada Mingyu. "ternyata orang aneh ini yang datang."

"Ya! Aku kesini untuk membawakanmu buku yang kau minta padaku beberapa hari lalu." balas Mingyu tak terima.

Nyonya Lee menggeleng pelan, menepuk pundak anaknya lalu beranjak dari sofa, "Kalau begitu eomma masuk ke kamar dulu," Menoleh pada Mingyu lalu tersenyum tipis, "Jika minumanmu habis mintalah pada Taeyong nak."

Taeyong melirik gelas dihadapan Mingyu, menahan tawa karena satu wadah besar disamping benda berkaca bening itu telah kosong. "Eommaku memang pandai berkata halus." katanya lalu tergelak.

Sontak Mingyu menggaruk tengkuk, menundukkan kepala pada Nyonya Lee dan menggumamkan kata maaf. "Tidak nak, aku hanya bercanda." kata wanita itu sebelum berjalan kearah kamar yang tak jauh dari ruang tengah.

"Mana bukunya hyung?" Taeyong bertanya masih sambil tertawa pelan.

Mingyu mendelik, melemparkan buku matematika tebal pada Taeyong dan dengan sigap ditangkap pria mungil itu. "Jika di sekolah dulu kau bukan temanku, aku tak akan pernah mau meminjamkan buku itu."

"Ey...menangnya kenapa? Apa disini ada coretan tentang orang yang kau sukai?" kata Taeyong sambil membolak balik buku.

Kembali meledakkan tawa saat menemukan tulisan kecil disampul belakang.

'Mingyu Wonwoo'

Mingyu mendecakkan lidah, melemparkan bantal sofa kearah Taeyong namun tak menghentikan tawa pria mungil yang setahun lebih muda darinya itu. "Ya! Berhentilah menertawaiku."

"Woah, ternyata kau menyukai Wonwoo hyung sejak masih sekolah rupanya." Taeyong menghela nafas untuk meredam tawa.

Menatap Mingyu jenaka sambil menaik turunkan alisnya. Sedangkan yang ditatap hanya mendesah malas, meneguk sisa minuman dihadapannya lalu kembali menggulirkan mata kearah Taeyong.

"Tae, apa kau tahu Jung Jaehyun?" tanya Mingyu tiba tiba.

Taeyong mengangguk pelan, "Atlet basket itu kan?"

Tersentak saat Mingyu menjentikkan jari lalu bertepuk tangan, "Benar sekali. Ah, apa kau ingin tahu sesuatu?"

"Tidak."

Mingyu mendesis, "Ya! Aku ingin bercerita padamu."

"Tapi aku malas mendengarmu hyung," Balas Taeyong lalu bersandar dibadan sofa. Untuk apa ia mendengar sesuatu tentang Jaehyun? Bukan kah ia bisa mengetahui apa saja dan langsung bertanya di pria itu jika ia mau, fikirnya.

"Kemarin dia menjawab pertanyaanku dari sekian ratus pertanyaan di fanbasenya." Mingyu kembali berceloteh meski pria mungil itu enggan mememerdulikannya.

Taeyong memutar bola mata, Aku bahkan saling mengirim pesan dengannyaia membatin. "Lalu?" tanyanya malas.

"Ternyata dia seumuran denganku, bukankah sangat hebat? Ia masih 20 tahun dan prestasinya sudah menggunung." Puji Mingyu namun hanya dibalas dengan anggukan lemah oleh Taeyong.

Pria mungil itu tersenyum simpul, "Lalu bagaimana denganmu hyung? Prestasi apa yang kau capai hari ini?" tanyanya lalu terkekeh pelan.

Mingyu mendengus, "Makan siang di kampus bersama Wonwoo." jawabnya malas.

"Kenapa kau tiba tiba membahas Jaehyun?" Taeyong bertanya penasaran lalu mengambil cemilan diatas meja. Melahapnya sambil menunggu jawaban pria dihadapannya.

Mingyu mengulas senyum tipis, "Aku hanya mengaguminya, kau tahu? Dia sangat ramah dan tampanㅡ"

Tapi bagiku dia menyebalkan.

"Ah dan juga, aku berharap bisa bertemu dengannya nanti dan mengenalnya lebih dekat, bila perlu menjadikannya teman," sambung Mingyu. Taeyong mengunyah keripik ditangannya malas.

"Sebaiknya jangan jika kau tak ingin menyesal." kata si pria mungil spontan.

Mingyu menautkan alis heran, "Apa katamu?"

"Tidak, aku hanya berlatih untuk tugas musikalku," sangkal Taeyong lalu tersenyum lebar.

Pria berkulit Tan dihadapannya memutar bola mata sebelum kembali berucap, "Apa kau tak ingin menemuinya? Sore tadi ada info dari fanbase jika Jaehyun dan timnya akan datang ke Daegu esok lusa."

"Apa?!" Taeyong memekik, terbatuk saat tersendak keripik yang ia makan. Berlari kearah dapur dan meninggalkan Mingyu yang menatapnya heran. "Ada apa dengan anak itu?" gumamnya.

"Aku pulang dulu."

Mingyu berpamitan pada Taeyong yang mengantarnya hingga kedepan pagar. Lebih tepatnya, mengusirnya. Setelah tadi pria mungil itu terbatuk dan berlari kearah dapur untuk meminum air, Taeyong kembali dan malah menyuruhnya untuk pergi.

"Hati hati hyung," Taeyong berkata pelan lalu menunjuk kearah jalan, "silahkan."

Mingyu mendesis, hendak melayangkan sentilan pada pria dihadapannya namun ia masih cukup baik untuk tak membuat Taeyong berteriak. "Baiklah, tapi besok lusa kau akan datang ke pertandingan itu kan?"

Tentu aku akan datang bodoh, Jaehyun idolaku juga.

"Aku akan mengabarimu besok hyung, pulanglah aku ingin belajar dengan tenang." kata Taeyong lalu mendorong tubuh Mingyu agar menjauh darinya.

Tertawa pelan melihat pria itu menghentakkan kaki sambil terus berjalan dan sesekali berbalik menatapnya kesal. "Salam untuk Wonwoo hyung yaaa!" Taeyong berteriak lalu melambaikan tangan.

Menghela nafas panjang sebelum berbalik dan hendak masuk kedalam rumahnya. Melanjutkan tugas juga tidurnya yang masih terasa tak cukup panjang.

"Taeyong hyung!"

Belum sempat Taeyong melewati pintu pagar, namun suara dari arah lain membuatnya menghentikan langkah. Kembali berbalik dan tersenyum tipis melihat Jaemin berjalan kearahnya.

Namun, sepersekian detik kemudian matanya membola saat melirik pria disamping adik kelasnya itu. "J-Jaehyun?!" Taeyong berusaha meredam pekikan.

"Hai sayang."

to be continued...

Distance | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now