Satu

2.2K 219 26
                                    

Assalamu'alaikum. Maaf baru update lagi setelah sekian lama, karena jujur, untuk buat teenfict benar benar out of comfort zone aku yg biasanya nulis marriage life (padahal belum merasakan wkwk).

Mungkin, karena ridho ortu juga. Saat itu, ortu nggak izinin buat cerita yg pacar-pacaran. Dan itulah kenapa cerita Ra yang ya, rata2 menuju halal atau pas udh halalnya.

Makanya, rohani yang ada teenfict kayak gini, sulit aja gitu dapet idenya.

Tapi, semoga kalian selalu bersabar menunggu Aryan.

Terima kasih atas pengertiannya.

Selamat membaca dan jangan lupa jejak cinta untuk komandan kita, Aryan❤💋

***

Kalau sudah jatuh cinta, terkadang kita tak lagi memikirkan alasan mendasar di balik rasa cintanya. Karena baik buruknya seolah tertutupi lantaran debaran menggebu dalam hati.

***

Bruuum ....

Motor ninja milik Aryan terparkir asal di parkiran. Ia buru-buru melepas helm dan memantau keadaan sekitar sebelum memulai aksi panjat memanjat gerbang belakang.

"Mau lari ke mana kamu?"

Langkah Aryan terhenti ketika mendengar suara tegas milik wali kelasnya yang kini sedang bersedekap.

Wanita itu tidak sendiri karena di belakangnya sudah ada pak Atmo, satpam sekolah yang sudah angkat tangan atas kelakuannya.

Lihat saja, pak Atmo bahkan tersenyum penuh kemenangan karena beliau tahu, di bawah bu Santi, Aryan tidak bisa berkutik.

"Mau belajarlah, bu. Saya ke sekolah kan buat belajar," jawab Aryan lalu mencium punggung tangan wali kelasnya. "Saya ke kelas dulu, ya, bu."

"Siapa yang bolehin kamu langsung ke kelas? Ikut ibu."

Aryan menghela napas kasar, "kok ibu gitu sih sekarang sama saya? Saya kan anak ibu, bu. Ibu nggak tega kan kalau anak ibu sendiri dikasih hukuman?"

"Udah, ikutin aja perintah wali kelas kamu," celetuk pak Atmo kesal.

"Siapa yang ngajak ngobrol bapak? Orang saya lagi ngomong sama bu Santi."

"Aryan! Yang sopan!" Perintah bu Santi membuat Aryan bungkam dan menurut saja ketika tangannya sudah dibawa menuju ruang BK.

***

"Sudah lama nggak ketemu, Aryan. Anak hebat kamu, bisa lolos dari pencarian tim ibu," kata bu Rosa dengan senyum manis yang tidak sinkron dengan ucapan menyindirnya.

"Saya kangen sama ibu, makanya bu Santi bawa saya ke sini, bu," jawab Aryan.

Bu Rosa bergumam kesal melihat siswa tersebut masih saja menjawab jika dibilangin. Beruntung sekali sikap Aryan kali ini lebih tenang, mungkin karena di bawah binaan bu Santi yang stok sabarnya lebih banyak daripada wali kelasnya dahulu.

"Pak Atmo, saya minta tolong panggilkan anak-anak yang kemarin ikut tawuran bersama Aryan. Ini nama-nama dan kelasnya," ujar bu Rosa memberikan selembar kertas kepada pak Atmo.

"Biar lebih cepat, saya aja bu Ros yang panggilin mereka. Saya udah hafal di luar kepala."

"Duduk di situ dengan tenang, Aryan. Lebih baik saya minta tolong sama pak Atmo daripada kamu yang berujung kabur lagi. Paham kamu?!"

ARYANWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu