Forbidden Love 1

4.3K 521 7
                                    

Perusahaannya yang bergerak di bidang export import itu hanyalah sebuah kedok belaka, hanya untuk mengelabui para aparat penegak hukum. Dia Benyamin Salomon begitu pintar dan lihai dalam menyembunyikan bisnis barang haramnya, bisnis yang nyatanya juga begitu dekat dengan para perempuan pemuas nafsu. Dan Ben pun juga sudah terjebak dalam lingkungan itu, lingkungan yang menjunjung tinggi sex bebas.

Desah dan lenguhan terdengar menggema di sudut kamar sang mafia. Ben... pria itu tengah mereguk kenikmatan bersama seorang perempuan, perempuan yang menemaninya kali ini adalah Suci, putri dari supirnya. Pria tampan itu terus menghentakkan miliknya ke dalam sana hingga akhirnya menyemburkan lahar panasnya, ia segera melepaskan diri dari perempuan itu dan melepas pengaman yang dipenuhi spermanya.

"Terima kasih sudah menemaniku malam ini cantik, dan kau boleh keluar dari sini" ucap Ben.
"Tidak ingin aku temani sampai pagi bos?" ucap Suci.
"Tidak perlu, pergilah" ucap Ben sambil memantik rokoknya.

Pria tampan itu tersenyum menyeringai sambil menghembuskan asap rokoknya, ia merasa tenang setelah menuntaskan gairah yang selama beberapa hari ini ditahannya. Ya pria itu... pria tampan itu tertawa begitu melihat Suci keluar dari kamarnya.

"Gue kira masih rapat, nyatanya... longgar, tapi lumayan mememuaskan" tawa Ben.

Ben... pria itu sudah terbiasa mengajak perempuan pemuas nafsu itu ke rumahnya, rumah yang tak lain adalah tempat berkumpul para anak buahnya. Ia hanya akan mengajak para perempuan liar tersebut ke rumah tidak ke apartemen pribadinya.

Ben turun dari kamarnya dan bertemu Agusto, supirnya yang juga ayah dari Suci, perempuan yang baru saja ditidurinya.

"Maaf bos kalau tidak salah, saya tadi melihat Suci putri saya keluar dari kamar bos" ucap Agusto.
"Ya benar" ucap Ben tersenyum.
"Ja... jadi benar itu Suci? bagaimana bisa dia sampai di sini bos?" tanya Agusto, ia tak menyangka putrinya bisa sampai ke tempat terkutuk ini dan melayani bosnya itu.
"Kau bisa tanyakan sendiri pada putrimu itu Agusto, sekarang siapkan mobil karena aku ingin pergi ke kantor" ucap Ben, dan kantor yang di maksudnya adalah sarang tempat pembuatan barang haram tersebut, pabrik yang berkedok kantor.

---

Dewinta Rania, gadis cantik itu baru saja menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang anggota kepolisian. Mendapat tugas di Jakarta membuat Dewi harus tinggal terpisah dari orang tuanya yang selama ini menetap di Kalimantan. Dewi gadis cantik itu ditempatkan di Markas agen intelegen negara dan pekerjaannya difokuskan pada pemberantasan narkoba.

Gadis cantik itu menetap di sebuah apartemen yang tak jauh dari markasnya, ia tinggal seorang diri tanpa teman dan art. Gadis itu begitu mandiri hingga saat sang papa menawarkan seorang art ia menolaknya, ia beralasan lebih enak dan nyaman tinggal seorang diri saja.

Dewi memasuki apartemen yang baru saja disewanya dengan beberapa barang bawaannya yang cukup banyak, sebuah koper besar dan tas ransel di punggungnya. Ia menatap apartemen itu, masih nampak kotor dan sepertinya ia harus segera membersihkannya agar bisa segera beristirahat dengan nyaman.

Dewi meletakkan barang-barangnya setelahnya ia mengambil sapu dan kain pel lalu segera bekerja membersihkan seisi apartemen itu. Membersihkan apartermen seorang diri tentu tidaklah mudah, Dewi terlihat lelah dengan nafas ngos-ngosan, ia menatap ruangan itu dan tersenyum karena akhirnya pekerjaannya telah selesai dan ia bisa segera istirahat.

Namun waktunya beristirahat tertunda karena cacing di perutnya yang tiba-tiba saja berdemo, Dewi menuju dapur dan melihat isi kulkas yang ternyata kosong. Gadis itu segera menuju cafe yang berada di lantai dasar apartemen, ia memutuskan untuk mengisi perutnya di sana dan nanti akan berbelanja untuk memenuhi kebutuhan dapur apartemennya.

---

Sementara itu Agusto supir Ben nampak marah pada putrinya yang baru saja pulang.

"Apa yang kamu lakukan di rumah bos Ben? ayah melihatmu keluar dari kamarnya, jangan bilang kamu melayani pria penggila sex itu" geram Agusto.
"Ayah... dia memang gila, tapi sesuailah dengan bayarannya yang juga memuaskan" Suci memperlihatkan gepokan uang yang didapatnya dari bos Ben, panggilan pria itu.
"Apa yang kamu lakukan Suci?! kamu ayah didik dan besarkan bukan untuk melakukan pekerjaan menjijikkan seperti ini!" geram Agusto.
"Ayah... apa pun pekerjaannya gak penting, yang terpenting adalah menghasilkan duit yang banyak" ucap Suci cuek.
"Ayah memberimu nama Suci dengan harapan kamu bisa menjaga harkat dan martabat dirimu sendiri, tapi pada kenyataannya??" Agusto tersenyum getir menertawakan dirinya yang gagal dalam mendidik putri semata wayangnya itu.
"Gak usah lebay deh yah... aku bekerja melayani para pria hidung belang itu, sedang ayah? ayah bekerja pada dunia hitam dibawah naungan bos Ben, jadi apa bedanya aku dan ayah?" ucap Suci kesal.
"Tapi tidak dengan melemparkan tubuhmu pada bos Ben!" teriak Agusto.
"Asal ayah tau, dia satu-satunya pria yang berani membayar mahal diriku" ucap Suci tanpa rasa malu.
"Dan perlu kamu tau Suci dia pria yang berani berbuat apa saja, dia bahkan tak segan untuk menghabisi para perempuan yang tak bisa memuaskannya" ucap Agusto.
"Dan nyatanya aku bisa memuaskannya, dan mungkin saja aku akan dijadikan perempuannya" tawa Suci.
"Kamu belum tau siapa dia sebenarnya nak, berhati-hatilah" ucap Agusto pada putrinya.

♥♥♥

Bab 1
17/7/2019

Forbidden LoveWhere stories live. Discover now