2.5 | strikes

2.9K 631 107
                                    

   sepasang iris coklatnya menatap ke berbagai penjuru kecuali ke sisi depan, di mana sosok hwang yunseong terduduk persis di hadapannya. kang minhee bisa merasakan pipinya yang masih terasa hangat, memerah tatkala mendengar tawaran yang dilontarkan oleh pemuda yang tengah meminta bantuan atas jasa cupid-nya itu.

"kak yunseong," merupakan kata-kata yang pertama kali terucap dari bibir minhee setelah ia berhasil menenangkan dirinya sendiri dan mengumpulkan keberanian untuk menjawab tawaran yunseong. "serius?"

yunseong yang sedari tadi sabar menunggu respon adik kelasnya itu, akhirnya menjawab kembali pertanyaan minhee dengan sebuah pertanyaan mendengar bahwa apa yang ditanyakan oleh minhee terdengar cukup rancu. "serius apa?"

"mau kalo sama aku?" seperti fase yang tak pernah berakhir, minhee merespon kembali pertanyaan yunseong dengan pertanyaan lainnya dengan membuat gestur menunjuk ke dirinya sendiri menggunakan salah satu jemari telunjuknya. "nyambung sih nyambung, tapi aku kan kaya badut. malu-maluin. yang ada entar malah nyusahin."

minhee bersumpah, bahwa ia bisa melihat senyuman kecil yang terlukis di bibir yunseong secara sekilas sebelum yunseong menjawab pertanyaannya.

meski minhee tidak tahu apa alasan dibalik senyuman itu.

"badut?" ulang yunseong, yang mana hanya ditanggapi dengan anggukan kepala minhee. "ya, if i were being honest, gue bisa liat lo orangnya rame dan riweh banget. a handful at times, mungkin. tapi, gue ga masalah sih. sejauh ini, lo emang rame tapi gak annoying. dan sejujurnya, i'm fine with that. just go do your thing, mau lo kaya badut, apa malu-maluin gue sendiri sebenernya ga masalah asal lo ga ngeribetin."

yunseong sangat pintar dalam berkata-kata dan itu yang seringkali membuat minhee membutuhkan beberapa saat untuk merespon lelaki yang lebih tua tersebut dengan jawaban yang setidaknya tidak kelihatan bodoh banget kalau disandingkan dengan perkataan-perkataan yunseong.

"i'm a handful most of the times, kak. ga cuma malu-maluin diri aku sendiri tapi bisa malu-maluin kakak juga. kakak masih mau?"

"minhee,"

"apa kak?"

"lo denger kan apa kata gue tadi? i don't mind, malu-maluin gue sama ngerepotin gue tuh bukan hal yang sama so i don't mind that."

kak yunseong bisa gak sih ga ngomong kaya gini terus. lama-lama kan gue bisa melebur.

"hah? melebur?"

kedua bola matanya sontak membelalak saat mendengar apa yang baru diujarkan yunseong. dua kali, minhee, udah dua kali lo kaya gini malem ini, pikirnya.

"eh, engga kak. maksudnya, itu minum dulu minumannya kak keburu esnya melebur." jawab minhee sekadarnya, berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"kang minhee," yang lebih tua membalas jawaban minhee dengan memanggil nama lengkapnya, "es itu mencair. kedua, ini kopi panas. esnya mana?"

"minum kopi orang maksudnya kak, tuh, liat, meja sebelah kita kopinya ga diminum esnya udah keburu cair." respon minhee dengan cepat sambil menunjuk ke gelas kopi yang terletak di sebelah meja kedua lelaki tersebut.

yunseong melirik sekilas meja yang ditunjuk minhee, menggelengkan kepalanya kecil sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan topik pembicaraan yang mulai absurd ini.

"gimana, minhee? lo aja gak apa-apa kan? apa gak bisa?" ucap yunseong, kembali ke topik yang menjadi alasan mereka berada di kedai kopi malam ini. "kalo gak bisa, cariin yang lain aja gak apa-apa kok."

"Eh bisa kok kak!" tanpa berpikir panjang, tidak sampai sepersekon setelah yunseong selesai berujar, minhee langsung merespon pertanyaan yunseong. dengan nada yang terlalu bersemangat, sepertinya. di mana akhirnya disambung dengan sebuah dehaman dari minhee, sebelum kembali mengulang jawabannya dalam intonasi yang lebih normal. "bisa kok, kak yunseong. bisa."

cupid | hwang yunseong x kang minheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang