❤ ❤


Sugiono, sang sutradara yang merupakan si pemeran utama pria sejak pagi terus menerus menerima berbagai panggilan dari para wartawan yang membuatnya pusing.

Pertanyaan dan sindiran yang mendesaknya untuk memberikan konspirmasi terus menghujaninya. Serta hujatan dan cercaan dari para netizen di forum-forum internet semakin hari semakin bertambah parah, membuat beberapa produser dan penulis naskah film yang menjalin kerja sama dengannya membatalkan kontrak kerja sama yang membuatnya nyaris frustasi.

Entah apa yang terjadi, namun saat ini seakan dunia mengutuknya. Kegagalan demi kegagalan silih berganti menghampirinya, membuatnya marah hingga hampir muntah darah. Apalagi di perparah dengan datangnya surat dari pengadilan agama dari istrinya yang menggugat cerai dirinya.

Pria berusia empat puluhan itu meremas rambutnya sambil mengeram, matanya memerah dengan tatapan setajam pisau. Lingkaran hitam membayang di bawah matanya. Tampilan wajahnya begitu kuyu, rambut yang mencuat kesana kemari memperparah tampilan berantakannya di tambah dengan jambang yang menghiasi rahangnya, membuatnya tampak semakin menyeramkan.

'Ini karena pelacur itu!'

Jika bukan karena pelacur Sarah yang menggodanya waktu itu semua ini pasti tidak akan tejadi. Demi mendapat peran utama wanita dalam drama yang di sutradarainya, Sarah beberapa kali mengundangnya makan malam, hingga ia tak tahan menahan godaan melangkah teralalu jauh menjalin hubungan gelap dengan wanita itu.

Sugiono menghempaskan semua barang yang ada di ruangannya. Ia sungguh menyesal. Sekarang bukan hanya karirnya yang hancur, tapi rumah tangganya pun berantakan. Semua ini karena pelacur itu! Dalam hati ia berjanji akan membalas pelacur Sarah lebih dari yang wanita itu lakukan padanya. Hidupnya sekarang benar-benar hancur. Dan biang dari semua ini sekarang dengan seenaknya menikmati popularitas yang baru di dapatnya. Bertingkah layaknya dewi yang tertindas. Benar-benar memuakan.

Seringai dingin menyungging di sudut bibirnya saat matanya menatap pembawa acara di televisi yang memberitahukan bahwa besok pagi Sarah akan mengadakan konsfersipers.

"Baiklah sayang. Karena kau suka dengan pertunjukan mari kita buat pertunjukan besar! Kita lihat pada akhirnya siapa yang akan menangis!" Tawa pun menggema di rengah puing-puing kekacauan ruangan itu.

❤ ❤

Sarah saat ini tengah menikati popularitasnya yang melonjak dalam semalam. Ia memilah-milah hadiah-hadiah yang di kirimkan para penggemarnya, baik itu pengemar baru atau yang lama. Senyum puas tak pernah luntur dari bibir merahnya.

"Sarah, agensi menginginkan dirimu memberikan beberapa kata konspirmasi atas pertanyaan beberapa netizen yang menyudutkanmu." Maneger Sarah memberitahunya sesaat setelah mendapatkan telepon dari perusahaan.

"Mm, kamu siapkan saja naskahnya. Nanti aku hapalkan." Sarah menjawab tak acuh sambil melambaikan tangannya.

Keesokan harinya konsfersipers kembali di gelar. Sarah yang kini terlihat lebih hidup tampil kembali di layar kaca. Ia melambaikan tangan sebagai respon dari dukungan beberapa penggemarnya yang hadir demi memberi dukungan untuknya. Senyum lemah terukir dibibirnya membuat orang-orang yang menatapnya merasa kasihan, teringat kembali insiden beberapa waktu lalu yang menimpanya.

Pertama ia mengucapkan terimakasihnya pada penggemarnya karena dengan setia telah mendukungnya, kemudian menyeka sudut matanya saat mengucapkan bahwa ia meminta maaf pada beberapa pihak yang merasa terganggu dengan insiden yang pernah menimpanya.

Orang-orang di ruangan itu mengutuk siapa saja orang yang masih menghujat wanita menyedihkan seperti Sarah. Dukungan dan suport mengalir baik secara langsung maupun media membuat Sarah meneteskan air mata bahagia. Ia membungkuk sambil mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Dalam hati ia merasa puas.

Tiba-tiba layar proyektor di belakangnya berubah menampilkan beberapa gambar yang membuat semua orang diam terpana.

Sarah tak menyadari hal itu, ia masih berdiri dengan senyum yang menyungging di bibirnya tanpa menyadari pergantian peristiwa.

Ia pun kembali melanjutkan membacakan beberapa kata-kata yang telah di hapalnya. Namun tak ada tanggapan seperti yang di harapnya membuatnya bingung, yang di dapatnya malah tatapan aneh mereka semua memandangnya.

Manajer Sarah memberi isyarat pada wanita itu untuk berhenti. Namun Sarah tampaknya tak mengerti isyaratnya, malah dengan bodohnya kembali melanjutkan pidatonya sambil terisak-isak. Membuat manajer dan sang pengacara tersenyum kaku tak dapat bersuara.

Masih tak mendapat tanggapan seperti yang diharapkannya akhirnya membuat Sarah tersadar, jika perhatian semua orang tak tertuju padanya. Mungkin semua mata memang tertuju kearahnya, namun tak mengarah padanya. Melainkan ke belakangnya. Ia pun memutar kepalanya dan matanya hampir menonjol keluar.

Di layar adegan seorang wanita bergaun minim tengah bergelayut manja pada leher pria berusia empat puluh tahuanan tengah dimainkan. Adegan berlanjut hingga suara decapan dari dua orang yang tengah berciuman memenuhi pendengaran setiap orang.

Sarah terpaku layaknya orang bodoh di tempatnya. Kemudian dari arah pintu masuk muncul kedatangan seorang pria yang tak pernah di harapankan kemunculannya di acara tersebut.

Orang-orang menyingkir membelah kerumunan menciptakan kedua sisi membentuk jalan yang mengarah pada Sarah. Aroma alkohol menguar seiring setiap langkah goyah yang di ambil pria itu. Seringai dingin menghiasi bibirnya yang dipenuhi jambang, membuat orang-orang bergerak mundur saat ia berjalan mendekat.

"Ka-kamu.. Kenapa kamu ada disini?!" Rasa panik Sarah rasakan saat tatapan setajam elang mengawasi mangsanya tertuju padanya.

Sugiono, di tengah kesadarannya yang kian menipis berusaha keras menyeret langkahnya menuju wanita yang berdiri terpaku di atas panggung. Mata merahnya dengan setia memindai setiap lekuk tubuhnya membuat tubuh Sarah bergetar.

Dari lantai dua seorang gadis cantik menikmati tontonan dari lantai bawah dengan ekspresi tertarik. Apalagi saat adegan si pemeran utama pria menerkam si pemeran utama wanita terjadi yang membuat seisi ruang konsersipers riuh.

Namun tampaknya tak ada yang berniat memisahkan kisah keduanya, meski si pemeran utama wanita berteriak meminta pertolongan tak ada yang bernait mengangkat satu jari pun.

Melihat hal itu membuat senyum manis menghiasi bibir gadis cantik itu. Ia menyesap espresso di gelasnya dengan tenang saat jeritan putus asa terdengar. Rasa pahit memenuhi mulutnya namun senyum di bibirnya bertambah indah.

Suara robekan kain yang satu-satunya terdengar selain ratapan putus asa meminta pertolongan bagai melody indah di telinganya.

Lee, pria blasteran korea yang dengan setia berdiri di belakang gadis cantik itu tak dapat menahan rasa dingin merayap di tulang punggungnya. Gadis di depannya bukanlah gadis manis seperti yang terlihat di permukaan. Gadis ini bahkan lebih cocok dengan julukan penyihir.

"Kita pergi." Kata bernada ringan yang entah kenapa terdengar lebih menakutkan dari teriakan bernada amarah di telinga Lee.

Pria korea itu tak dapat menahan diri untuk menatap diam-diam punggung sosok yang tampak rapuh di depannya namun dalam kenyataannya lebih tangguh dari pada baja.

Gadis ini yang terlihat rapuh namun ternyata mampu membebaskan dirinya dari skema-skema yang di persiapkan untuk melawannya, bahkan membalas perbuatan orang-orang itu berkali-kali lipat lebih ngengejutkan! Ia bahkan mempermainkan korbannya dengan memainkan permainan tarik ulur kemudian hempaskan. Membalas, menyanjung dan bom! Hancurkan hingga tak bersisa.

Lee pun mengukir kata dalam hatinya, untuk tak pernah menjadikan gadis ini sebagai musuhnya.




Tbc..

❤ ❤

Entah nyambung atau tidak.. Karena kelamaan di simpan di daft dan sambung nulisnya dikit-dikit jadi gak tau ini cerita dapat fellnya buat kalian apa enggak. Apalagi mata aku udah berair dari tadi. Ngantuk banget, banget, banget! Tapi aku ingat kalian jadi maksain mata buat gadang malam ini aja.
Pease tinggalkan vote dan coment-nya ya.
Doain aja mudah2n gak hiatus.
See you..
21 Agustus 2019
23.00 Wib.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitWhere stories live. Discover now