Tiga

1K 143 6
                                    

Arsa memasuki kelas dengan jalannya yang santai seperti biasanya.

Sampai saat ia masuk, tatapannya menjadi berubah saat melihat sesuatu di hadapannya.

Ia melihat ada Adim, yang sedang berbincang dengan Geno. Perbincangan keduanya terlihat menyenangkan, membuat Arsa merasa marah.

Arsa segera menghampiri mereka berdua.

"Eh, ini Arsa ya?" Tanya Adim sambil menatap Arsa dari kepala sampai ke kaki.

"Iya Dim, ini sobat gue nih, hehe." Kata Geno sambil merangkul pundak Arsa.

Arsa menatap kesal kearah Adim. "Ngapain lo kesini?" Tanya nya.

"Ada urusan. Kenapa? lo gak suka atau gimana ya? Nada bicara lo gak enak banget buat didenger." Ucap Adim.

"Bukan gitu juga sih. Tapi menurut gue, lo agak menganggu, karena kelas kita gak biasa kedatangan anak dari kelas lain." Jawab Arsa.

Geno menatap heran Arsa. "Lah, kenapa Sa? Gue gak masalah kok." Ucapnya.

Adim terkekeh. "Temen lo aja gak masalah sama gue kok, kenapa lo malah salty gini ya? Haha, jadi gak enak nih gue."

Arsa menghela nafas. "Yaudah. lo ada urusan apa kesini?"

Belum sempat Adim membalas ucapannya, tiba tiba saja pintu kelas kembali terbuka.

Itu adalah Keana yang baru saja datang. ia langsung masuk ke dalam dan duduk di bangkunya.

Adim tersenyum saat melihatnya.

"Itu dia, urusan gue." Jawab Adim pada Arsa. Ia kemudian mendekati bangku Keana.

"Tai." Umpat Arsa, ia mengikuti Adim setelahnya.

Keana yang baru saja terduduk di bangkunya langsung terkejut saat melihat ada Arsa dan Adim yang berada tepat di hadapannya.

"Nama lo, Keana ya?" Tanya Adim sambil tersenyum.

"Iya, Keana, pacarnya Arsa." Kata Arsa sambil mendekati pacarnya itu.

"Pacar?" Adim mengernyit.

Geno juga ikut menghampiri mereka, kemudian berdehem cukup keras.

"Ekhm... Iya Dim, Keana itu pacarnya Arsa. Jadi kalo lo kesini cuman buat ngedeketin Keana, mending jangan ya.." Ucap Geno.

Adim berdecih, kemudian tertawa pelan. "Haha.. gue gak ada niatan buat gitu sama sekali, sih. Gue cuman mau bilang sama pacarnya Arsa ini, kalo ada urusan yang harus anak osis urusin nanti."

"Dih, urusan apaan? Setau gue—

Omongan Arsa terputus seketika oleh Adim.

"Lo yang bukan anak osis dan gak tau apa apa mending diem aja, karena gak ada yang ngajak lo di sini." Kata Adim.

Keana kemudian berucap sebelum Arsa mengeluarkan emosinya pada Adim.

"Arsa, emang bener kok kita anak osis lagi ngediskusiin sesuatu buat acara sekolah nanti, hehe...." Ucap Keana.

Adim menatap remeh kearah Arsa, seolah menertawakannya tanpa suara.

"Awas kalo macem macem ya lo!" Pekik Arsa kesal sambil membalas tatapan Adim.

Geno menggeleng-gelengkan kepalanya. "Udah Arsa, udah.. lo ini udah suuzon sama orang bukannya minta maaf malah makin menjadi.."

"Belain gue, dong?!" Arsa kembali berpekik, kali ini pada Geno.

Keana memukul jidatnya sendiri melihat sikap kekanakan dari Arsa.

___

Bel jam istirahat akhirnya telah berbunyi.

Sedarah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang