Prolog

22 5 7
                                        

Pendahuluan

Jika kamu adalah seorang pria yang dilanda kegundahan hati, tersesat didalam fatamorgana cinta dan kasih sayang kepada seorang gadis yang tidak pasti kamu bisa miliki atau lebih pahitnya lagi kalian telah putus namun kamu, hati dan otak kamu terus bekerja sama untuk terus mengingat dan tidak bisa melupakannya maka bacalah buku ini, garis bawahi kata seorang gadis yang saya sebut tadi, sebab saya tidak menguasai jika kamu pria yang sedang move on dari seorang pria itu sangat jauh diluar nalar saya tapi kamu harus pastikan tetap baca buku ini karena saya sudah lelah berpeluh berkeringat ber dan ber lainnya demi mengemas buku ini dengan baik nan apik.

Kesimpulan dari paragraf diatas adalah kamu harus baca buku ini!

Selanjutnya, jika kamu adalah seorang gadis yang mencintai seorang lelaki namun kalian telah putus atau lebih parahnya lagi kamu gadis baperan-able yang berharap dicintai lelaki sandar-able dan kemudian malah jatuh cinta sendirian, sementara sang lelaki tercinta dan terkasihi malah tidak mencintai kamu atau lebih dan lebih parahnya lagi DIA MALAH JADIAN SAMA GADIS LAIN saudara-saudara. Selamat kamu wajib baca buku ini!

Dihalaman selanjutnya terangkum dengan indah dan santun sebuah bab yang berjudul Tata Cara Menghapus dan Memblokir Media Sosial Mantan!

"Lo serius minta gue buat ikutin ini buku, Dind?" Fenyta mendelik sebal kearah Dinda saat selesai membaca halaman yang berjudul tebal bertuliskan pendahuluan.

"Lo harus, Feny. Ini demi kelangsungan hidup lo." Ujar Dinda dramatis lalu membuat bentuk hati dengan jari jempol dan jari telunjuk kedua tangannya menyatukannya kemudian memaju mundurkan bentuk hati itu di depan dada kirinya membuat dahi Fenyta berkerut melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini. "Lo tau ini apa? Ini jari gue yang bentuk lope-lope ini ibaratkan hati lo yang habis diputusin Adhyasta dua bulan yang lalu, kretek-kretek suara patah hatinya kedengeran sampe Ujung Galon." Dinda memisah lalu menyambungkan tautan jari yang berbentuk hati dengan gerakan cepat.

Fenyta menepuk bahu Dinda geregetan. "Gue enggak segitu patah hatinya ya. Lagipula, yang bener itu Ujung Kulon bukan Ujung Galon, dodol ih." Geram Fenyta menandaskan segelas air putih yang tersedia di hadapannya.

Like, Comment dan share ke teman-teman kalian

Salam cinta Pitdina.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MOVE ONWhere stories live. Discover now