Part 1.3

34 13 5
                                    

   Mobil GOW-CAR telah tiba di tempat tujuan. Samantha menyerahkan selembar uang 20.000 kepada sang driver.

   "Makasih ya mas," ucap Samantha seraya keluar dari mobil GOW-CAR.
   Driver mobil tersebut mengerutkan dahi, "Tapi neng, ini ada kembalian dua ribu nya,"  
   "Ah, dua ribunya mas ambil aja. Gapapa," tolak Samantha. Driver nya hanya ngangguk-ngangguk sambil nyicit 'makasih'.

   "Oi, ra! Bangun! Turun buruan!" teriak Samantha pada adiknya.

   Lyra mengerjap matanya beberapa kali lalu melihat keadaan sekitar hingga ia sadar apa yang sedang terjadi.

   "Gue tinggal ya lo!" ancam Samantha.

   Lyra pun buru-buru turun dari mobil.

   Samantha mengetuk pintu rumah 3x hingga akhirnya ia langsung membuka pintu rumahnya yang tidak di kunci.

   "SAMLEKOM!" teriak Lyra lalu langsung nyelonong masuk menyalip Samantha.

   "Bocah bar-bar," gumam Samantha ketika melihat tingkah adiknya.

   Lyra langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

   "Bundaaa!" panggil Samantha.  Namun, sama sekali tak ada jawaban dari bunda.

   Samantha melirik jam tangannnya. Masih jam 3, bunda biasanya pulang kerja paling lambat jam 6.

   Ya, Bunda memutuskan untuk menjadi wanita karir sejak Samantha berusia 7 tahun. Bunda bukan tipikal orang yang betah berlama-lama di rumah.

   Jadi, Ayah Samantha mengizinkan Bunda untuk mulai bekerja di cabang perusahaan temannya.
   Kenapa Ayahnya tidak pernah ada di rumah? Ayah Samantha bekerja di Australia. Atas ajakan Ayahnya, itulah sebabnya Samantha bersekolah di sana selama 2 tahun.

   Samantha berjalan menuju dapur lalu membuka kulkas. Menelusuri setiap bagian kulkas, manatau ada camilan yang bisa memuaskan hasratnya saat ini.

   Samantha menggumamkan kata 'Jackpot!' ketika menemukan es krim paddle pop kesukaannya di freezer.
   Samantha langsung mengambil es krim tersebut lalu membawanya ke kamar.

------

Sabtu.

   Pagi ini, hp Samantha bergetar di atas meja nakas di kamarnya. Samantha meraih hp nya untuk mengecek siapa yang menelponnya.

   Tertera nama 'Kevin' di sana. Samantha langsung memutar bola matanya malas lalu menjawab panggilan dari Kevin.

   "Halo," sapanya.

   Terdengar suara kekehan kecil dari sana.

   "Malah ketawa, ngapain lo pagi-pagi nelpon? Minta sembako?" tanya Samantha ketus.

   "Kangen," jawab Kevin santai.

   Samantha memutar bola matanya malas, lama-lama bola matanya kebalik juga.

   "I'll pick you up at nine. What do u think 'bout that?" tanya Kevin.

   "Lo gila? Ngapain lo jemput gue pagi-pagi?! Udah nelpon jam tujuh tiba-tiba ngajak jalan jam sembilan," protes Samantha.

   "Masa dua jam gak cukup buat mandi sama dandan cantik-cantik?" tanya Kevin bingung.

   "Gue cewe, vin! Lagian lo ngapa ngajak gue jalan? Ajak si Rara aja sana!" suruh Samantha.

   Kevin terkekeh geli, "Cemburu lo sama si Rara?"

   Wajah Samantha memerah, syukur mereka berbicara lewat telpon. Kalau tidak, habis sudah Samantha digodain sama Kevin.

Serendipity. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang