Pada malam itu ia cukup beruntung karena melihat Diana yang berjalan menggendap-ngendap di tengah malam dan memutuskan untuk mengikutinya. Hingga akhirnya ia melihat serta mendengar hadiah yang di siapkan kakak tersayangnya itu untuk dirinya.

Jadi setelah itu Angella memerintahkan Lee untuk mengatur  beberapa orang-orangnya untuk berbaur di antara para pelayan di pesta malam ini. Dan sesuai rencana, malam inilah ia berencana mengembalikan kejutan pada kakaknya Diana berkali-kali lipat lebih ngengejutkan dari kejutannya, dan tampaknya semuanya lebih memuaskan dari yang diharapkan.

Kedipan dua kali dari pelayan yang mengantarkan minuman adalah sinyal dari dua skema yang telah di siapkan Diana untuknya. Sarah tak menyadari jika pelayan yang ia bayar adalah salah satu dari orang-orang Angella, jadi sesaat setelah Sarah pergi obat itu pelayan tersebut masukan pada minuman pesanannya sendiri.

Yang lebih bodohnya lagi selain Sarah tak mengetahui jika ia masuk kedalam jebakannya sendiri, ia pun tak mengetahui jenis obat apa yang ia minum. Itu adalah obat afrodisiak (obat perangsang)!! Dan saat wanita itu berjalan menuju toilet di sana telah menunggu beberapa pria yang Diana siapkan untuk membatu memuaskan hasratnya akibat obat yang dikiranya telah Angella minum.

Diana Benar-benar wanita yang ganas!!

Bukan saja ia berniat merusak reputasinya untuk menyingkirkan dirinya, tapi wanita itu pun ingin mempermalukannya selama sisa hidupnya dengan membayar beberapa orang pria agar menyetubuhinya secara ramai-ramai. Metode Diana benar-benar tanpa ampun! Gagal dalam percobaan pembunuhan dengan merusak rem mobilnya beberapa waktu lalu, kini wanita itu benar-benar berfikir keras bagaimana menyingkirkan dirinya dengan cara yang paling kejam. Angella mengepalkan tangannya, mata dinginnya menatap ke kejauhan sebelum berbalik menatap Lee yang dengan setia berdiri tak jauh darinya.

"Kau bisa pergi Lee. Dan terimakasih atas kerja kerasmu malam ini."

"Itu sudah menjadi tugas saya nona."

Pria sipit berkebangsaan indo-korea itu berkata dengan wajah tanpa ekspresi. Sudah menjadi tugasnya menjalankan apapun perintah Angella, namun selain itu ia pun memiliki tugas lain yaitu melaporkan apapun yang dilakukan dan diperintahkan Angella padanya pada Frans. Walau bagaimana pun ia masihlah salah satu dari orang-orang Frans.

Lee pun pergi meninggalkan Angella yang masih setia dalam kesunyiannya.

Setelah ke pergian asistennya itu, Angella masih setia berdiri di tempatnya. Angin bertiup menerbangkan helaian rambut coklatnya yang terlihat indah di terpa sinar rembulan. Matanya berkilau dengan kedalam tak terukur, entah apa yang di pikirkannya tak ada yang mengetahuinya selain dirinya.

Prok! Prok! Prok!

Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan diiringi langkah kaki dan kemunculan sosok seseorang dari balik sebuah pilar. Angella menyipitkan matanya karena posisi orang tersebut membelakangi cahaya, yang membuatnya tak dapat melihat wajahnya.

Itu adalah sosok tinggi yang mengeluarkan aroma maskulin milik seorang pria. Ekspresi Angella berubah jelek, ia menyipitkan matanya pada sosok yang mendekat. Tampaknya ia sedikit ceroboh karena tak menyadari bahwa seseorang telah mengawasinya.

"Diam-diam.. Namun menghanyutkan. Aku suka!" Suara berat terdengar seiring langkah kaki yang semakin mendekat.

Pada jarak kira-kira dua meter akhirnya Angella dapat melihat dengan jelas rupa orang di depannya. Itu adalah seorang pria berusia sekitar 25 atau 26 tahunan. Ia tinggi dan memiliki sosok yang baik dan wajah yang tampan. Alisnya tebal dengan jembatan hidung yang mancung, bibir tipis berwarna merah tersenyum kearahnya. Jika ia tidak salah ingat bukankah pria ini bernama Revano, direktur muda dari Skylight Entertaimet. Saingan sekaligus rival dari seorang Rafael.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitOnde as histórias ganham vida. Descobre agora