Taehyung tersenyum, lalu memandang ke arah pintu. Para laki-laki yang beberapa saat lalu keluar ruangan kini telah masuk kembali.

“Semua sangat mencemaskanmu,” kata ibu Taehyung.

Kesempatan untuk bertanya pun tiba. Taehyung menarik ibunya supaya mendekat, hanya untuk menanyakan, “Eomma, siapa mereka?”

Alih-alih menjawab, wanita itu memandang Taehyung sambil terheran, lalu berpindah memandang ke arah para laki-laki yang sepertinya juga berekspresi sama.

“Sayang, apa maksudmu mereka siapa? Mereka temanmu—rekanmu di grup. Kau lupa?” sang ibu menjawab, dan kian dibuat bingung saja Taehyung.

“Grup apa?” Taehyung balik bertanya.

“Tae, serius,” kata salah seorang pria dengan nada bergurau, “kalau kau pura-pura tidak mengenal kami, akan kuadukan kau pada Seokjin Hyung.”

“Tae, kau tidak mungkin lupa siapa dirimu, kan?” salah satu lagi menimpali, tubuhnya agak pendek di antara yang lain.

“Aku ingat siapa aku. Aku Kim Taehyung, tapi—apa kalian mengenalku?” Taehyung membalas. Raut wajahnya segan, dan dia sendiri tak sadar akan perkataannya yang baru saja menohok semua orang.

“Taehyung, kenapa kau bicara begitu, sayang?” sang ibu berkata.

Salah satu pria lain lagi segera menyahut, “Taehyung, kau benar-benar tidak mengenaliku? Ini aku, Hoseok Hyung—Jung Hoseok. Kita satu agensi.”

Tapi Taehyung bahkan sama sekali tak paham maksud perkataan pria itu. Pikirnya, agensi apaan?

Siapa Jung Hoseok ini saja Taehyung tak tahu. Dia bersumpah kalau ini pertama kali mereka bertemu—semua dari pria asing tersebut tak terkecuali satu pun.

“Taehyung, tolong... berhenti main-main.”

“Taehyung, katakan sesuatu.”

Karena Taehyung terlalu lama berdiam dan tak lantas menjawab, akhirnya si pria bernama Hoseok menyimpulkan, “Kau benar-benar tidak sedang bercanda, ya?”

Taehyung bingung bukan main. Situasi apa ini sebenarnya?

Seingat Taehyung, dirinya terlibat kecelakaan sepulang study tour bersama teman sekelasnya, tapi sekarang malah terbangun dengan orang-orang asing yang mengaku mengenalnya. “Apa-apaan ini?” keluhnya jenuh.

“Taehyung,” sang ibu menyentuh bahu Taehyung, amat hati-hati bertanya, “kau ingat apa yang terjadi padamu sebelum ini?”

Taehyung mengangguk. “Aku pergi ke museum bersama yang lain dan saat pulang bus kami terguling—remnya blong. Aku tidak bisa keluar karena duduk di tengah.”

Detik itu juga Taehyung melihat ibunya terdiam dengan mimik wajah terkejut—seolah tak percaya. Sampai-sampai Taehyung ikut-ikutan bungkam. Apa dia salah bicara? Adakah yang terlewat dari reka ulang ceritanya?

“Taehyung,” sang ibu kembali berkata, dia menjeda kalimatnya sejenak hanya untuk mempersiapkan diri mengatakan, “itu kecelakaan tujuh tahun lalu, sayang.”

“Tae, kau di sini karena kau kecelakaan saat akan pergi shooting iklan,” satu pria di sana mengimbuhkan.

Kini giliran Taehyung yang terkejut. Isi kepalanya terasa tak keruan diisi hal-hal rancu. Pikirannya terjebak antara kenyataan yang diketahuinya dan kata-kata di sekelilingnya. Satu hal pasti, dia mulai ketakutan. Semua penjelasan yang disampaikan terdengar konyol dan gila—mustahil dicerna sebab amat tak masuk akal bagi Taehyung.

Recall | BTS KookV [ COMPLETE ]Where stories live. Discover now