Chapter 1

3 2 0
                                    

Apa yang kalian pikirkan tentang pindah sekolah?

Bagi bocah ini pindah sekolah bagaikan masuk ke perut monster yang menyeramkan.

Dan hari ini Dec akan bersekolah di sekolah barunya. Ia pindah ke kota ini beberapa hari lalu. Baginya kota ini tidak lebih baik dari tempat tinggalnya dulu.

"Dec,saat ke sekolah barumu nanti jangan mengganti parfum gurumu dengan semprotan merica," nasihat ibu Dec.

"....." Dec mengabaikannya karna ia sedang mengoleskan selai kacang ke rotinya. Ia jadi ingat dulu saat baru masuk SMP ia pernah mengganti sirup maple milik temannya dengan oli.

Dec hanya tinggal berdua dengan ibunya di kota ini. Ayahnya? mana tau. Ia menghabiskan sisa liburan musim dinginnya dengan melempari bola salju ke jendela-jendela tetangganya. Dan mereka pindah karena ibunya dapat pekerjaan di kota ini. Oh ya, nama kota ini adalah Ruchwood.

Sesuai janjinya malam tadi. Ia akan memasukkan tikus mainan ke tas guru barunya jika ia cerewet nanti. Ia sudah membawa perlengkapan sekolahnya. Bukan perlengkapan sekolah seperti anak normal lainnya misal buku, pensil, penggaris, dll. Namun ia membawa alat sekolah versinya yaitu permen karet habis kunyah, bom asap segala warna, berbagai mainan berbentuk hewan, dan tentu saja semprotan merica dan cabe.

"Ibu berangkat dulu."

"Ya."

Lalu ibu Dec pergi dan meninggalkan Dec sendiri di rumah. Dec sudah siap mengemasi barangnya dan akan berangkat sekolah.

Ciittt......

Suara pintu bobrok yang ditutupnya perlahan. Lalu ia berangkat dengan sepeda tua miliknya.

#

Sepertinya Dec terlambat karena sekolah sudah sepi namun ia salah ternyata ia berangkat terlalu pagi.

"Selamat pagi," ucap Dec pada tukang kebun.

"Selamat pagi, kau bersemangat sekali Nak." Ujar tukang tebun itu. Dec hanya mengangguk kecil dengan cengiran di wajahnya.

Dec menyusuri lorong-lorong di sekolah itu. Memasang mainan hewan berbentuk ular di depan ruang kepala sekolah (ia masih menduga ruangan ini milik kepala sekolah).

Dec langsung pergi ke kelasnya (kali ini ia masih menduganya,dan biasanya dugaannya selalu tepat). Ia langsung masuk dan duduk di kursi belakang sendiri bagian pojok. Ia akan mengejutkan mereka dengan barang bawaannya.

Satu persatu murid lama masuk dan langsung memandangi Dec dalam diam. Dec hanya tersenyum karena tadi ia memasukkan mainan ular di laci meja teman didepannya.

Tak selang beberapa lama, pemilik bangku nahas depan Dec ini tiba dengan menatap lekat-lekat anak baru ini. Lalu ia pun duduk.

Dan reaksi dari bocah itu pasti sudah tertebak. Dia kaget sampai membuat mejanya terjengkang.

Semua orang juga kaget lalu terdengar suara cekikikan dari bocah yang duduk dipojok kelas, Dobboty Hubbywell namanya. Mungkin lain kali kita akan panggil dia Dotty (Dobboty Dirty).

Kelas pagi itu riuh karena peristiwa sepele tadi. Bagaimana dengan Dec? Dia sudah kabur pergi ke toilet.

Ia tertawa cekikikan mendengar riuh suara akibat dari ulahnya itu. Dan kali ini ia ingin bolos kelas sebagai tanda ia masuk sekolah ini dan dimulainya Operasi Declan.

#

Dec kembali ke kelas seolah tak tahu apa-apa. Ia hanya menatap Hannah, murid yang ia kerjai. Hannah terlihat masih shock dengan napas tersengal-sengal. Lalu Dec melirik Dotty yang wajahnya seperti kepiting rebus, ia telah selesai menghabiskan kantong tertawanya.

"Anak-anak, apa yang sedang kalian ributkan?" Seru seseorang dari balik pintu kelas, Ahh, ternyata Mrs.Shion guru sejarah kali ini.

Dec pun duduk di kursinya dan mencoba bersikap normal dengan duduk tenang memperhatikan pelajaran.

Dan benar saja, belum sampai 30 menit Dec sudah minta izin keluar kelas.

"Permisi," ucap Dec seraya mengangkat tangannya. Mrs.Shion yang sedang serius mendongeng itu berhenti dan menatap Dec.

"Ada apa?"

"Saya minta izin ke toilet."

"Oh, silahkan." Lalu Mrs.Shion melanjutkan ceramahnya.

Dec langsung keluar kelas dan menghirup udara kebebasan. Oh ya, ada satu hal yang terlupa. Dec belum memperkenalkan diri di depan kelas! Mungkin kehebohan pagi ini telah membuat mereka lupa akan kehadiran murid baru.

Dec yang sudah berada di pinggir kolam renang dalam sepersekian menit ini menengadah ke langit, benda apa itu? Batinnya.

Sebuah benda aneh bukan, bukan piring terbang seperti di film-film. Benda itu lebih mirip botol yang melayang.

Dan kalian pasti bisa tebak apa yang ada dalam pikiran Dec saat ini, yups ia langsung mendatangi benda tersebut. Mengira-ngira dimana benda itu akan mendarat. Tapi......

Duarrrrr........

Benda itu menembakkan semacam laser dari moncong botolnya. Kota Ruchwood seketika porak poranda.

"Alien," batin Dec. Sekarang ia sudah berada di luar gerbang sekolah dan terus mendekati benda aneh itu yang masih melayang di udara.

Kakinya terus berjalan berlawanan dengan para penduduk yang ingin menyelamatkan diri. Teriakan-teriakan yang nyaring menggema dimana-mana.

#

Wushh......

Yeay, benda itu turun dan sekarang Dec berada 15 meter dari botol aneh itu. Ia bersembunyi dibalik vending machine dan sesosok makhluk aneh keluar dari benda tersebut.

"Apa-apaan, kukira alien yang menyeramkan ternyata hanya tikus yang berbulu pink." Dec merasa kecewa dengan apa yang dilihatnya. Tikus monster itu sedang menuju ke tempat sekolah Dec dengan membawa senapan laser.

Tanpa pikir panjang Dec langsung menaiki botol terbang tersebut. Ia langsung berlari setelah si tikus itu menghilang dihadapannya.

Pintunya terbuka, betapa senangnya Dec. Wajahnya sangat sumringah, hari ini ia benar-benar beruntung, akhirnya ia bisa masuk ke kendaraan alien.

Setelah masuk Dec langsung terdiam. Ia takjub dengan isi botol terbang ini. Betapa tidak, semua benda ini benar-benar canggih. Dec tak henti-hentinya berdecak sambil menyentuh benda-benda tersebut. Ia pun terdiam di ruang kemudi botol tersebut.

Samar-samar dari kejauhan terdengar suara. "HEI KALIAN PARA MAKHLUK BUMI, PLANET KALIAN TELAH KAMI TAKLUKKAN. AKU SZUYT, DAN SEKARANG KAMI PARA MONSTER ADALAH PENGUASA PLANET INI! KALIAN HARUS BEKERJA PADA KAMI"

"Cih, tikus itu bisa bicara ternyata." Remeh Dec. Tiba-tiba dari pintu masuk botol terbang itu terdengar suara si tikus. Dec kaget, ia bertanya-tanya apakah si tikus punya jurus teleportasi? Dan yups, pintunya ditutup. Dec terkurung di botol tersebut.

"Aku harus bersembunyi," lalu Dec pun berlari menuju tempat yang menurutnya pas untuk bersembunyi. Kali ini suara si tikus mulai mendekat. Dan si tikus itupun langsung duduk di kursi kemudinya tanpa tau kalau ada anak bumi yang menyusup di botol terbang nya.

"Tour-ku baru saja dimulai." Batin Dec. Kali ini dibawa ke planet monster.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Crazy Student Into The Monsterverse [ON GOING]Where stories live. Discover now