CHAPTER 01

44 7 3
                                    

Malam sudah cukup larut, namun pejalan kaki masih membanjiri jalan-jalan di Kota Tokyo. Berpasangan dan sendirian. Ada yang tua dan ada yang muda. Di antara lautan manusia itu, seorang pemuda mematung dengan wajah hampa.

Koushuu adalah Tuan Muda sejak lahir. Kesehariannya sejak muda hanya berputar dalam kediamannya dan toko cabang Miyuki Corp tempatnya magang. Dunia luar ini begitu asing untuknya tanpa sosok Pelayan Seto dan mobil mewahnya. Siluet lautan manusia di bawah lampu temaram Kota Tokyo lama-kelamaan tampak menyeramkan.

Dalam kondisi penuh kelelahan setelah melarikan diri dan bingung dengan keadaan disekitar, Koushuu mulai menyesali kecerobohannya. Tak ada handphone. Kantongnya kosong. Dia memang tak terbiasa membawa-bawa dompet karena segala kebutuhan sudah diatur dengan baik oleh Pelayan Seto. Yang bisa dia lakukan saat ini hanya berjalan menepi dan duduk di salah satu emperan toko. Berharap Pelayan yang sudah seperti anjing penjaga itu akan mengendus jejaknya.

Koushuu meringkuk memeluk lutut dan memejamkan mata.

.

Koushuu tersentak saat sesuatu mengguncang tubuhnya. Kelopak matanya terasa ditimpa beban berton-ton sampai begitu sulit terbuka. Entah sudah berapa lama waktu berlalu sejak dia tertidur disana.

"Nak! Nak!" Orang itu mengguncang tubuhnya dengan keras kepala. "WOI BOCAAAH.. BANGUN!"

Telinga Koushuu seketika mendengung. Suara cempreng pemilik tangan yang mengguncangnya ini benar-benar berisik dan sekarang orang asing ini malah berteriak.

Koushuu mengalah. Saat kelopaknya terbuka pemandangan pertama yang dilihatnya adalah sepasang sneaker berwarna putih. Kemudian celana training hitam panjang lengkap dengan sweater berwarna sama. Syal rajutan dengan warna merah lembut melingkari leher orang itu.

"Bisakah kamu berdiri ? Atau apa kau sakit ? Perlu bantuan ?" Orang itu menekannya dengan wajah kesal. Sepertinya dia habis kesabaran karena Koushuu tak kunjung bangun.

Koushuu berdiri perlahan tanpa suara dan berniat pergi. Lebih baik tak berurusan dengan rakyat jelata kasar seperti orang di depannya. Namun sebelum dia melewati orang itu, langkahnya terhenti.

KRUUUUUUUK~

Perutnya berbunyi keras. Koushuu reflek menutup sumber suara dengan kedua tangan. Wajahnya begitu panas. Rasa malunya begitu parah sampai dia ingin mengubur dirinya sendiri saat itu juga.

"Ah, Kamu kelaparan rupanya." Celetuk pemuda itu. "Apa boleh buat, kakak ini adalah orang baik, jadi untuk kali ini kakak akan membiarkanmu masuk dan makan gratis."

Koushuu mengangkat wajahnya dengan penolakan yang siap meluncur kapan saja dari mulutnya‒namun kata itu kembali tertelan saat seringai cerah pemuda itu tertangkap oleh matanya. Jantungnya berdebar begitu cepat setelah mengenali siapa lawan bicaranya.

Takdir memang begitu suka mempermainkan skenario hidupnya. Bagaimana mungkin setelah dia kehilangan impian dengan cara yang begitu tidak adil‒melarikan diri‒dan kebingungan‒takdir menuntunnya pada impian lain yang telah dia kubur begitu dalam sejak lama.

Lonceng toko berbunyi saat pemuda itu mendorong pintu. "Oh ya bocah, sebaiknya kau ingat nama penolongmu oke. Aku Sawamura Eijun, pemilik satu-satunya toko buku antik di kota ini." Ucapnya sombong. "Selamat datang di ACE ANTIQUE BOOK."

Ada perasaan hangat mengisi dadanya ketika pemuda itu bicara. Dia senang. Khawatir yang mengisi dadanya hingga beberapa saat lalu seolah tak pernah ada. Namun bukan Miyuki Koushuu namanya kalau dia bisa bicara terus terang. "Aku Miyuki Koushuu. Terima kasih untuk tawarannya, Sawamura Eijun, tapi aku ingin mengoreksi sesuatu."

Dahi Sawamura berkerut, "Apa lagi nak ?"

Koushuu menarik nafas dan mengeluarkannya dalam satu kalimat. "PERTAMA, KURASA UMUR KITA TIDAK TERLALU JAUH JADI AKU TIDAK SUDI DIPANGGIL NAK ATAU BOCAH DAN TENTUNYA BUKAN MAS JUGA‒AKU BELUM JADI SUAMIMU. Untuk sekarang panggil saja aku‒Koushuu. AKU JUGA TIDAK AKAN MEMANGGILMU KAKAK, SATU-SATUNYA PANGGILAN UNTUKMU YANG BISA KUTOLERANSI UNTUK SAAT INI ADALAH SENPAI. KEDUA, PENAMPILANMU TERLALU TERBUKA. BAGAIMANA MUNGKIN KAMU HANYA MEMAKAI CELANA TRAINING‒YANG KETAT DAN SWEATER PAYAH ITU(apa kamu tidak sadar kalau kamu terlihat sangat imut sekarang ?). KAMU ORANG DEWASA, JADI KAMU HARUS SADAR BAGAIMANA MEMAKAI PAKAIAN YANG PANTAS SAAT BERADA DI DEPAN PUBLIK! DAN KETIGA‒JANGAN PERNAH MENAWARKAN MASAKAN BUATANMU PADA ORANG ASING LAGI‒CUKUP DENGANKU SAJA! Oh ya, dan biarkan aku tinggal dengamu mulai sekarang. Aku tidak punya tempat untuk pulang."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KISAH CINTA ANAK JURAGAN KACAMATAWhere stories live. Discover now