18

959 143 21
                                    


"jadi siapa yang akan menjentikkan nya?" tanya peter antusias.

"bersabarlah bocah." jawab dr.strange dengan malas.

"aish sudah dibilang aku sudah dewasa."

"terserah." balas dr.strange

"gue aja yang yang melakukan snap itu." ucap tchalla dengan semangat.

"idih ngga lah gue aja." ujar bruce tidak mau kalah.

"gak mau tau pokoknya harus gue." lanjut tchalla. sedangkan bruce hanya memasang wajah datar nya.

"tapi emang lo kuat?" tanya bruce sambil mengangkat satu alis nya.

"kuat lah." ujar tchalla percaya diri.

"nano gauntlet nya sudah siap." ujar nebula dan memberikannya kepada tchalla.

"lu yakin?" tanya peter yang tentu saja dengan mukanya yang tidak yakin.

"yakin."

dan tchalla pun mulai memakai nano gauntlet tersebut, dan kita semua memakai pelindung diri. dan saat nano gauntlet itu sudah mencocokan dirinya di tangan tchalla, benda itu mulai bersinar. tchalla mulai kesakitan, spontan kami panik.

"kau baik-baik saja kan?" tanya dr.strange sedikit panik.

"ya gue baik b-baik aja." ujar tchalla yang mencoba mengangkat tangan nya itu.

dan, snap. tchalla sudah menjentikkan benda itu, dan kami mulai sedikit bingung apakah itu berhasil membawa semuanya pulang?

dan beberapa menit kemudian ada sebuah lingkaran kuning yang gue yakin itu portal milik dr.strange tapi gue rasa bukan, dan ternyata itu wong.

dari portal itu kita bisa melihat orang orang yang dulu menjadi debu, dan gue pun ngeliat papah. gue mulai lari ke arah papah dan memeluknya.

"papah!" teriak gue

"y/n! astaga papah kangen banget." semua nya sudah kembali.

"wait." panggil bruce dan membuat semua nya diam.

"steve, where is natasha?" lanjut bruce, ya dari tadi gue juga gak liat mamah.

"ah benar." ujar papah dengan nada sedikit tinggi. setalah dia menoleh dia tidak mendapati mamah disebelahnya.

"tapi tadi saat wong membuat portal itu dia berada di sebelahku." ujar papah frustasi.

"hei wong, apakah ada yang tertinggal?" tanya dr.strange

"aku rasa tidak." jawab wong.

"where is gamora?" tanya peter quill.

"she--" nebula tidak dapat menjelaskan nya.

"she is gone." nebula dan para guardians lain nya mulai mencoba menjelaskan penyebab kematian gamora.

"jadi dimana mamah?" tanya gue yang sudah mulai menangis.

"tenang y/n, pasti dia aman." ujar peter yang memeluk gue.

"t-tapi-" ucapan gue terpotong.

"tidak ada tapi-tapi." lanjut peter.

"forgive me y/n, i'm sorry that i can't take care of your mother." ujar papah yang mulai tertunduk. dan gue pun memeluknya.

"it's okay dad, seperti apa yang peter katakan dia akan baik-baik saja." ujar gue menenangkan papah.

"ayo kita beristirahat, ini sudah malam." ajak bucky kepada semuanya.

saat gue sudah sampai di kamar, gue mulai nangis. dan gue memandangi foto-foto gue sama mamah. gue kangen banget.

ada yang mengetuk pintu kamar gue, dan gue pun langsung membukanya.

itu peter, dia langsung meluk gue gitu aja.

"udah jangan nangis terus." suruhnya.

"trust me babe, your mom will be fine." peter masih memeluk gue, sumpah gue sayang banget sama peter.

"i love you." ujar gue spontan.

"i love you too." dan dia mengecup bibir gue sekilas.

"but i miss her." ujar gue yang masih di dekapan peter.

"you should sleep now." kata peter.

"temenin gue ya." ujar gue dengan mata berbinar.

"iya tapi kalo lu udah tidur gue balik ya." jelas peter.

"ngga, lu harus tidur disini temenin gue gitu." paksa gue.

"okay fine i'll sleep here." ujar peter.

"and now close your eyes, and goodnight darl." lanjutnya.

"you too." balas gue.

sudah 2 hari berlalu setelah orang-orang kembali, semua orang terlihat bahagia.

"apa yang kau lakukan di rooftop sendirian?" tanya seseorang yang baru saja datang.

"um, nothing." jawab gue.

"pagi-pagi sudah duduk di rooftop, emangnya ngga dingin?" tanya orang itu.

"ngga." jawab gue singkat.

"lu bisa masuk angin, bodoh." teriak nya

"kan angin pagi tuh enak." balas gue.

"oh yaudah, mau kebawah gak?" tanya nya lagi dan lagi.

"buck lu nanya mulu deh, gue gampar nih." sahut gue.

"iya iya gue kebawah." bucky pergi dari rooftop. dan gue memutuskan untuk sarapan kebawah.

"sweetie ayo kita sarapan." ujar tante wanda sambil merangkul gue. dan kita memasuki lift untuk ke ruang makan. dan gue kaget disana ada papah yang lagi duduk di pojokan sendiri sambil menutupi wajahnya. gue jadi sedih lagi.

"pah?" panggil gue

"e-eh iya kenapa y/n?" tanya papah yang mengelap matanya, kayak habis nangis. wait? dia nangis.

"are you okay steve?" tanya tante wanda sambil membawa sarapan untuk kita.

"uh i'm okay." jawab papah sambil tersenyum, tapi gue yakin itu senyuman palsu.

"dimakan y/n sarapan nya jangan dilihatin terus." ujar peter yang tiba-tiba bergabung sarapan.

"iya-iya." akhirnya gue makan sarapan nya.

"you know? aku sangat merindukan natasha."

Before, Peter Parker Where stories live. Discover now