12 - Dare or Fucking Dare

151 19 0
                                    

Please be advise this story contain mature content.

Happy reading ^_^

*****

Kegiatanku lima hari ini bisa dibilang berjalan lancar.

Bekerja-latihan-pura-pura tidur-Zarc pulang pukul setengah sebelas-aku menjalankan aksiku. Selalu begitu. Kebanyakan aku menghabiskan sisa malamku untuk bekerja pada Don dengan obat-obatannya atau juga ganja terkadang. Atau kalau waktuku sedang kosong, aku akan bersama gengku untuk melakukan hal gila-gilaan bagi orang-orang seperti kami. I  dance with them sometimes. Tapi tarianku tidak bisa dibilang cukup buruk atau terlalu bagus untuk membuat orang-orang terperangah. Atau kalau kami tidak menari, kami membakar kayu --seperti api unggun-- dalam tangki dan 'cuddle' satu sama lain.

Kalau pagi hari sudah menyapaku, jam tiga pagi misalnya, aku akan pulang dan berusaha tidur tiga jam meski rasanya mengerikan--Hei ... aku juga tidak mau mati karena tidak pernah tidur setiap waktu. Dan setelah itu, aku pergi ke pantai terdekat, lari selama tiga perempat jam lalu pulang, mandi, dan melakukan bagian paling menghabiskan waktu yang kusukai; bekerja --minus kehadiran Shelby yang terus saja berusaha membuatku untuk menidurinya.

"Bagaimana harimu bersama mereka?" Zarc menanyaiku ketika dia mengantarku pulang malam ini.

Sejak lima hari yang lalu, Zarc memutuskan untuk membuatku menaiki mobilnya ketika kami menuju sasana. Dan lagi-lagi, dia juga membawa mobilnya yang lain. Bukan Marcedes atau Volvo miliknya yang pernah kulihat. Kali ini mobil konvertibel dari Chevrolet Corvette yang bakal membuat setiap gadis yang berkeliaran di jalanan menoleh pada kami ketika kami melewati mereka. Ha ... aku juga heran kepadanya. Dengan segala kekayaannya itu --yang mungkin dia seorang pengusaha atau apa-- dia bisa saja ngecengin cewek di jalanan untuk membawa salah satu dari mereka ke kamar tidurnya alih-alih bersamaku setiap malam. Hell, aku yakin seratus persen --ah, mungkin dua ratus persen-- kalau Zarc itu seorang yang straight sepertiku. Maksudku, apakah tidak aneh kalau Zarc itu seorang lgbt? Dia sama sekali tidak menunjukkan ciri-ciri dari mereka kecuali ciuman di ATM karena baginya aku ini imut. Dan bukankah imut itu selalu identik dengan cewek?

"Als!" Zarc menginterupsiku tentang lamunan anehku terhadapnya.

"Apa?"

"Astaga, kau tidak mendengarkanku, ya?" Mendengarkan apa memangnya? Apa sedari tadi dia ngomong sesuatu?

"Apa?" Tanyaku bingung. Dan hal itu semakin membuat Zarc mendecak.

"Aku ingin kau berhenti menemui geng di gudang bekas penyimpanan senjata itu mulai malam ini!" Tukas Zarc dengan mata hazelnya yang fokus pada jalanan San Diego yang lenggang. Dan kini wajahku memanas, malu karena Zarc mengetahui plan sembunyi-sembunyiku setelah aku pulang dari sasana.

'Fuck you with your opinion!' Suara Kellin Quin, vokalis Sleeping with Sirens menggema di mobil ini. Tepat sekali dengan yang ingin kuutarakan padanya. Tapi Zarc tak akan semudah itu menerimanya 'kan? Dia pasti akan dengan sangat mudah membuatku bertekuk lutut lagi dan lagi di bawah segala perintahnya. Laki-laki kaya sialan!

"Aku tidak lagi menemui mereka!" Bohongku sembari meremas ujung kaosku alih-alih menyumpahinya seperti yang kuinginkan. Aku tahu, sebagian kecil hatiku berkata kalau Zarc adalah orang yang baik dan ingin membuatku jadi lurus sepertinya. Tapi segala yang kulakukan saat ini memang diriku yang sebenarnya, dan siapapun tidak akan bisa mengubah hal itu. Damn! Aku rasa aku sudah terserang sindrom stolkholm. Zarc itu orang jahat 'kan?

Badassery (BoyxMan)Where stories live. Discover now