subhanallah

21.1K 2.5K 776
                                    

"ARIS ANJING!"

Bayangin kalimat pertama yang ada di ff ini adalah kata umpatan. Iya, kalau bukan karena ff ini ada unsur Haechannya mana mungkin gak ada unsur umpatannya.

"Napa sih lo, anak setan?" tanya Renjun yang duduk di sebelah Haechan.

"Enak aja anak setan! Aris kali tuh yang anak setan!" ucap Haechan dengan nada kesal.

"Lo diapain lagi sama Aris kesayangan lo itu?" tanya Jeno yang baru selesai jajan es teh di kantin.

"Anjing, apaan! Gak, gak, apaan Aris kesayangan gue. Aris hewan peliharaan gue baru bener."

"hEH, mulutnya!" ucap Jaemin seraya memukul bibir Haechan.

"BEB, SAKIT, BEB! TEGA BANGET KAMU MUKUL BIBIR SEKSI AKU!" rengek Haechan dengan suara tangisan dibuat-buat.

Renjun, Jeno, dan Jaemin hanya bisa mengelus dada mendengar rengekan Haechan yang membuat telinga mereka pengang. Kayaknya besok-besok mereka mau nyuruh kantin buat jualan penutup telinga, deh.

"Malah nangis ni bocah, cerita kali lo diapain sama calon imam sejuta umat itu," pinta Renjun dengan kode-kode menggunakan alisnya.

Haechan menarik napas panjang, "Iya dah, gue cerita. Jadi gini, tadikan gue pergi jajan roti isi di kantin, eh tau-tau di jalan ketemu si Arisanjing itu. Ya gue peduli bambang ada dia di sana. Mana dia lagi dikelilingin cewek-cewek gitu, ewh. Tapi pas gue udah ngelewatin tuh anak tiba-tiba dia manggil gue. Lo pada tau gak dia manggil gue kayak mana?" Mereka bertiga menggeleng bersama.

Haechan menarik napas lagi, "GUE DIPANGGIL MANIS DI DEPAN ORANG-ORANG DONG, BANGSAT! Tuh anak gak tahu apa ya di depannya ada cewek-cewek ngerubungin dia kayak lalat. Malu gue tuh malu, bangsat emang Aris, tuh!"

Jaemin yang mendengar ucapan penuh kekesalan dari Haechan menahan tawanya. Renjun otomatus menyikut lengan Jaemin untuk menahan tawanya, begitupun dengan Jeno. Matanya sudah melirik ke arah Jaemin yang memasukkan ujung bibirnya ke dalam. Bisa habis dia kalau ketahuan Haechan lagi ngetawain dia.

"Eh, Ka, seinget gue tapi namanya bukan Aris, deh." Ucapan Jeno diangguki Renjun yang duduk di samping Haechan.

"Lah? Emang Aris kok seinget gue."

"Bukan, njing. Namanya Vano, ege. Lo tinggal di mana, sih? Di bawah tanah apa, yak," kesal Renjun yang membuat Haechan memasang wajah sedih lagi. Haduh, ribet urusan kalo Haechan udah masang wajah begitu.

"Iya, deh, maap. Udah nyaman manggil pake nama Aris, lagian di namanya emang ada kata Aris-nya, kok. Nama tengahnya 'kan Ariesta." Jelas Haechan.

"Hapal banget sama namanya dia, katanya gak peduli," sindir Jaemin yang langsung mendapatkan tatapan membunuh dari Haechan.

"Gue cuma sebatas tahu namanya, ya! Soalnya anak-anak sekelas sering ngomongin dia, apalagi dia kemarin hampir jadi ketua rohis."

"CIE CIE RAKA CIEEEE!" teriak Renjun sembari melarikan diri dari tempat duduknya. Kalau sampai ketangkap bisa habis dia dimakan Haechan. Iya, soalnya Haechan 11-12 sama Hulk.

"JUNED, BANGSAT! BALEK GAK LO!"

Jaemin sama Jeno mah santuy aja ngeliatin dua-duanya kejar-kejaran di sekitar koridor. Ya paling kalo ketangkep guru dua-duanya disuruh bersihin kamar mandi.

BUGH!

Seluruh pandangan mata tertuju pada pintu depan kelas XI A 2, asal suara tadi berada. Jaemin dan Jeno pun juga ikut berjalan ke sana karena seingat mereka tadi Haechan dan Renjun berlari ke arah sana.

"Aduh, sakit~" ucap Haechan sembari memegangi jidatnya yang terkena pintu dan juga kepalanya yang sedikit sakit karena tertimpa beberapa buku. Tak lupa pantatnya yang harus bertabrakan indah dengan lantai.

Setan ▪︎MarkhyuckWhere stories live. Discover now