Sarah berfikir bahwa malam ini ia akan mempermalukan Angella untuk melampiaskan sedikit keluhan di hatinya. Ia tidak menyangka jika sepupu baiknya itu akan terhindar dari skemanya membuat ia diam-diam cemberut.

Melihat Diana yang bercakap-kacap dengan akbrabnya dengan salah satu nyonya sosialita kaya raya Sarah pun mengambil inisiatif untuk menyapa nyonya tersebut. Namun siapa sangka, tanggapan yang di dapatnya hanya dengusan dingin dan tatapan menghina dari Nyonya Abass yang membuat Sarah merasa sangat malu. Di tambah dengan ekspresi tak peduli yang dilayangkan Diana padanya.

Tidak perduli apa, meski ia sangat tak menyukai Diana ia takkan memperlihatkannya dihadapan orang lain. Namun tindakan Diana malam ini tidak diragukan lagi menggosok garam pada luka, menambah beban malunya.

Sarah menggertakkan gigi menahan amarah karena ia tak mampu berbuat apapun. Selain dari tanggapan Mila yang berpura-pura tidak melihat, ketidak hadiran orang tuanya pun memaksanya menahan diri dan memaksanya bertahan menahan penghinaan, kedua orang tuanya tidak bisa datang karena masih sibuk dengan proyek di singapura sana. Dalam hati ia bertekad suatu saat nanti ia akan membalas penghinaan ini berkali-kali lipat pada Diana.

Ekspresi Sarah pun semakin jelek saat matanya tak sengaja melihat tatapan beberapa pria tak tertuju padanya, melainkan pada Angella. Kebencian Sarah pun turut ia arahkan pada Angella, yang menurutnya Angella telah mencuri pusat perhatian darinya!

Diana yang melihat itu hanya tersenyum sinis diam-diam karena ia tau dengan baik sifat sepupunya yang pastinya malam ini tak akan melepaskan adik malangnya itu dengan mudah.

Benar saja tak lama kemudian Sarah pamit beralasan ingin ke kamar mandi yang membuatnya tak dapat menahan perasaan gembira. Beberapa menit kemudian ia kembali dengan wajahnya yang kembali tenang dan ceria seperti biasa, tak ada sedikit pun jejak kebencian yang tadi di rasakannya seolah hanya ilusi. Diana mengagumi kemampuannya itu.

Seorang pelayan datang membawakan minuman. Semua orang masing-masing mengambil satu dan menyisakan dua orang yang tersisa tak kebagian yang tidak lain adalah Angella dan Sarah. Diana yang baik hati menawarkan minumannya yang tentu di tolak keduanya. Tak lama kemudian Sarah pun menghentikan seorang pelayan yang lewat dengan nampan dan minumannya. Ia mengambil dua gelas, yang satu untuk dirinya dan satunya lagi tentunya ia serahkan pada Angella.

Dua kedipan Angella terima sebelum akhirnya ia pun mengangkat gelas dan menyesapnya secara perlahan.

Melihat hal itu mata Sarah berbinar senang sebelum turut menyesap minumannya. Dari samping Diana yang menjadi penonton pun tersenyum tipis dan ikut meminum minumannya.

Ketiganya, Sarah, Diana dan.. Angella, minum dengan harapan yang sama dalam hati. Semoga malam ini semua berjalan sesuai rencana.

Diana masih mengobrol dengan nyonya Abass dan Sarah memilih mencari beberapa teman yang di kenalnya di pesta itu. Sedang Angella duduk dengan tenang di sebuah meja yang sama dengan ayah dan ibunya. Tak lama kemudian datang dua orang pria muda menghampiri meja mereka dan mengucapkan selamat pada Frans.

Angella tertegun di tempatnya memandangi salah satu di antaranya. Dua sosok yang mampu mencuri hampir semua hati kaum hawa yang hadir disana.

Salah satunya mengenakan setelan putih dari atas hingga bawah yang memberi kesan pada yang menatapnya bahwa sosok pria tampan yang tampak ramah itu mudah di dekati. Dan satunya lagi bersetelan hitam berdasi garis-garis merah yang membuat siapa saja menatapnya tak dapat menahan perasaan misterius.

Rafael, nama itu terucap dalam hati Angella.

Merasakan tatapan yang tertuju padanya, mata hitam sepekat malam milik pria berwajah tampan namun dingin itu menyapu tubuh Angella. Hanya sesaat karena setelah itu ia kembali mengambil tatapannya seolah melihat sesuatu yang tak peting.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitWhere stories live. Discover now