Coffe Love 2

1.5K 24 0
                                    

-Bagian 2-

-@@@-

Jinhwan sedikit menggila, sepanjang perjalanan pulang dia terus saja mengerang. “Gila, aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa aku menulis memo seperti itu pada seorang yang tidak ku kenal. Seorang gadis!? Untuk seorang gadis!? Oh Tuhan. Ada apa denganku?”

Keesokan paginya, Aku bersiap untuk ke cafe lebih awal. Di sela perjalananku, aku teringat kejadian semalam bahkan aku memimpikan gadis itu. Pertanda apa ini?. Ku mencoba untuk konsentrasi mengendari mobilku hingga sampai di cafe Paradise langgananku.

Ku lihat cafe itu masih tetpampang tulisan closed. Aku mendengus sebal karena harus datang terlalu pagi, bahkan ku belum sempat sarapan. Ku mencoba keluar dari mobil mencari makanan disekitar cafe. Tak jauh ku lihat warung pinggiran dari sebuah mobil yang menyediakan berbagai makanan.

Aku bingung ingin makan yang mana? Ada Udon, Tobokki, dan lain-lain. Karena laparnya, aku mengambil beberapa tusuk sosis bakar dan satu cup tobokki dan sebotol air mineral memilih makan di mobil.

“Aaahh akhirnya kenyang juga” cukup lama ku menunggu cafe akhirnya dibuka.

Aku mempertajam pandanganku saat seseorang membuka pintu cafe tersebut. Aku seperti pernah melihatnya, iya gadis itu terasa tidak asing tapi... Siapa? Dimana aku melihatnya? .

Jinhwan berfikir sejenak mengingat-ingat hingga akhirnya dia ingat, jantungnya seketika berdegup takk karuan. Dia terus mengamati gadis itu dari dalam mobil.

“Diakan gadis yang ku lihat di kedai semalam? Apa yang dia lakukan disini? Mungkinkah dia bekerja disini?” rasa penasaran mulai menyelimuti hati Jinhwan. Pria itu mencoba keluar memberanikan diri untuk masuk ke cafe menghampiri gadis itu.

“Hyung!” panggilan seseorang membuatnya menoleh ditangah langkahnya.

“Renjun, Syukurlah kau datang” Jinhwan merasa sedikit lega sambil menepuk bahu pemuda yang sudah dianggapnya seperti adik karena begitu akrab semenjak kenal di cafe.

“Kenapa Hyung? Oia Hyung sudah melihat si pembuat coffe itu belum? Dia datang lebih awal untuk membuka cafe ini. Ayo masuk nanti akan ku kenalkan, mumpung cafe masih sepi” sambungnya lagi sambil melangkah masuk.

“M...Mwo!?” Jinan terkejut dengan ucapan Renjun.

“Hallo Nuna!” sapa Renjun pada gadis tersebut yang sedang bersih-bersih

“Pagi Renjun! Tumben sekali kau datang lebih awal” jawab gadis itu

Renjun tersenyum sambil menaruh tasnya di loket. Sedangkan Jinhwan duduk dengan perasaan yang campur aduk, kali ini perasaanya benar-benar aneh. Sejak semalam jantungnya suka berdegup kencang ditambah saat melihat dan mengingat gadis itu.

Renjun mendekati Jinhwan “Nona! Ada seseorang yang ingin bertemu dan memgenalmu!” teriaknya membuat Jinhwan panik.

“Nugu?” tanya gadis itu sambil melihat orang disamping Renjun. Dia tersenyum tipis sambil membungkuk kepalanya dengan kaku. Gadis itu menghampiri Jinhwan.

“Aku tinggal ya Hyung. Nuna, biar aku yang bersih-bersih” Renjun merebut lap dari tangan gadis itu.

“Uh Bukankah anda...”

“Namaku Kim Jinhwan” ucapnya sambil mengulurkan tangannya

“Namaku Monalisa. Kau, pengunjung yang semalam di kedai mie itu kan?”

“Iya, senang bisa bertemu lagi denganmu Nona Lisa” Jinhwan tersenyum begitu juga dengan Monalisa, sesuatu terjadi diantara tatapan keduanya seperti ada sesuatu yang menyatu dan hati yang berterbangan bersama bunga-bunga.

“ Ada apa kau mencariku?”

“Coffe, aku adalah pelanggan dicafe ini yang suka sekali dengan coffe disini. Aku sangat penasaran dengan sipembuat coffe tersebut, karena rasanya sangat berbeda dan begitu nikmat dibanding coffe-coffe ditempat lain yang pernah ku kunjungi. Aku hanya bisa menikmati coffenya tapi, aku tidak tahu siapa yang membuatnya. Bisakah kau pertemukan aku dengannya?” jelas Jinhwan

Gadis itu tersenyum “Coffe yang anda minum adalah coffe buatanku”

Jantung Jinhwan semakin berdegup kencang pendengar pengakuan Lisa (“Jadi gadis cantik ini yang membuatku merasakb nikmatnya coffe” batinnya)

“Jadi? Anda si pembuat coffe itu? Sungguh tidak menyangka kalau Nona yang membuat coffe senikmat itu. Kalau boleh, maukah kau mengajariku membuat coffenya?”

“O...oh tentu tapi... Tidak di sini? Kalau mau, kau bisa datang ke kedai mie. Aku akan mengajarinu disana. Bagaimana?”

“Baiklah! Aku setuju!” Jinhwan tersenyum.

-@@@-

1 bulan sudah aku belajar membuat kopi dengan Monalisa, kedekatan kamipun semakin bertambah. Aku mulai merasa nyaman bersamanya, aku selalu bahagia bila menatap wajah dan senyumnya, mataku tak dapat berpaling darinya, anehny lagi, sehari tidak bertemu rasanya sangat-sangat gelisah. Entah perasaan apa itu? Mungkibkah ini yang dimanakan kangen?

Setelah berfikir dan terus memikirkannya, rasa ingin memilikipun hadir dihatiku. Pertama, iya dan untuk pertama kalinya aku merasakan hal-hal aneh seperti ini. Seperti yang orang-orang katakan. Apakah aku sedang jatuh cinta?. Akupun merasa yakin dengan perasaan ini hingga, aku memberanikan diri untuk mengajaknya jalan-jalan keluar.

-Di Taman kota-

Jinhwan dan Lisa duduk di bangku sambil menikmati es krim. Tidak hanya mereka berdua yang ada ditaman tapi banyak dan ramai.

“Lisa, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?”

“Hmmm katakan saja” jawabnya sambil terus melahap es krimnya

“Kau sudah punya kekasih?” tanya Jinhwan dengan ragu-ragu

Lisa menghentikan makannya, dia menoleh menatap Jinhwan, kedua mata mereka saling bertemu. Angin semillir ikut mengiringi suasana dengan lembut dan sejuk. Jinhwan yakin kalau itu adalah jawaban bahwa Lisa mengharapkannya.

Jinhwan mengusap lembut es krim di bibir gadis itu membuat Lisa terkesiap dan gugup. “A...aku belum punya kekasih”

Mendengar jawaban itu, hati Jinhwan amat sngat bahagia dan lega, tanpa ragu dia meraih tangan Lisa dan menggenggamnya erat. Gadis itu cukup kaget dengan apa yang dilakukan Jinhwan. Dengan wajah yang saling berhadapan dan mata yang saling menatap. Moment inilah yang akan Jinhwan tunggu.

“Lisa-ya, bersediakah kau menjadi kekasihku?” ucapnya dengan kalimat yang entah benar cara menembak wanita atau bukan.

Jantung Monalisa berdegup kencang, hampir meledak karena terlalu bahagia. Cukup lama keduanya diam dan hening.

“Iya, aku bersedia” jawabnya sambil tersenyum. Jinhwan tak mampu berteriak bahkan kaku walau hatinya amat sangat bahagia. Tapi, yang dapat dia lakukan saat ini... Wajahnya mencoba mendekat hingga bibirnya menempel sempurna dibibir gadisnya. Lumatan lembut dirasakan Lisa yang mulai memejamkan matanya dan membalas ciumannya, keduanya terbawa dalam cumbuan mesra, walau didepan umum.

-@@@-

2 bulan setelah jadian dan kami berkencan. Aku langsung melamarnya karena aku yakin dia adalah pilihan yang tepat untukku, 1 Minggu kemudian aku menikahinya. Kalian tahu  moment itu adalah moment yang paling membahagiakan untuk kami dan keluarga besar kami.

Pasalanya keluargaku selalu mendesaku untuk mencari wanita dan sekarang, aku memberi kejutan pada keluargaku dengan menikahi wanita yang aku cintai. Cinta pertamaku dan terakhirku. Kami dipertemukan dengan cara yang unik yaitu karena secangkir Coffe latte buatannya, COFFE LOVE.

                    This is My Story
                      Kim Jinhwan 💕

-END-

Kumpulan Fanfiction Oneshoot dan TwoshootWhere stories live. Discover now