•01• Play ▶

17 4 0
                                    

Veila mengerjapkan matanya berkali-kali. Sinar matahari yang menyusup lewat jendela menusuk matanya.

Matanya kembali mengerjap, Ia kembali mengingat seluruh kejadian semalam.


Gawat.


Dengan tergesa-gesa ia melihat kalender di meja, bertuliskan 4 April 2420.

Semua seperti semula.

Bagus.

Segera ia mengambil handphonenya dan menelfon seseorang.





"Halo?" sahut seseorang disebelah sana.

"Lin, temenin gue jalan-jalan yuk" ujar Veila sambil membuka lemari baju.

"Mau kemana?" tanya Guanlin disebrang sana.

"Kemana aja deh, gue mau keliling Korea selama gue masih disini." jawab Veila cepat lalu mengambil satu setel pakaian.

"Lah, lo masih seminggu disini kan? Buru-buru banget" ujar Guanlin sambil terkekeh membuat Veila juga tertawa hambar.

"Iya, tapi gue mau jalan-jalannya sekarang. Katanya bunga sakura sudah muncul kan?"

"Yaudah, gue tunggu di depan apartemen lo, jam 9 oke?" sahut Guanlin yang langsung disetujui oleh Veila.

"Oke, jam 9 ya. See you" seru Veila lalu mematikan sambungan.

Ia tidak akan melewatkan kesempatan ini.

¤¤¤

Veila berdecak, sudah jam 09.10 namun keberadaan Guanlin masih belum terlihat.

Kebiasaannya sedari kecil memang tidak pernah berubah rupanya.

"Woii, maaf telat" seru Guanlin sambil menghampiri Veila.

Veila mengerucutkan bibirnya,

"Lama lo" serunya kesal lalu berpaling begitu saja.

"Elah, cuman telat sepuluh menit" ujar Guanlin santai lalu berjalan ke depan Veila.

Veila merengut, "Waktu gue gak lama."

"Hah?"

Veila terdiam, ia baru sadar bahwa kata-kata yang ia gunakan salah.

"M-maksudnya nanti malam gue ada acara, jadi gak bisa lama-lama" ujar Veila sedikit tergagap karena panik.

"Yah, padahal gue mau ajak lo ke Cheongsando island" ujar Guanlin sedikit kecewa.

Veila menggeleng, "Jangan deh kelamaan. Sekarang kita kemana?" tanya Veila antusias.

"Rahasia."

Veila berdecak, hendak melayangkan protes namun terhenti karena Guanlin telah jalan lebih dahulu meninggalkannya.

"HEH, TUNGGUIN!"

¤¤¤


Yunjunro Road

Mulut Veila terbuka lebar, melihat sederetan pohon Sakura yang telah mekar bunganya.

Kelopak-kelopak bunga yang gugur mengiringi setiap langkah yang mereka lalui.

"Tutup mulutnya, nanti kemasukan laler" ujar Guanlin mengintrupsi membuat Veila seketika mengatupkan mulutnya.

"Sejak kapan disini ada laler?" protes Veila tak mau kalah.

Namun setelah itu Veila langsung berlari ke arah sebuah pohon sakura.

"Fotoin dong" ujar Veila tanpa dosa dan langsung memberikan handphonenya kepada Guanlin.

"Jadi gue disini cuman fotografer sama guide? Cukup tau." ujar Guanlin sok tersakiti yang dibalas kekehan oleh Veila.

"Ayo fotoin!" perintah Veila lalu tersenyum lebar dan bergaya ke arah kamera.

Guanlin mendengus, dengan terpaksa ia mengambil beberapa foto.

"Nih." ujar Guanlin lalu memberikan handphone Veila.

Veila tersenyum senang lalu melihat hasil-hasil foto tangkapan Guanlin, hanya saja ada yang aneh.

Seketika Veila terdiam, matanya langsung menatap Guanlin tajam.

"KOK ISINYA FOTO LO SEMUA?!"

Guanlin tertawa keras lalu lari begitu saja.

Veila mendengus malas, namun setelah itu ia tertawa dan mengejar Guanlin.

• • •

"Lo ta-hu gak, ka-ki lo pa-njang." ujar Veila tersendat-sendat setelah acara kejar-kejarannya dengan Guanlin.

"Te-rus?" tanya Guanlin tak minat yang keadaannya hampir sama dengan Veila.

"Gue susah ngejarnya!" ujar Veila emosi yang malah membuat Guanlin tertawa.

"Duduk sana. Gue beliin minuman" ujar Guanlin sambil mengacak rambut Veila dan menunjuk sebuah bangku dengan dagunya.

Veila menurut, lalu menduduki bangku yang ditunjukkan oleh Guanlin.

Tempat yang diduduki oleh Veila terdapat banyak pohon Sakura disekitarnya.

Kelopak-kelopak bunga sakura berjatuhan ke atas rambut Veila, membuat Veila tertawa geli entah karena apa.

Andai saja ia bisa terus seperti ini.

Tapi itu hanya harapan bukan?

→Replay←

Belom end kok gais masih next chap hehe.

Ryl 💜
050619

Replay ; LGL ✔Where stories live. Discover now