"Tentu saja karna tidak ada yang mengendalikannya lagi"

Jisoo manggut-manggut mengerti.

"Sekarang bisa aku bertemu Taehyung, Jisoo?"

Jisoo menggeleng dengan berat hati, "Dia lari bersama rekannya beberapa hari yang lalu."

Sejeong kembali merasakan lututnya lemah. Padahal tinggal sedikit lagi walaupun ia harus dipertemukan dengan Taehyung dalam keadaan seburuk ini.

Berarti orang yang ditemuinya waktu lalu memang alter ego Taehyung.

Sejeong memejamkan matanya kuat-kuat saat air matanya kembali berontak ingin keluar.

"Tenang lah, Kim Sejeong. Kau mencarinya tidak sendiri," Jisoo memegangi satu tangan Sejeong. "Kulihat Mr. Kang adalah pria yang bertanggung jawab. Orang-orangnya bahkan bisa menemukanku, maka aku yakin dia juga bisa mempertemukanmu dengan Kim Taehyung."

Sejeong mengangguki samar. Ucapan Jisoo benar, bahkan setelah pencariannya yang hampir satu tahun belum juga membuahkan hasil, tapi Daniel bisa menemukan Taehyung lebih cepat dari petugas kepolisian.

Setelah berpamitan dengan Jisoo, Sejeong kembali ke mobil Daniel. Pria itu tengah menunggunya di sana dengan wajah dingin.

"Niel"

"Hm?" sahut Daniel tanpa menoleh, pura-pura fokus dengan jalanan di depannya.

"Terima kasih banyak"

"Aku tidak ingin mendengar terima kasihmu, Je. Jangan lupa, aku melakukan ini tidak gratis"

Sejeong tidak bicara lagi.

Ia tau Daniel sedang menahan cemburu. Tapi perasaannya sendiri sedang kacau sekarang.

~~~

Daniel merasa perasaannya setiap harinya seperti sebuah roller coaster. Kadang ia dibawa ke tempat yang paling tinggi dan detik berikutnya ia sudah ditempatkan di posisinya yang paling bawah. Daniel benar-benar tidak pernah seputus asa ini. Dan hanya Sejeong yang bisa melakukan itu padanya.

Kadang ia tidak mengerti kenapa Tuhan mengirimkan sosok dokter cantik itu untuknya? Untuk sebuah pembelajaran kah? Bahwa tidak semua bisa diraihnya dengan mudah.

Baru saja Daniel bisa melihat Sejeong menangisinya, dan sekarang gadis itu tengah menangisi pria lain.

Kim Sejeong, sebenarnya hatimu itu untuk siapa?

Daniel mengusap wajahnya kasar. Berhadapan dengan yang namanya perasaan memang semerepotkan ini? Seharusnya dari awal ia lebih memakai logika saja dalam menghadapi gadis itu. Daniel benar-benar tidak tau ia akan terjebak terlalu dalam pada pesona seorang Kim Sejeong yang sebenarnya tak seberapa.

Sekarang ia menyesal sudah mempertemukan Sejeong dengan pengacara Kim. Seharusnya ia tutupi saja kebenaran yang didapatnya. Tapi itu berarti selama itu juga masih ada orang itu di hati Sejeong. Daniel tidak ingin itu. Ia ingin secepatnya mengusir pria bernama Kim Taehyung itu dari hati dan pikiran Sejeong.

Sejeong adalah miliknya!

Bahkan seorang Kim Taehyung atau si psikopat Lee Taeyong sekali pun bukan lah saingannya!

Daniel sendiri di hari sebelumnya diberitahu oleh orang-orangnya bahwa ada seseorang yang mengenal Kim Taehyung. Karna itu Daniel langsung berinisiatif menemui Kim Jisoo malam itu.

Setidaknya sekarang mereka sudah selangkah lebih dekat untuk menemukan Taehyung. Dan Daniel semakin tidak sabar untuk memberikan sedikit 'salam' perkenalan pada pria itu.



~~~



"Kim Sejeong, kau baik-baik saja?" tanya Chungha khawatir melihat temannya itu nampak berkeringat dingin dengan wajah pucat.

Kedua dokter wanita itu kini sedang berada di dalam lift, bersiap untuk kembali ke penginalan mereka.

Sejeong tidak menyahut. Gadis itu hanya menggeleng lemah sambil terus memijat pangkal hidungnya.

Chungha segera membantu Sejeong berjalan begitu pintu lift terbuka. Walaupun Sejeong masih terlihat kuat untuk berjalan sendiri, tapi tetap saja Chungha dibuat khawatir. Pasalnya selama ia mengenal gadis itu belum pernah ia melihat Sejeong sakit. Bahkan sekalipun temannya itu kurang tidur karna terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Sejeong akan tetap menjadi wanita kuat yang tidak pernah mengeluh sedikit pun.


Sementara dari lantai yang berbeda, Daniel baru saja ingin melangkahkan kakinya ke ruang rapat saat seorang dokter pria yang diketahui Daniel sebagai salah satu teman Sejeong, tengah menerima telpon dengan raut khawatir.

Tadinya Daniel tidak ingin peduli, tapi perkataan dokter bedah itu sukses menghentikan langkahnya.

"Bagaimana ini aku masih ada rapat, Chungha. Tolong jaga Sejeong dulu ya? Aku akan segera menyusul jika sudah selesai"

Kim Jaehwan, si dokter bedah yang sejak tadi diperhatikan Daniel hampir melompat karna begitu terkejut mendapati Daniel tau-tau sudah berada di belakangnya sambil memandanginya tajam.

"Ada apa dengan Sejeong?"

"Uhm- itu, pak"

"Jawab aku dengan benar, dokter Kim Jaehwan!"

"Sepertinya dia terserang demam"

Jaehwan dibuat takjub ketika langkah cepat Daniel melesat begitu saja meninggalkannya. Astaga, bahkan pria itu meninggalkan rapat untuk seorang wanita??









~~~





"Jangan pergi.."

Daniel langsung mendekati tubuh tidak berdaya Sejeong, begitu mendengar gadis itu kembali mengigau.

Begitu sampai di kamar Sejeong, Daniel meminta Chungha yang sebelumnya tengah menjaga gadis itu untuk membiarkannya menjaga Sejeong seorang diri.

Jadi tinggallah Daniel di sana yang hanya bisa memandang khawatir pada keadaan Sejeong. Gadis itu sejak tadi terus mengatakan "Jangan pergi" dengan mata terpejam. Rasanya sakit sekali melihat gadisnya itu terbaring lemah saat ini

"Jangan pergi.."

"Aku di sini, sayang," Daniel berbisik lembut.

"Jangan pergi.. aku mohon.. hiks"

Kali ini Sejeong sedikit terisak, membuat Daniel panik setengah mati.

"Hei, Kim Sejeong, aku di sini, sayang. Aku mohon jangan menangis lagi"

Daniel memeluki tubuh hangat Sejeong sambil sesekali mengecupi kening gadis itu yang masih basah oleh keringat.

Deru napas gadis itu mulai teratur.

Daniel pikir itu akan membuatnya sedikit lega, sebelum sebuah gumaman pelan yang kembali keluar dari mulut Sejeong sangat cukup untuk mematahkan hatinya.

"Oppa.."











What's wrong with Mr. Kang?Where stories live. Discover now