0:06

4.5K 641 57
                                    

Sore ini Mark meminta Haechan menemuinya di atap gedung akademinya. Haechan juga tidak tahu apa alasan Mark menyuruhnya ke sana, tapi Haechan sudah berdoa kok semoga Mark tidak mendorongnya dari atas gedung.

Yang membingungkan lagi Mark meminta Haechan membawa kertas tugas yang disuruh oleh Mark. Haechan yang disuruh sih iya iya saja, daripada kena amarah Mark.

Pintu penghubung antara tangga dan atap gedung sekolah di buka oleh Haechan dengan pelan. Di sana Haechan melihat punggung seseorang yang mengenakan baju berwarna putih.

"Kak Mark?" panggil Haechan dengan ragu.

Merasa terpanggil Mark menoleh ke arah sumber suara. Haechan yang melihat Mark tersenyum lebar dan berjalan ke arah Mark.

"Halo, Kak Mark~!" sapa Haechan dengan ceria.

"Tumben ceria begini? Kenapa? Pasti ada sesuatu, nih."

Haechan mengeluarkan cengirannya mendengar ucapan Mark yang benar adanya. Lama-lama Mark jadi kayak cenayang, ya.

"Tadi habis dibeliin makanan sama Kak Jeno makanya senang begini," jawab Haechan dengan malu-malu.

"Baru makanan saja kau sudah sebegini bahagianya. Lama-lama aku curiga dengan hubunganmu dengan Jeno, sebenarnya kalian ada hubungan apa?" tanya Mark dengan tatapan penuh curiga.

"Aku? Dan Kak Jeno? Hubungan apa? Aku cuma berteman dengannya. Memangnya kelihatannya ada hubungan apa?"

Mark menarik napas panjang lalu mengalihkan pandangannya ke arah depan gedung akademi. "Kau menyukai Jeno, ya? Jujur saja."

Haechan mengerutkan keningnya. Jujur saja, ini sudah keberapa kalinya Mark bertanya padanya perihal apakah ia menyukai Jeno atau tidak dan jawabannya selalu tidak. Tapi tetap saja Mark akan selalu bertanya.

"Tidak, sudah berapa kali aku mengatakan aku tidak menyukai Kak Jeno? Lagipula Kak Jeno sama sekali bukan tipeku, dia terlalu suka bermain-main, aku tidak suka."

Mark menengok ke arah Haechan yang ikut mengalihkan pandangannya ke arah depan gedung akademi. "Lalu yang bagaimana tipemu?"

Haechan yang tadinya fokus menatap lurus menolehkan kepalanya dan menatap balik Mark. Pandangan mereka bertemu. Mark tidak mau menutup matanya, begitupun dengan Haechan.

"Aku tidak pernah membuat daftar tipeku, tapi aku tahu mana orang yang bisa membuatku selalu nyaman dan mana yang tidak."

Mark terbatuk mendengar jawaban Haechan. Sedikit terkejut dengan jawaban Haechan yang sangat di luar ekspektasinya.

"Kak Mark tidak apa-apa?" Mark menggeleng-geleng sambil menunjukkan wajah bahwa ia baik-baik saja.

"Kertas yang kusuruh bawa kau bawakan?" Haechan mengangguk. "Mana?" tangan Haechan mengarahkan sebuah kertas bergulung pada Mark.

"Kita buka tugas keduamu, ya."

Haechan hanya mengangguk singkat sambil mencuri pandang pada kertas yang Mark buka. Keningnya sedikit mengerut saat membaca tulisan tugas keduanya. Begitupun dengan Mark, keningnya mengerut membaca tulisan yang ada di kertas itu.

"Kalian punya satu permintaan yang harus diwujudkan oleh tutor kalian masing-masing dan kepada para tutor, kalian wajib mewujudkannya." Mark membaca tulisan di kertas itu dengan suara sedikit keras agar Haechan bisa mendengarnya juga.

Haechan bingung. Memangnya dia harus minta apa ke Mark? Kalau mendadak begini dia tidak tahu harus meminta apa, otaknya mendadak membeku rasanya.

"Kau mau minta apa?" tanya Mark.

Ultimate Kiss | Markhyuck [99 × 00]Where stories live. Discover now