Chapter 1- Kejadian

4.5K 315 2
                                    

Jangan lupa vomant!

♡♡♡

Terlihat diujung ruangan yang gelap, tampaklah seorang pemuda sedang menahan sakit pada sekujur tubuhnya.

Pemuda itu meringis, merutuki kebodohannya yang mengikuti kemauan mereka. Seharusnya ia sadar bahwa dirinya lemah.

" Kau tidak apa-apa Kai?"

Terlihat dari arah jam dua, seorang wanita menghampirinya dengan wajah khawatir. Dengan tangannya, wanita itu membelai pipi Kai yang terlihat tirus.

"Kenapa kau mengkhawatirkanku?"

Kai bertanya dengan suara seraknya. Ia tidak mau terlihat seperti pecundang. Walaupun kata 'pecundang' itu sangat pantas untuk dirinya.

" Kau bertanya padaku mengapa aku mengkhawatirkanmu? Aku ini Ibu mu Kai! Ibumu!"

Wanita itu berteriak sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kai, " Benarkah? Lalu jika kau adalah ibuku. Dimana dia yang selalu berkata bahwa ia ingin membunuhku?"

Ucapan tersebut sangat menghujam hati wanita itu.

Hingga ia berkata, " Dia bukan aku! Bukan!"

Tangisan yang cukup keras terdengar diseluruh penjuru ruangan.

" Sudah selesai acara menangisnya?" Suara berat yang menyapa telinga mereka berdua. Lelaki tersebut menarik paksa wanita yang mengaku dirinya 'Ibu' Kai.

Hingga kemudian suara hening yang selalu menemaninya setiap saat. Ya, Kai kembali sendiri.

Ia tidak sanggup untuk menahan semua tangisan yang ia tahan sedari tadi. Tubuhnya bergetar, ia memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya.

Ia ingin bahagia. Walaupun sekali saja.

♡♡♡

Matahari yang sangat cerah menyapa dunia untuk membuat semua orang semangat dengan kehidupan yang dijalani.

Tetapi, tidak untuk Kai.

Sedari tadi Kai berkerja dari malam hingga pagi hari. Ia sama sekali tidak beristirahat karena melayani pelanggan-pelanggan yang mengunjungi cafe tempatnya bekerja.

Sesudah kejadian dua bulan yang lalu. Kai berusaha untuk melupakan memori itu. Walaupun sampai sekarang memori itu tidak pernah lenyap diotaknya.

Sungguh ia sudah berusaha melupakan hal itu dengan berbagai cara. Kembali merokok dan meminum alkohol yang berkadar tinggi.

Hasil uang yang ia dapati selama bekerja ia habiskan untuk hal semacam itu. Kai tidak mau melanjutkan sekolah menengah pertamanya. Menurutnya, tidak ada gunanya bila ia bersekolah. Salah satu alasannya adalah 'malas'.

Pagi ini, boss yang memiliki cafe ini memberinya bonus uang karena sudah bekerja dengan amat baik. Dan sekarang pikirannya sudah melayang untuk menghabiskan uang itu dengan meminum alkohol dan membeli satu box yang berisikan ayam goreng.

Hanya itulah kegiatan yang ia lakukan dua bulan belakangan ini. Setidaknya, ia tidak terbebani dengan orang-orang yang membencinya ataupun menjatuhkannya.

Dengan senyuman khas-nya yang indah. Kai berjalan kearah rumah sewanya. Rumah itu memang kecil, sangat kecil sampai kamar tamu, dapur dan kamar pribadi pun menjadi satu. Tetapi setidaknya, Kai masih bisa memenuhi kebutuhannya hingga sekarang.

Setelah masuk kedalam rumah kecilnya, Kai merenggangkan otot-ototnya yang tegang. Ia sungguh lelah hari ini.

Kai juga tidak lupa tujuan awalnya, ia memesan satu box ayam yang ia idam-idamkan.

Tidak menunggu terlalu lama, seseorang sudah mengetuk pintu rumahnya dan memberi suatu barang yang berisikan makanan.

Akhirnya Kai mengambilnya dan tidak lupa membayarnya.

Tetapi saat Kai memberi uang kepada orang itu," Tidak.. kau hanya perlu mengambil dan tidak perlu membayarnya."

Selanjutnya orang itu meninggalkan Kai yang menatap orang itu bingung.

Apa orang itu mengira bahwa dirinya tidak memiliki uang? Tetapi bukankah ia melihat sendiri kalau ia memberi selembar uang berwarna merah?

Kai bertanya-tanya sampai suara dari perutnya menyadarkannya dari lamunan.

Akhirnya Kai mengabaikan kejadian tersebut dan memakan makanan itu. Tidak lupa dengan tiga botol alkohol yang berada disampingnya sekarang.

♡♡♡

" Uhh.. kenapa hidupku selalu seperti ini?"

Kai sudah dibawah kesadarannya, ia sudah mabuk setelah menghabiskan botol keduanya.

" Aku tetap sendiri, tidak ada yang mau menemaniku." Tetesan air mata turun begitu saja. Kai menjambak rambutnya sendiri hingga beberapa helaian rambutnya terlepas.

" Kenapa? Kenapa aku sungguh menyedihkan." Semua yang ia rasakan selama ini ia keluarkan begitu saja. Tidak peduli bahwa seseorang melihatnya nanti. Yang ia inginkan sekarang adalah meluapkan semua kesedihannya.

" Aku tau aku adalah pecundang! Aku tau aku adalah manusia rendahan! Aku tau aku tidak pantas hidup." Diperkataan terakhirnya suara Kai memelan.

Kai kembali mengingat berbagai ucapan orang kepadanya. Maupun kejadian yang sangat membuatnya menderita.

***

Story ini lebih baku daripada story ku yang satunya. Aku buat story ini baku supaya feel dari story ini dapet.

Jadi yang gak suka maap-maap aja nih hehehe♡

Makasih udah vomant chingu!

Never - KIMKAIWo Geschichten leben. Entdecke jetzt