BAB 1

380K 5.8K 34
                                    

Marcus Conner mengepalkan kedua tangannya. Terlihat rahang lelaki itu mengeras. Otot pada seluruh tubuh nya kaku seketika melihat pemandangan kekasih nya bercumbu dengan Essac Bastian, saingan berat perusahaannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Geram Marcus menatap Clara Clark, kekasih nya dibalut dengan gaun merah berpotongan rendah membuat semua lelaki akan melebarkan matanya. Clara tak sanggup menjawab karena terlalu kaget dengan kehadiran Marcus. Gadis itu menjawab tergagap, "ak..aku hanya.."

"Kau seharusnya sadar Marc, gadis ini tak mencintaimu. Kau tahu, ia hanya mendambakan harta mu. Ia bahkan bilang bahwa kau sangat bodoh, terlewat bodoh karena kau selalu memberikan apapun yang ia inginkan pada-"

Ucapan Essac tak sempat terselesaikan karena Marc langsung menghujam pipi Essac dengan mantap. Semua mata di kelab malam itu langsung tertuju pada Marcus dan Essac. Clara langsung berteriak histeris melihat kecelakaan ini. Mata Marc berwarna biru seakan mampu membekukan Clara saat itu juga. Marc menatap Clara dengan tatapan menusuk. "Kenapa? Kau berkhianat! Dasar wanita jalang. Anggap hubungan kita adalah sampah. Dan ku rasa, kau seharusnya melayani tamu yang lain supaya uang mu bertambah banyak, bukan?"

Dengan gusar Marcus meninggalkan ruangan gemerlap itu, tanpa memperdulikan makian Clara dan Essac yang tergeletak jatuh merintih kesakitan.

Pikiran Marcus berkecamuk. Ia tak menyangka dirinya akan di permainkan oleh Clara. Mereka sudah hampir 1 tahun menjalani hubungan. Namun kenapa? Kenapa Essac Bastian sialan itu? Ingin sekali rasanya membunuh Essac. Namun itu bukan kebiasaan seorang Marcus Conner menghadapi masalah.

Ia butuh pelarian saat ini. Dengan gusar ia melajukan mobil sport terbarunya, dengan kecepatan tinggi melewati perbatasan pusat kota menuju kediaman kedua nya yang berada cukup jauh dari kota. Ia membutuhkan udara segar keesokan hari nya dengan menghabiskan martini malam ini. Itu rencananya.

Kalut dengan pikirannya, samar-samar ia melihat seorang gadis berambut lurus sepanjang bawah dada berlari menyebrang dengan ragu. Namun sayangnya terlambat, Marc tak sempat mengerem mobil nya, karena penerangan malam di sini sangat minim, sial. Membuat efek suara decit mobil dan suara tabrakan terbesit lantang di telinganya.

Lelaki itu tak menyadari kedua tangannya terasa dingin seketika itu juga setelah melihat gadis yang berdiri itu tiba-tiba terkulai lemas bersimbah darah.

The AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang