Prologue.

584 45 11
                                    

***

Ledakan hebat terdengar sangat keras dari sudut kota, dan dari blok ke blok yang menggemparkan orang-orang yang sedang beraktifitas. Teriakan histeris orang-orang yang menggema seakan memanggil yang lain untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Sebuah truk penyuplai buah-buahan menabrak sebuah mobil sedan mewah yang berisi satu keluarga yang sedang bahagia. Kepala keluarga itu tewas di tempat dengan kepala yang bersandar pada setiran mobil dengan bersimbah darah, satu-satunya perempuan disitu yang berstatus istri dan ibu itu terjepit dengan air bag dan jok mobil yang membuatnya berada di ambang kematian karena sesaknya udara yang masuk kedalam tubuhnya, sedangkan anak laki-laki berambut keriting itu selamat, namun ia mengalami shock berat setelah apa yang barusan dilihatnya yang menyebabkan keadaan ayah dan ibunya terlihat sangat mengerikan tersebut. Pun, ia lari keluar dari jok belakang mobil yang keadaannya masih dibilang lebih baik dari pada bagian depan mobil yang sebagian masuk kebawah truk.

Anak laki-laki berumur sembilan tahun itu pun berlari dengan terpontang-panting meninggalkan kerumunan orang yang sedang sibuk menyelamatkan dua raga yang sedang terjepit itu. Ia terlalu takut, takut kalau kejadian yang baru saja terjadi benar-benar nyata, dan memang ini benar-benar nyata.

Ia menangis sepanjang jalan sampai matanya melihat seorang pemuda laki-laki yang sedang bersandar pada tiang lampu jalanan, kulitnya putih pucat, matanya yang berwarna biru laut, rambutnya yang blonde dan earphones yang sedang menjuntai dari telinganya.

Pemuda itu sadar bahwa ada anak kecil yang sedang memperhatikannya, namun, yang ia lakukan hanyalah melihatnya sekilas dan langsung memejamkan matanya. Sangat acuh, pikir anak itu.

Sampai ia menyerah untuk melihatnya, dan ia pun melihat gang kecil diantara butik dan toko roti. Ia berpikiran bahwa gang itu satu-satunya harapan.

Beruntung dia menemukan sehelai kain yang dapat mengalaskan tubuhnya sampai malam menjelang.

○●○

Harry's POV

Pagi sabtu itu memang pagi yang telah aku tunggu-tunggu! Kau tau? Ayah dan ibuku akan mengajakku ke taman rekreasi. Inilah saat yang kunantikan, bermain seharian penuh dengan ayah dan ibuku yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Nak, kau sudah bangun?" Ibu membuka pintu kamarku dengan senyum yang sangat indah, entahlah, aku tidak pernah melihat senyuman ibu yang satu ini.

"Ya, bu, mana mungkin aku akan bangun siang dan melewatkan hari sabtu yang akan menyangkan ini?!" Aku berkata penuh semangat.

Ibu tertawa kecil, "Cepat bersihkan tubuhmu, lalu sarapan." Aku mengangkat tangan kananku ke dahi, "Aye aye captain!" Ibu tertawa lagi lalu menutup pintu kamarku.

***

Aku sudah berada di dalam mobil untuk menuju taman rekreasi yang berada di London, rumahku ada di Cheshire, kata ibu. Jadi kami harus menempuh perjalanan yang lumayan memakan waktu untuk ke London.

Saat aku melihat sebuah tikungan tajam di depanku, aku merasakan sebuah firasat aneh yang membuatku gelisah. Aku ingin segera memeluk ibu dan ayahku, namun dari arah berlawanan sebuah truk besar menghantam bagian depan mobilku sebelum ayah membanting setir ke sembarang arah dan kejadian itu terjadi dalam hitungan detik.

***

gila alay banget nih cerita ok ini masih cacad-_- aku nerima saran&kritik btw c:

-evelyn

Reincarnation ▶▶ h.sWhere stories live. Discover now