"Kau yakin Gun, tidak apa2 kami tinggal...?" tanya Ssing memastikan, si mungil mengangguk.

"Ya sudah kami duluan, dadah Gun...." kata Ssing sambil melambai2kan tangannya.

"Dadah... Da...da...daaah...." balas si mungil, mereka terus melakukan itu hingga bus tiba dan kedua remaja itu masuk kedalam bus, meninggalkan si anak kucing sendiri di depan gerbang sekolah.

Bus yang di naiki Ssing dan Nanon sudah tidak terlihat, Gun mengerucutkan bibirnya, sebenarnya dia sudah lelah, haus dan lapar, apalagi matahari sangat terik, si mungil mulai kesal karena Off melupakannya, Gun bisa saja naik bis atau naik ojek online, tapi dia tidak tau alamat kantor Off.

Di tengah kekesalannya, ia melihat di sebrang jalan,  seorang ibu2 yang tampak kesusahan membawa barang2 belanjaannya, Gun yg di ajarkan oleh ibunya sejak kecil untuk membantu orang kesusahan, apalagi seorang wanita, membuat nalurinya bergerak untuk menolong ibu2 tersebut, ia pun berjalan menyebrang jalan untuk membantunya.

"Bu, sini Gun bantu..." ibu2 itu sedikit terkejut dengan kedatangan si mungil yg mengambil salah satu kantong belanjaannya, namun mengetahui niat baik si mungil, ibu itu tersenyum.

"Terimakasih nak..."

"Khap..."

Jalanan sore itu tampak sepi, setelah mereka sampai di sebrang, seseorang menjabret tas milik ibu2 itu, si ibu2 itu langsung menjerit.

"Copet.....!!!"

"Itu jambret bu..." si mungil mengoreksi perkataan si ibu yang menurut si ibu sama saja.

"Aduh nak, sama saja, tasku..." si ibu mulai panik, dan menangis, Gun yang tidak tega melihat ibu2 itu menangis pun berbalik dan berlari mengejar penjambret itu.

Sungguh tidak di sangka, kaki kecil si anak kucing bisa menyusul lari si penjambret yang langkahnya sangat lebar dan cepat, meski ngosngosan.

"Paman hooshhh, tolong berhenti hosh, hosh, Gun cape..." teriak si mungil sambil berlari.

Dan akhirnya penjambret itu berhenti dan membalik badan menghadap si mungil yang sedang membungkuk memegang lututnya sambil mengatur napasnya yang ngos-ngosan.

Setelah merasa napasnya teratur si mungil menegakan tubuhnya menatap si penjambret yang sedang menatapnya sambil menyeringai.

"Ahkirnya paman berhenti, Gun sudah cape" sambil mengusap keringat di dahinya.

Si mungil belum paham kenapa si penjambret berhenti, itu karena mereka berada di gang kecil dan buntu.

"Paman tolong tas milik ibu itu di kembalikan, kata mama mengambil milik orang lain itu namanya mencuri, dan mencuri itu tidak baik, dan kata papa, sebagai laki2 kita tidak boleh membuat wanita menangis"  kata si mungil dengan polosnya.

Gun hanya berkata jujur, dan itu semua yang selalu di ajarkan oleh kedua orang tuanya saat kecil sebelum mereka meninggal, orang tuanya juga selalu mengajarkan Gun untuk selalu menghormati wanita dan tidak membuat wanita menangis.

Si penjambret tertawa, apa yang mengejarnya adalah murid TK??

"Bocah, kau mau tas ini?" si mungil mengangguk dengan inonncent nya.

Gun for Off (OffGun)Where stories live. Discover now