SFTC || 'Kak Bucin'

27 4 2
                                    

"Lalaaaaaaaa."

Pekikan suara nyaring melenting dari arah pojok kelas membuat Baila yang baru memasuki kelas melengos panjang saat tahu siapa pelakunya.

Gadis dengan pipi bulat itu mengumpat saat Baila malah acuh dan dengan cuek duduk di tempat duduknya.

"He monyet," panggil gadis itu langsung duduk di kursi depan Baila membuat gadis cantik itu mendelik. "Tumben mataharinya gak dibawa," tanya gadis itu menyindir membuat Baila melengos pelan. "kenapa, dah?"

Gadis itu nampak heran. Pasalnya gadis yang matanya kini seperti panda itu selalu ceria, sekarang malah kusut seperti kantong kresek.

"Maraton," jawabnya enteng membuat gadis berpipi bulat itu mendelik.

"Astaga, sampe jam berapa?" pekik gadis itu nyaring membuat Baila menutup telinganya dan mendelik kesal.

"Berisik, Nada! Gue masih puyeng ini!"

Nada hanya mencibir lalu melipat kedua tangannya di atas meja. menatap intens sahabatnya ini yang baru saja selesai menguap. Matanya memicing menyelidik lalu tangannya bersedekap angkuh. "Biasanya kalau maraton film, batas waktu lo yang paling lama sampe jam 1. itu juga paginya lo seger aja kayak biasanya. Kali ini gue tebak lebih dari jam 1 kan? ngaku lo!"

"3 pagi,"jawab Baila singkat. Menyadari Nada sudah ingin mengomel ia langsung menoleh dengan wajah merekah. "Tenang ae lah, gue kayak gini cuma sampe bel masuk, setelah itu gue balik seperti sedia kala," katanya penuh arti membuat Nada mendelik.

"Kok bisa, sih?" tanya Nada masih tak percaya.

Baila yang mengetahui maksud pertanyaan itu, dengan mata yang masih minimalis dan enggan untuk terbuka lebar, gadis itu menyengir membuat matanya kian lebih menipis. "Kemaren nyokap gue berangkat ke Surabaya jengukin tante gue yang habis lahiran. awalnya sih gue di paksa ikut, tapi mengingat ini kesempatan gue buat maraton jadi gue nolak dengan alasan banyak tugas."

Nada menggeleng pelan melihat Baila yang kini tertawa. Nada memilih untuk tidak menyelutuk lagi saat melihat Baila sudah menjatuhkan pelan kepalanya di atas meja.

Baila diam-diam mengerutkan dahi merasa terganggu dengan suara langkah kaki yang tiba-tiba mendekat. Tidak, ini bukan hanya langkah satu orang, tapi.......

"WOI, WOI ASTAGA," pekik seorang gadis yang suaranya sudah tidak asing lagi bagi Baila tiba-tiba rusuh menyambar mejanya membuat baila sedikit bergerak dan hal itu membuatnya geram. Bukan apa-apa, kepalanya semakin pening di buatnya.

"Nou, Berisik!" pekik Baila geram. Gadis itu makin menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya.

"LO PADA TAU GAK?????!"

Baila mengumpat saat itu juga. Bukannya kapok, gadis itu malah makin heboh. Baila memilih acuh. Gadis itu benar-benar sedang malas menanggapi apalagi ia benar-benar mengantuk saat ini. Baila benar-benar menyesal maraton film hingga jam 3 pagi. mungkin ini karma karena melanggar jam tidur yang telah di tetapkan mamanya di rumah. Salahkan dramanya yang bikin penasaran.

"HA? APA, APA? MR. DITO UDAH ADA DI DEPAN? ANJIR GUE BELOM NYATET TUGAS. HE CILOR TUGAS LO CEPET!" racau Nada menoleh pada Cyla, dia sudah heboh sendiri membuat seorang gadis berpita di sebelahnya tak tahan tak menjitak.

"He, bukan itu bego!" kata  gadis itu kesal dengan  diakhiri umpatan.

"Lah? Terus lo semua masuk dari luar kelas kayak gini kenapa?" tanya Nada bingung. Semua anak cewek di kelasnya yang tadi bersantai di depan kelas mendadak masuk dan menyebar ke segala penjuru menghampiri anak cewek yang  masih di dalam kelas. Memang dasarnya saja Noah yang terlalu heboh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Starting From The Chat !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang