02 • Uduki Arata

41 5 0
                                    

Sejak awal Uduki Arata memasuki kelas, ia menyadari seseorang menatapnya. Ia tahu siapa yang melakukannya. Seseorang itu adalah Sakamaki Kana, perempuan yang terkenal di kalangan pria dan wanita. Tetapi, akhir-akhir ini perempuan itu seperti mendapat jarak dari perempuan di kelas mereka.

Uduki Arata mengerti alasan Sakamaki Kana terus menatapnya. Ia tahu bukan karena Sakamaki Kana menyukainya, tetapi karena apa yang terjadi kemarin.

Kemarin, ia benar-benar tidak sengaja memergoki Sakamaki Kana yang sedang mengisap sebatang rokok. Ia tidak tahu kenapa perempuan itu lebih suka mengisap rokok dibandingkan hal yang lain. Tetapi, Uduki Arata tahu jika perempuan itu pasti sedang stres.

Baginya, Sakamaki Kana sangat hebat. Tetap tersenyum dan tertawa bersama teman-teman yang berbicara buruk di belakangnya. Uduki Arata akhirnya mengerti bahwa dunia wanita benar-benar menyeramkan.

'Apa aku harus menunggunya selesai?'

Sesaat pikiran itu muncul, Sakamaki Kana mengeluarkan parfum dan menyemprotkannya ke seragam. Kemudian, ia berjalan ke pembuangan sampah untuk membuang puntung rokok.

Uduki Arata pun merasa sekarang adalah waktunya, ia berjalan dengan laga santainya. Hingga pertanyaan yang dilontarkan Sakamaki Kana membuatnya sedikit terkejut.

"Arata-kun, kau sedang apa di sini?"

"Bukankah sudah jelas?" Uduki Arata menaruh plastik sampah di tangannya ke dalam pembuangan. Sakamaki Kana tertawa hambar.

"Kau sendiri sedang apa di sini?" tanya Uduki Arata ketika tubuhnya sudah berhadapan dengan Sakamaki Kana.

Perempuan itu pun menjawab dengan ringannya. Uduki Arata tahu bahwa perkataan perempuan di depannya ini adalah suatu kebohongan. Senyum itu juga salah satu kebohongannya.

Keduanya mulai keluar dari sana. Sesampainya di depan sekolah, Sakamaki Kana berpamitan. Melihat punggung perempuan itu membuat Uduki Arata tidak tahan.

"Apa kau suka terus-menerus berpura-pura tersenyum seperti itu?"

Uduki Arata yakin bahwa bahu Sakamaki Kana sedikit menegang untuk sesaat. Perempuan itu menoleh dan memberikan senyumnya yang terlihat menyakitkan. Uduki Arata tidak suka melihatnya sebab dirinya juga ikut merasa kesakitan.

"Karena manusia tidak suka sendirian."

Jawaban yang diberikan oleh Sakamaki Kana hanya membuat Uduki Arata semakin kesakitan. Ia sedikit berharap bisa merengkuh tubuh yang rapuh itu.

'Kau tahu kan--'

"--merokok hanya akan membuatmu tambah lelah."

Setelah mengatakan itu, Uduki Arata memutuskan untuk masuk, mengganti uwabaki, mengambil tasnya di kelas dan pulang, tanpa menyadari Sakamaki Kana yang tengah memandanginya.

'Apa ia dengar waktu aku berbicara itu?'

Uduki Arata merasa ia perlu berbicara dengan Sakamaki Kana tentang kejadian kemarin. Ia tidak ingin perempuan itu terus menusuknya dengan tatapan khawatir itu.

Uduki Arata beranjak dari tempat duduknya menuju tempat Sakamaki Kana. Perempuan itu sedikit terkejut mendapati pria itu berada di depannya.

"Ada apa, Arata-kun?" tanya Sakamaki Kana dengan senyumnya yang seperti biasa.

"Bisa bicara sebentar, sepulang sekolah?" tanya Uduki Arata dengan suara pelan. Sakamaki Kana mengangguk. "Tentu, ada yang ingin kubicarakan juga." Mendengar itu, Uduki Arata pun segera menghampiri Satsuki Aoi yang sedang tertawa bersama teman sekelasnya.

"Aoi, hari ini, kau pulang saja duluan." Sesudah mengatakan itu, Uduki Arata kembali ke kursinya. Satsuki Aoi tersenyum menatap punggung teman sejak kecilnya itu.

Tanpa Sakamaki Kana dan Uduki Arata ketahui, Satsuki Aoi melihat dan mendengar semuanya yang telah terjadi kemarin. Dan ia tahu satu lagi rahasia yang masih belum disadari keduanya.

"Ah... Aku kapan punya pacar, ya?"

Teman-teman Satsuki Aoi menatapnya tajam. "Kau kan populer, sama siapa saja juga bisa, kan?!"

Satsuki Aoi tertawa kecil, "Maksudku, cinta."

Teman-temannya langsung bergidik dan mual seketika.

Flower Project; Primrose [√]Where stories live. Discover now