Stupid On Dal and Princess Pyeong Gang

11K 468 6
                                    

 바보온달과평강공주

Stupid Ondal and Princess Pyeon-Gang

Jalanan di ibukota telah ramai oleh orang-orang yang hendak melihat raja mereka yang akan melewati jalan itu. Para pengawal berjaga ketat di pinggir jalan untuk mengamankan perjalanan keluarga kerajaan. Begitu tandu keluarga kerajaan lewat, para masyarakat segera berlutut dengan wajah mencium tanah. Tidak ada yang berani menatap langsung wajah Raja, kecuali seorang bocah lelaki yang berpakaian compang-camping. Dia tetap tegak berdiri dengan mulut ternganga takjub. Melihat hal itu, seorang pengawal segera memukulinya karena telah dianggap lancang.

Raja memerintahkan kasim untuk menghentikan tandunya sejenak, ingin tahu keributan apa yang sedang terjadi.

“Seorang bocah tidak menghormati Yang Mulia, sehingga pengawal memukulinya,” jelas Kasim.

“Bawa dia menghadapku,” perintah Raja.

Bocah itu diseret ke depan tandu Raja. Tubuh dan wajahnya telah lebam dan luka-luka setelah dipukuli. Matanya bergerak-gerak gelisah dan ketakutan. Tangannya yang gemetaran mengoyak-ngoyakkan bajunya yang sudah lusuh.

“Siapa kau?” tanya Raja.

“O… On Dal…”

“On Dal?” Raja mengerutkan kening.

Tiba-tiba seorang wanita buta dengan tongkat untuk meraba tanah yang dipijaknya, menyeruak dari kerumunan orang dan segera berlutut di sebelah bocah itu.

“Ampuni anak hamba, Pyeha. Hukum saja hamba, karena hamba tidak becus mendidik anak hamba yang bodoh ini.”

On Dal menggeleng, “Tidak… tidak boleh. Ibu sakit. Jangan dipukul. Aku kuat. Aku saja yang dipukul.”

“On Dal!” bentak ibunya.

Raja mengangkat tangannya sambil memejamkan mata dan berdecak, “Sudahlah. Hentikan keributan ini. Kalian boleh pergi.”

“Terima kasih, Pyeha,” ucap ibu itu sambil menunduk penuh hormat, juga menundukkan paksa kepala anaknya.

Arak-arakan kerajaan kembali berjalan. Pada tandu paling belakang, seorang gadis kecil membuka sedikit jendela tandunya. On Dal yang masih menunduk, mengangkat sedikit kepalanya. Matanya bersitatap dengan mata indah sang puteri raja. Dan dia terpesona.

***

Puteri Pyeong Gang menangis keras ketika jarinya tak sengaja tertusuk jarum saat belajar menjahit. Raja yang kebetulan melewati kamar Pyeong Gang, segera menghampirinya.

“Kenapa kau menangis begitu keras, putriku?”

Pyeong Gang menunjukkan jarinya yang mengeluarkan setitik darah.

Raja menggeleng, “Baru tertusuk jarum kecil saja kau sudah nyaris merubuhkan istana ini dengan jerit tangismu. Sudah, cepat hentikan tangismu. Kalau kau terus menangis, wajahmu bisa jadi buruk rupa. Pangeran mana yang suka dengan puteri yang suka menangis? Kalau tidak segera diam, Ayah akan nikahkan kau dengan si bodoh On Dal. Mau?”

Pyeong Gang menggeleng keras dan tangisnya pun berhenti. Dia tidak mau dekat-dekat dengan anak laki-laki kotor dan bodoh itu. Menjijikkan.

***

Keluarga kerajaan pergi ke pemandian air panas. Selagi Raja mandi, Putri Pyeong Gang dan saudara-saudaranya bermain di taman. Putri Pyeong Gang melihat kupu-kupu yang sangat cantik, dan mengejarnya hingga masuk ke hutan. Dia pun tersesat. Pyeong Gang menangis karena ketakutan.

Terdengar suara semak yang diinjak. Pyong Gang makin takut. Takut jika yang datang adalah binatang buas atau penjahat. Begitu sosok itu makin dekat, Pyeong Gang menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sosok itu berjongkok di hadapannya.

“Aku… aku bukan orang jahat.”

Perlahan tangan Pyeong Gang turun dari wajahnya.

“Oh, si bodoh On Dal?”

“Kenapa Gongju-nim bisa di sini?”

“Kau tahu kalau aku putri Raja?”

On Da mengangguk.

“Aku tersesat,” kata Pyeong Gang sambil sesenggukan.

Tiba-tiba terdengar bunyi dari dalam perut Pyeong Gang. Pyeong Gang segera memeluk perutnya, malu. Namun On Dal tidak menertawakannya. Dengan wajah tanpa ekspresi, On Dal merogoh tas lusuhnya, memberikan buah persimmon yang baru dipetiknya.

“Terima kasih,” ucap Pyeong Gang menerima dan memakan buah itu.

Tiba-tiba terdengar suara menggeram di dekat mereka. Dengan sigap On Dal melindungi Pyeong Gang di belakang tubuhnya. Tangannya menggenggam sebilah kayu. Suara menggeram itu makin dekat. Seekor serigala hutan. Serigala itu menerjang. On Dal memukulinya dengan kayu sampai serigala itu kabur.

Pyeong Gang menjerit. On Dal pikir ada serigala lagi, tetapi Pyeong Gang menggenggam lengan On Dal, “Kau berdarah!”

Pyeong Gang mengeluarkan sebuah kain sulaman dari dalam kantung lengan bajunya, kemudian membalut luka On Dal.

Gongju-nim...  Pyeong Gang Gongju!!!” terdengar panggilan oleh para pengawal yang mencari putri raja.

“Pyeong Gang!” seru Raja setelah berhasil menemukan putrinya.

Pyeong Gang segera memeluk ayahnya.

“Siapa di sana?” tanya seorang pengawal kepada On Dal yang berdiri tak jauh dari mereka.

“Dia si bodoh On Dal. Dia sudah menolongku dari serangan serigala,” jelas Pyeong Gang.

“Oh ya? On Dal, kemarilah,” panggil Raja.

On Dal mendekat dengan takut-takut.

“Karena kau telah menolong putriku, aku akan memberimu hadiah. Apa yang kau inginkan?”

“Hamba… hamba boleh meminta apapun?”

“Iya, apapun.”

On Dal tersenyum senang.

***

“Ibu… Ibu!” panggil On Dal sambil berlari menuju rumahnya.

Ibu meraba-raba dinding kayu untuk keluar dari dalam rumahnya.

“Kau sudah pulang, On Dal.”

On Dal meletakkan banyak makanan di hadapan Ibu.

“Dari mana semua ini? Kau tidak mencuri, kan?”

“Tidak. Aku menolong putri raja, dan inilah hadiahnya!”

On Dal segera makan dengan lahap. Ibunya hanya bisa tersenyum penuh haru.

***

Raja tersenyum-senyum sendiri pada perjalanan pulangnya.

“Anak yang polos…”

To Be Continue

Written 27 September 2014
TheAnn

When The Princess Married An Idiot ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang