Chapter 2

7.4K 1.2K 124
                                    

Suara ponsel yang terus berdering di atas nakas terasa memekakkan telinga, hingga membuat seorang wanita yang tengah terlelap di atas ranjang mengerang kesal.

“Ponselmu berbunyi, Sayang.”

Sosok yang dipanggil 'sayang' itu pun mau tak mau akhirnya menegakkan bahu hingga selimut yang menutupi tubuhnya merosot turun hanya demi meraih ponselnya. “Tsk, Airin lagi.”

“Jungkook, kau harus mengangkat telepon darinya.” wanita yang terlelap bersama Jungkook tiba-tiba bersuara.

“Kenapa aku harus melakukannya? Aku sedang bersamamu.”

Suara kain terdengar bergesekan dengan kulit menandakan bahwa wanita itu bergerak. Tak lama tubuh polosnya ia jatuhkan di punggung Jungkook, memeluk pria itu dari belakang sembari mengecup rahang Jungkook. “Dia kan, kekasihmu, Jung. Dia pasti mengkhawatirkanmu.”

Jungkook mendenguskan napas, terdengar berdecih seolah meledek ucapan wanitanya. “Dengarkan aku baik-baik. Airin bukan lagi kekasihku. Hanya kau satu-satunya, Han Seojin.”

Seojin tertawa mendengar penuturan Jungkook. Kepalanya sontak saja ia miringkan. “Benarkah begitu?”

“Tentu saja, Sayang. Perlukah kau membelah dadaku untuk melihat siapa nama yang ada di dalamnya?” Jungkook mulai menggoda Seojin. Ia memutar bahu, ingin menatap wajah Seojin lebih jelas lalu kembali memberikan ciuman manis di bibir Seojin.

“Kalau begitu kapan kita menikah? Tentu saja aku perlu bukti agar aku tahu kau tidak hanya sedang membual, Jung.”

“Secepatnya, Seojin.” ucap Jungkook dengan penuh percaya diri sembari tersenyum penuh arti. “Tapi, sebelum itu aku harus menyingkirkan Airin lebih dulu.”

...

“Jung?” Airin bernapas lega ketika mendapati kekasihnya muncul dari balik pintu flat. Wajahnya terlihat lelah, juga muram. “Kenapa semalam tidak pulang?”

“Aku lembur.” sahut Jungkook setelah melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal. Ia berjalan melewati Airin, sementara gadis itu mengekori Jungkook.

“Kenapa semalam kau tidak menjawab teleponku?”

“Airin, aku sibuk. Kau tahu kalau aku baru saja mendapatkan kenaikan jabatan, apa mengabaikanmu sekali saja menjadi hal yang lebih penting?”

Airin terkejut mendengar nada bicara Jungkook yang nyaris membentaknya. Dahi pria itu berkerut, menatap Airin dengan tatapan dongkol setengah mati.

“Ma–maaf, aku hanya mengkhawatirkanmu.” Airin mencicit pelan.

“Sudahlah, aku kemari hanya untuk berganti pakaian dan mengambil beberapa dokumen.” Jungkook kembali melangkah menuju ke kamar mandi, meninggalkan Airin dengan pintu yang berdebum.

Jungkook kembali dengan tubuh yang terlihat lebih segar. Rambutnya terlihat masih setengah basah, setelan kerjanya juga sudah berganti. “Aku pergi dulu.”

“Jung, tapi kau belum sarapan.” Airin buru-buru menghampiri Jungkook, meninggalkan masakannya yang belum matang di atas kompor. “Kubuatkan susu, ya? Atau kopi pahit?”

“Tidak perlu.” Jungkook menolak dengan kelewat cepat. “Aku bisa terlambat kalau harus sarapan denganmu.”

“Ah, tunggu dulu.”

“Apa lagi, Airin? Jangan membuatku marah!” Jungkook nyaris membentak Airin lagi. Tetapi, akhirnya memilih diam di tempatnya ketika melihat gadis itu merapikan dasi yang Jungkook kenakan.

“Aku pergi dulu.” Jungkook hendak melangkah, tetapi seolah baru saja melewatkan sesuatu ia lantas berbalik ke arah Airin. “Ah, aku ingin memberitahumu sesuatu. Aku meminta bantuan kepada jasa pindahan untuk mengemasi barang-barangku agar dipindahkan ke apartemenku. Nanti siang mereka akan datang mengambilnya.”

“Kau membeli apartemen baru?” Airin sedikit terkejut mendengar penuturan Jungkook. “Kau selama ini tidak pernah bercerita padaku.”

“Maaf, aku ingin memberitahumu hanya saja aku lupa. Jadi, mulai besok aku tidak akan tinggal bersamamu lagi, Ai.”

“Lalu, apa aku boleh tinggal bersamamu?”

“Tidak.” tegas Jungkook. “Kau tetap di sini dengan flatmu. Aku perlu ruang untuk diriku sendiri, Ai. Tolong mengerti.” []


Sepertinya aku berencana update ini dalam bentuk pendek aja, tapi mungkin jangka waktunya bakal sering update (kalo ga sibuk ya). Ramein ya, jangan sepi biar ga aku unpub hehe.

FOUL PLAYKde žijí příběhy. Začni objevovat