Surya

115 38 14
                                    

Dari judulnya saja kalian pasti tau kan kalau aku akan bahas kembaran Bumi.

Siapa dia?

Siapa lagi kalau bukan Surya Dirgantara?

Surya lahir tiga puluh menit lebih dulu dari Bumi. Waktu itu ibu pikir hanya Surya yang akan lahir, oh ternyata masih ada satu bayi yang membuat perut ibu mulas.

Kalau Bumi irit bicara, lain halnya dengan Surya. Laki-laki yang lahir tanggal 26 November itu punya mulut yang manis banget. Madu Sumbawa mah lewat.

Surya tidak segan memuji hasil karya orang. Apa lagi yang di puji itu perempuan. Surya jago banget. Itu sebabnya Surya sering jadi tim negosiasi ibu dalam membeli sayur. Si mbak sayur bisa luluh loh sama dia. Hebat kan Surya.

Sikap lemah lembutnya itu yang kadang menjadi sumber bencana untuk dirinya sendiri. Banyak perempuan sebayanya yang merasa itu adalah perhatian lebih. Padahal, itu kebiasaan yang ia lakukan.

Kalau lemah lembut terus ga bisa berantem dong?

Jangan salah, dia jago banget berantem loh.

Surya punya tinggi sekitar 170 centimeter. Bumi unggul satu centimeter di atasnya. Kulit Surya lebih coklat dari kulit Bumi.

Wajah mereka bagaimana?

Identik 90%, ibu saja suka tertukar. Jadi, kalau kalian tertukar ga usah sedih. Ibu -nya yang mengandung saja suka bingung.

Pernah suatu pagi di hari Minggu. Baju di dalam mesin cuci sudah mengeluarkan bau busuk. Itu karena sudah direndam sejak malam tapi belum juga dicuci. Ibu yang marah menghampiri Surya yang sedang bermain dengan Bintang di ruang televisi.

"Kalau nyuci tuh yang niat dong !" kata ibu seraya menjewer telinga Surya. Ia bingung melihat perlakuan ibu, tapi tidak berani melawan.

"Itu baju sampe bau di mesin" ibu menjewer lagi. Kali ini Surya menatapku yang duduk tidak jauh dari mereka.

"Apa susahnya sih kamu itu tinggal puter doang? Yang kerjakan mesin. Kalian itu sudah dipermudah. Nyuci tinggal masukin terus puter aja kok masih males. Baju sampai bau begitu" gerutu ibu.

"Ibu cantik kenapa sih pagi-pagi udah marah aja?" Akhirnya Surya berani bicara.

"Bagaimana ga marah? Baju di mesin itu sejak abad kapan kamu rendam? Kenapa belum kelar juga? Itu udah bau loh. Satu rumah bisa keracunan cuma karena kerjaan kamu yang ga kelar itu. Jangan malas dong!" Aku sudah tau arah pembicaraan Ibu.

"Tapi kan aku ga rendem baju" jawab Surya.

"Ini anak masih mau ngelak aja yah!" Ibu mencubit pipi Surya.

"Terus siapa yang rendem baju kalo bukan kamu? Siapa? Si Surya? Tugas dia kan nyetrika" kalau ketawain orang tua dosa ga sih?

"Iya dia kan memang Surya Bu. Memang dia siapa?" Tanya ku Akhirnya. Ibu menatap aku dan Surya bergantian.

"Loh? Ini Surya? Bukan Bumi?" Tanya Ibu bingung.

"Nih" Surya berdiri di hadapan ibu seraya tersenyum, Ia menunjuk pipi kirinya yang bolong saat tersenyum membuat tanda kalau dia adalah Surya, bukan saudara kembarnya.

"Eh maaf yah sayang" ibu mengelus bahu Surya.

"Huh ! Untung sayang, kalau ga udah marah aku" Surya mengecup pipi Ibu.

Bumi keluar membawa secangkir kopi dari arah dapur. Mukanya yang masih berbau bantal membuat aku yakin kalau dia itu belum mandi.

"Ada apa?" Tanyanya bingung.

"Ada induk ayam salah telur. Adaw" jawab Surya asal dan langsung mendapatkan sebuah cubitan di perutnya.

Aku hanya tertawa melihat Bumi dengan wajah bingungnya, Surya yang kesakitan karena dicubit ibu dan Wajah ibu yang memerah karena malu.

***

#LittleBees6
#LittleBeeschallenge
#LittleBees

SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang