Ia mengetahuinya karena pernah tak secara sengaja mendengar percakapan Rafael dan asistennya. Angella tersenyum menanti panen yang akan di perolehnya di kemudian hari.

Ia tidak perlu pusing memikirkan bagaimana jalannya dan proses perusahaan itu bangkit dari keterpurukan. Karena akan ada seseorang yang melakukannya yang tentu saja menjadi pemilik saham terbesar. Ia hanya perlu menunggu dan mengawasi, menanti hasil yang akan di perolehnya dari hasil investasi cerdiknya.

Angella tidak sabar menantikannya.

Pukul 4 sore Angella kembali ke rumah, suasana di dalam begitu hidup dengan canda dan tawa.

Di ruang keluarga seorang wanita dengan dandanan glamor tengah membagi-bagikan hadiah pada semua penghuni rumah (tidak hanya pemilik rumah tetapi termasuk para pelayan), raut puas tergambar jelas di wajahnya.

"Mommy, kenapa repot-repot sampai menyiapkan hadiah untuk semua orang. Mommy baru saja tiba, sebaiknya Istrirahat di kamar. Mommy pasti lelah." Mila menatap Lusi__ibunya dengan prihatin.

Lusi meraih tangan putrinya, menatapnya dari atas ke bawah kemudian mengangguk puas. Sepertinya putrinya di perlakukan dengan sangat baik di kediaman ini.

"Mommy lega melihatmu masih sama seperti terakhir kali mommy melihatmu."

Mila tersenyum tipis menanggapi. Kemudian tatapan wanita tua itu bergeser pada cucu perempuannya. "Apa kamu suka hadiahnya?"

"Suka Oma."

Diana tersenyum manis membuat Lusi mengangguk puas. "Bagus, kamu masuk akal seperti yang oma harapkan." Sepertinya tidak sia-sia selama ini putrinya merawatnya.

"Oh ya, dimana Ella? Sudah lama oma tidak melihatnya. Oma sangat merindukan gadis itu."

Lusi menatap sekeliling mencari keberadaan cucu kesayangannya. Para pelayan yang kini tengah menunggu giliran pembagian hadiah yang di serahkan pada Bi Rum hanya menatap nona tertua mereka kasihan, Diana hanya tersenyum menandankan jika ia tidak keberatan dengan tampilan pavoritisme begitu jelas neneknya pada Angella. Lagi pula Angella adalah adik perempuannya, ia juga turut merasa bahagia atas nama Angella karena neneknya mampu menyayangi adik tirinya seperti cucu kandungnya sendiri.

Melihat hal itu para pelayan menambah rasa hormat mereka pada nona tertua baik hati mereka. Di dunia ini jarang sekali ada kakak tiri yang menyayangi adik tirinya seperti nona Diana pada nona Ella. Mereka semakin kagum melihat kebaikan dari orang-orang kaya seperti mereka.

Nyonya Mila baik hati karena menuruni sifat baik nyonya Lusi. Dan nona Diana menuruni kebaikan keduanya.

Para pelayan berterimakasih atas hadiah yang mereka terima sebelum kembali melanjutkan tugas masing-masing.

"Loh, dimana anak itu? Tumben ia tidak menyambut kedatangan mommy. Biasanya ia yang paling antusias?" Karena tak menemukan keberadaan gadis yang di cari Lusi pun menatap putrinya.

"Dia sedang ke luar. Katanya memiliki uruasan. Mungkin sebentar lagi juga pulang." Mila berusaha menenangkan ibunya. Diana pun mendekati neneknya untuk menghiburnya.

Lusi mengangguk mendengarnya. Kemudian raut wajahnya berubah sedih.

"Ah, aku sebenarnya sedikit malu untuk bertemu dengannya. Baru sekarang aku bisa datang untuk menjenguknya, andai aku tidak ikut kakakmu ke luar negeri, pasti saat pertama kali mendengar ia kecelakaan aku ada bersamanya, mendampingi gadis malang itu. Sekarang bagaimana keadaannya?" ucapnya penuh ironi.

Mila dan Diana saling pandang mendengar penekanan keadaan dalam pertanyaan Lusi. Mereka mengerti dengan sangat baik implikasi dari pertanyaan Lusi.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitDove le storie prendono vita. Scoprilo ora