part 3

34.4K 107 1
                                    

Dua hari selepas percakapan malam itu. ibu heti tak sabar menunggu putranya pulang kuliah, beberapa kali menengok keluar rumah berharap lejo telah berada di luar pagar. ibu heti tak mau menelfon sekedar bertanya kapan akan pulang atau sedang di mana sekarang berada putranya, memilih menunggu semoga lekas cepat lejo kembali. pukul sembilan telah berganti sepuluh, tak henti melirik jam dinding yang akan segera berganti lagi ke angka sebelas, dengan handphone di genggaman seolah terbesit keinginan untuk lebih baik menanyakan keberadaan anaknya, namun urung di lakukan ibu heti sebab ia masih memiliki rasa sabar yang besar ketimbang harus terburu-buru. "assalamualaikum" suara lejo mengisi hening rumah. ibu heti berlari kecil menyambut kepulangan putranya, senyum wanita yang begitu haris cintai itu merekah lebar bak bunga layu tersiram embun pagi. "walaikumsalam nak, akhirnya kamu pulang" . lejo sedikit heran,ibunya jarang menyambut langsung kepulangannya dan hanya menjawab salam dari dapur. "ada apa dengan ibu? biasanya aku yang hampiri ibu di dapur tapi kali ini ibu datang terburu-buru menyambutku?" . ibu heti tersenyum, mengajak putranya segera ke ruang buku tempat biasa lejo habiskan waktu untuk membaca. "pergilah, ibu akan memanggilmu nanti untuk makan jadi jangan keluar sampai ibu menyuruhmu" . jelas ibu heti berbalik ke arah dapur, lanjut menyiapkan menu makan siang yang sudah setengah jadi. namun betapa terkejutnya lejo ketika telah berada di ruang buku tempat ia sering berada, sesosok tinggi membelakanginya sambil membaca buku yang belum selesai lejo habiskan membaca keseluruhan isinya. sosok itu seolah tak menyadari kehadiran lejo berdiri di belakangnya. "siapa kamu?" tanya lejo penasaran. sosok itu cukup kaget hingga menjatuhkan buku yang ada di tangannya, berbalik menatap mata lejo dengan raut ketakutan, dua wajah saling berhadapan. "maafkan aku masuk tanpa seizinmu, sungguh aku tidak berbuat apapun dan tidak merusak apapun, aku hanya...." . "kamu tidak salah, ibuku sudah memberimu izin jadi jangan meminta maaf tapi aku hanya ingin tahu siapa kamu?" . tanya lejo. memotong penjelasan sosok tersebut yang belum selesai. "namaku riani, aku di undang ibumu kemari" . "sejak kapan kamu berada disini?" . "aku sudah disini pukul delapan pagi tadi, aku akan keluar sekarang permisi" . wanita itu lantas pergi, sedang lejo masih berdiri mematung sesaat mendengar pengakuan wanita tersebut. lejo tak langsung keluar melainkan mencari tahu bagian mana yang baca oleh wanita tadi. bagian buku yang ia tandai sama seperti bagian favorit lejo pada buku tersebut, lalu menaruhnya kembali ke tempat semula, hampiri ibu dan wanita tadi setelah berganti baju. menuju meja makan, si kembar risa dan rian malah terlihat akrab mengobrol bersama riani, sedang pak heri tak ikut makan siang bersama karena urusan kantor. lejo duduk berhadapan dengan riani, keduanya tampak canggung dan tak berani melirik lama satu sama lain. "kak riani masih kuliah?" tanya rian. "tidak dek" . jawab riani sambil tersenyum. "kak riani cantik yah, senyum kakak manis" . gombalan rian itu mendapat tawa dari semua orang, riani lantas membalas hal sama pada rian. acara makan siang tanpa hadirnya pak heri cukup sukses berjalan lancar, lejo dan riani sempatkan waktu berbincang sesaat sebelum pulang. balutan gamis dan hijab syar'i menutup tubuh riani dengan anggun tampak wajah berseri wanita itu di pandang, tampilan yang sudah sejak lama menjadi impian lejo sebagai pelengkap hidup. indahnya panorama langit seolah kalah akan tampilan riani siang itu, cerah cahaya terik matahari bagai terkikis oleh cantiknya wajah riani dan angin yang menyejukan seakan terhempas oleh senyum manis riani.

Pelacur dalam balutan syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang