Chapter 9

1.4K 113 9
                                    

Raya memasuki rumah bersama dini,sedangkan mondy masih memarkirkan mobilnya diperkarangan rumahnya

Dini memasuki rumah mondy,dan betapa terkejutnya ketika melihat mamah nya sedang duduk sambil membaca majalah diruang tamu

"Dimana mondy?" tanya rengganis,menanyakan keberadaan batu es kesayangannya

"Loh ko mamah kesini?"tanya raya

"Iya mah ko disini..??,baru aja dini mau pulang"ujar dini

"Iya,mamah mau nginep disini,boleh kan nak raya.? Soalnya tadi papa ada urusan,katanya si urusan kantor,dan beberapa hari ini papa ga bisa pulang"jawab rengganis

"Ya boleh dong mah,ko ga bilang-bilang dulu,kalo tau mamah kesini,kan raya bisa siapin makanan"ujar raya

"Udah gausah,mamah sengaja biar surprise"

"Loh mamah disini?papah ikut gak?"ucap mondy yang baru datang seraya mencium tangan sang mamah

"Nggak,papah kamu ada urusan di kantor makannya mamah nginep disini"

"Darimana saja kalian seharian Ini"tambah Rengganis pada putra dan menantunya

"Hanya dirumah dan pergi ke kedai ice cream sebentar " raya menjawab

"Apa mamah tau?" dini menyela "tadi kak mondy menyuapi kak raya ice cream,padahal kak raya tidak meminta. Sedangkan saat aku memintanya kak mondy tidak mau"cibir dini menggoda mondy dan raya

Wajah raya memerah, ia mengikut dini dari samping. Apa apaan ini ?? Ia akan mati karena malu jika begini caranya

"Ahh?? Benarkah"

Dini segera mengangguk dan tertawa,ia puas melihat wajah malu raya yang kini sudah seperti kepiting rebus.

Jantung raya hampir saja copot,sedangkan mondy,jangan ditanya? Tetap saja ekspresi tripleknya itu yang melekat

Pria itu berdiri " aku akan pergi kekamar"kemudian ia melongos begitu saja. Ia akan ikut-ikutan malu jika berada disana terlalu lama

Rengganis dan dini hanya tertawa,kemudian dini pun ikut pamit hendak ke kamar untuk istirahat. Tinggal lah raya berdua saja dengan mertuanya sekarang

"Raya,kemari lah"rengganis menepuk sofa disampingnya mengisyaratkan agar raya duduk disana. Gadis itu hanya menurut,kemudian ia duduk dengan canggung disamping ibu mertuanya

"Mamah punya sesuatu untuk kamu dan mondy! Tunggu disini sebentar!" wanita paruh baya itu berdiri kemudian berlalu menuju kamarnya

'Sesuatu? Apa?' batin raya penasaran

Tak lama kemudian,rengganis kembali membawa sesuatu digenggamannya. Itu terlihat seperti,entahlah.raya tak yakin soal itu.

Rengganis menyerahkan apa yang ia bawa pada raya.ternyata dugaan gadis itu benar.

"Tiket?" raya menatap dua tiket pesawat itu dan ibu mertuanya bergantian," untuk apa ini.??" tanya raya kepada ibu mertuanya itu

"Tentu saja untukmu dan mondy,pergilah untuk berlibur" rengganis menyunggingkan senyum termanis yang ia miliki. Wanita paruh baya itu mengelus puncak kepala raya

"Tapi,ku rasa ini bukan saatnya Berlibur! Aku harus sekolah dam mondy juga sibuk bekerja! Mungkin lain kali saja"raya menyodorkan kembali dua tiket pesawat itu dengan gerakan pelan,karena ia takut terkesan menyinggung

Rengganis tak mau menerimanya kembali," Ayolah raya,jangan takut mondy akan menolaknya! Biar mamah yang bicara pada mondy! Terimalah ini,anggap sebagai kado untuk kalian! Mamah tidak akan menuntut apapun,terlebih cucu,mamah hanya ingin kalian lebih dekat lagi dan lebih mengenal satu sama lain

Raya menunduk dalam-dalam,kemudian menghembuskan napas pelan

"Raya?" Gadis yang dipanggil mendongak,menatap lurus-lurus ke manik mata mertuanya yang terlihat memohon

Raya merasa serba salah sekarang . Ia tak berani menolak,tapi ia juga tak punya keberanian untuk menerima ini tanpa sepengetahuan Mondy. Jika sebagai kado pernikahan,ia rasa keluarga mondy terlalu royal. Mereka ingin raya menganggap ini sebagai kado pernikahan,Lalu mansion besar yang sekarang ia dan mondy Tempati itu apa? Itu bahkan lebih dari cukup sebagai sebuah kado pernikahan

"Raya mau kan nak?" Rengganis bertanya lagi karna dartadi raya hanya diam

"Raya tergantung mondy aja mah"putus raya ragu-ragu

"Baiklah! Secepatnya kamu harus membicarakan ini dengan suamimu! Kau simpen saja dulu tiket itu

Raya mengagguk,ditatapnya tiket pesawat yang ia pegang. Dua tiket bertujuan london,untuk tiga hari kedepan. Apa yang akan ia katakan pada mondy?

*****

"Mondy"
Raya berjalan pelan menghampiri mondy dimeja kerjanya

Pria itu berdehem pelan tanpa menoleh sedikitpun. Ia berhenti beberapa langkah dari tempat mondy duduk,memegang salivanya sendiri

"Aku,mau membicarakan sesuatu"ucap raya pelan,gugup tentu saja

"Apa?"
Mata pria itu masih pada tumpukan kertas keuangan perusahan yang ada dihadapannya

Dengan pelan,raya meraih dua kertas yang tadi ia dapat lalu meletakannya ke atas meja kerja mondy. Ia melirik takut-takut,dilihatnya mondy sedang menatapnya,seakan-akan minta penjelasan...

******

Nah loh gimana ya pendapat mondy.?? Lalu apakah RaMon akan jadi pergi liburan..??

Penasaran...!!!!

Jangan lupa baca terus cerita aku yaa😉

Dan jangan lupa vote dan komentarnya..

Salam penulis: Nila Amelia

Married In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang