Chapter 3

362 72 9
                                    


Entah takdir atau apa aku mendapat tugas untuk mengecek keadaan park ahjussi selama dirawat. Membuatku sering bertemu dengan jiyeon dan beberapa kali namja itu. Seperti hari ini. Begitu aku masuk pemandangan memuakkan memenuhi pandanganku. Jiyeon sedang bersandar dibahu namja itu tertidur. Dan namja itu tertidur dengan bersandar pada kepala jiyeon dan tangannya pada bahu jiyeon. Pasangan yang romantis sekali. Membuatku semakin kesal.

'myungsoo-ya' panggilan park ahjussi berhasil menbuyarkan lamunanku.

'aku datang mengecek kondisi ahjussi' jawabku mencoba setenang mungkin lalu segera memulai pemeriksaan. Pandanganku sesekali melirik ke arah dua sejoli itu.

'dia terlihat lelah bukan?' aku menolehkan kepalaku saat park ahjussi mengatakan kalimat itu. Dia sedang memandangi jiyeon lalu tersenyum padaku.

'dia harus kuliah, lalu membantu pekerjaan ahjussi di kantor. Setelah itu masih harus menunggui ahjussi di rumah sakit' park ahjussi kembali memandangi jiyeon sendu

'Sejak kecil dia sudah ditinggalkan oleh eommanya dan harus mengurus diri sendiri karena aku sibuk bekerja. Karena sedih keilangan istri tercinta, aku sampai lupa kalau aku sudah mengabaikan putri kecilku itu' lanjutnya masih dengan pandangan sendu

'jiyeon, pasti sangat menyayangi ahjussi' aku memegang punggung tangan ahjussi yang diberi jarum infus, dia tersenyum lalu mengangguk

'akupun sangat menyayanginya melebihi apapun' jawabnya dengan senyuman lebar

'eo, myungsoo-ssi' jiyeon terbangun lalu meregangkan tubuhnya

'oppa, sudah malam bangun kau harus pulang' jiyeon menggoyangkan pelan tubuh namja disampingnya membuat namja itu menggeliat lalu membuka matanya

'eeeegggh...aku tertidur' kata namja itu dengan suara parau khas bangun tidur

'bangunlah, oppa pulanglah dan istitahat' jiyeon kembali menggoyangkan pelan tubuh namja itu

'ne, sepertinya begitu' namja itu melihat jam ditangannya

'eo, annyeonghaseyo' sapanya padaku. Cih baru menyadari keberadaanku rupanya. Aku hanya menundukkan kepalaku sebentar membalas salamnya

'oppa pulang ne, jangan lupa makan. Kau belum makan apapun sejak tadi siang' namja itu mengacak rambut jiyeon pelan lalu menghampiri ahjussi untuk berpamitan

'uisanim, tolong rawat ahjussi dengan baik ya' dia lalu berlalu keluar kamar. Suasana tiba-tiba hening

'Ah aku permisi, aku akan kembali besok pagi' aku berpamitan yang dihadiahi anggukan park ahjussi dan jiyeon.

******

Pukul setengah 10 malam. Aku sedang berada di lift menuju lantai bawah. Sudah jam pulangku. Hari ini aku tidak memiliki shift malam. Pintu lift terbuka menampilkan sosok jiyeon yang berdiri sendirian sedang memainkan ponselnya.

'eo' katanya kaget melihatku di dalam, laku dia masuk

'mau pulang?' tanyanya ramah, aku mengangguk. Lalu hening.

'kau mau kemana?' tanyaku basa-basi

'minimarket, aku kelaparan' jawabnya sambil memegang perut datarnya, aku kembali mengangguk

'pacarmu ya?' tanyaku lagi saat melihatnya kembali memainkan ponselnya membuatnya mengerutkan alisnya bingung padaku

'maksudku, kau pasti sedang mengirim pesan pada namjachingumu kan?' aku salah tingkah melihatnya makin bingung

'Namjachingu eobseoyo' jawabnya terdengar bingung tidak mengerti maksudku

'lalu namja yang tadi bersamamu? Tidak apa jujur saja, dia pasti namjachingumu kan? Dia cukup tampan' aku merasa kesal sendiri. Kulihat dia tersenyum kecil

'aaaah junmyeon oppa? Naui namjachingu aniya, geu oppa adalah temanku sejak kecil. Dia juga sudah punya tunangan' jawabnya menahan tawa geli

'ne?' aku cukup kaget, dan malu sebenarnya. Saat jiyeon akan membuka mulutnya suara pintu lift terbuka.

'geurom' katanya berpamitan lalu keluar menuju pintu lobby rumah sakit ini. Aku masih terus memandangi punggungnya sampai pintu lift tertutup. Hanya terdiam mencerna yang baru saja kudengar. Dia tidak memiliki kekasih. Kata kata jiyeon terus berputar di kepalaku. Lalu pintu lift kembali terbuka di parkiran mobil. Aku berjalan sampai ke mobilku dengan linglung, lalu saat masuk ke dalam mobil kesadaranku sudah kembali sepenuhnya. Kunyalakan mobil dan segera kujalankan menuju minimarket terdekat. Di sana kulihat dia. Jiyeon sedang memilih belanjaan dengan keranjang di tangannya. Segera kuparkirkan mobilku dan memasuki minimarket itu

'kim myungsoo-ssi' dia kaget melihatku berdiri di depannya dengan nafas terengah.

'jinjjayo?' tanyaku membuatnya lagi-lagi mengerutkan dahi

'namja itu benar bukan namjachingumu? Kau benar tidak memiliki namjachingu?' dia tersenyum mendengar pertanyaanku

'kau berlari kemari? Untuk menanyakan hal ini?' dia terkekeh geli. Cantik sekali. Lalu tanpa sadar aku menariknya ke dalam pelukanku

'myungsoo-ssi' dia terdengar terkejut dengan pelukan ini. Semua orang mulai melihat kami.

'johahaeyo' kurasakan tubuhnya menegang

'cheoeumbuto, aku sudah jatuh padamu' aku mengeratkan pelukanku padanya

'mworagoyo?' dia menarik dirinya, melepaskan pelukanku. Aku tersenyum

'johahaeyo, neoreul' kataku lagi mengelus pipinya. Kutarik dia menuju mobilku lalu segera kujalankan menuju sungai han. Jiyeon masih terdiam sejak tadi.

'jadi bagaimana menurutmu?' dia mengangkat kepalanya

'ne?' tanyanya bingung, menggemaskan sekali

'mengenai pernyataanku sebelumnya. Bagaimana jawabanmu?' tanyaku lagi, menatap lekat jiyeon

'mwo...aku...' dia terdiam lagi. Mengalihkan pandangan ke segala arah

'jiyeon-ah' panggilku lembut. Dia menunduk.

'aku tau ini memang sangat tiba-tiba. Dan kau pikir mungkin terlalu cepat. Tapi aku tidak pernah merasakan hal ini pada yeoja lain, selain dirimu. Aku merasa bahagia hanya melihat kau tersenyum. Aku merasa cemburu melihatmu bersama namja lain. Aku...jatuh cinta padamu. Jatuh sejatuh-jatuhnya padamu' dia masih menundukkan kepalanya. Kusentuh pipinya lalu menariknya agar menatapku.

'jadilah kekasihku' dia mengangkat kepalanya pelan menatapku. Mata kami bertemu. Perlahan kudekatkan wajahku padanya lalu kukecup bibirnya. Mata jiyeon perlahan terpejam membuatku ikut memejamkan mataku. Bibirku mulai bergerak melumatnya. Masih tidak ada balasan sampai lumatanku yang ketiga jiyeon mulai ikut menggerakkan bibirnya. Selama beberapa menit kami berciuman. Memiringkan wajah menikmati ciuman ini, mengeratkan pelukan membuat tubuh kami saling menempel. Ciuman pertama kami berjalan panas ditemani cahaya bulan dan sungai han. Lalu berhenti karena suara perut jiyeon menbuat kami tertawa kemudian.


Hola hola

Udah ah males ngetik panjang, selamat menikmati ya

Bhaaaay 

Miss RightWhere stories live. Discover now