Part2

39.6K 1.4K 80
                                    

    Kini gadis manis itu sedang berbaring di sebuah kamar dengan nuansa warna biru muda yang sangat luas dan mewah. Ya, itu memang kamar yang sudah mereka sediakan untuk adik perempuan mereka.
"Aduh bagaimana ini kak, adikku pingsan gara-gara kalian!" kesal Byan sambil menyalahkan kelima kakaknya itu. Sontak ucapan Byan membuat kelima pria tampan yang juga merasa sangat panik itu menatap tajam ke arah adik mereka itu.
"Bukan hanya adik kamu!! Tapi dia adalah adik kita!" balas Arsen menekankan kata di setiap kalimatnya itu. Sementara Byan pun langsung mengangguk patuh mendengar perkataan kakaknya yang sudah terlihat geram terhadapnya.
"Mungkin dia syok karena kita tiba-tiba ingin menjadi dia sebagai adik kita," jelas Nata yang baru mengeluarkan suaranya. Ya dia adalah seorang dokter yang sangat tampan.
"Nah betul!! Siapa juga yang tidak syok jika tiba-tiba diminta menjadi adik oleh laki-laki yang tidak dikenalnya sama sekali," sambung Lio setuju dengan ucapan Nata.
"Oh iya kak, kakak tidak ke rumah sakit?" tanya Azka yang tiba-tiba baru menyadari jika Nata masih berada di sana.
"Enggak dek, lagi enggak ada jadwal kakak sekarang jadinya free." balas Nata sambil terus menggenggam tangan Lula.
"Sumpah ya dia pingsan kayak gini saja imut banget apalagi pas bangun," seru Adit yang tidak pernah melepaskan pandangan dari gadis manis yang masih setia memejamkan matanya itu.
Beberapa menit berlalu, Mereka pun masih setia memandangi wajah imut gadis yang sebentar lagi akan menjadi adik mereka. Mereka berharap gadis ini tidak menolaknya.
"Oh iya bagaimana kalau kita telepon Mama, Papa, dan kak Rian, biar mereka semua pulang dan melihat gadis menggemaskan ini," usul Azka yang langsung disetujui oleh yang lainnya.
"Ya sudah biar kakak saja!" Lio pun langsung keluar dari kamar untuk menghubungi orang tua dan kakak tertuanya itu.
****
Selang beberapa menit, Abraham, Andhara, dan Rian putra pertama Alexander itu telah sampai di Mansion mereka dan langsung bergegas melihat gadis yang akan menjadi bagian dari keluarga mereka.
"Wah, gadis ini imut sekali," teriak Andhara ketika baru saja memasuki kamar tersebut dan langsung memeluk gadis yang masih saja setia menutup matanya itu.
"Ihh Mama kebiasaan deh suaranya toa banget," ucap Abraham jengah dengan kebiasaan Istrinya yang tidak bisa mengontrol suaranya itu. Sedangkan ketujuh putranya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan ajaib Mama mereka.
Karena merasa terusik, gadis itu pun perlahan mulai membuka matanya dan lihatlah betapa terkejutnya dia melihat begitu banyaknya orang yang mengelilinginya.
Lula pun langsung bangun dari tidurnya. "Hmm, maaf ya Tuan, Nyoya, kalau saya sudah merepotkan kalian semua," lirih Lula sedikit gugup dan merasa tidak enak kepada keluarga terpandang ini karena sudah menyusahkan mereka.
Semua orang pun memandang ke arahnya secara bersamaan. Tentu saja hal itu langsung membuat Lula semakin takut dan dirinya langsung ingat kepada bunga pesanan Nyonya Andhara itu.
"Ke mana perginya bunga itu?" Gadis itu pun berusaha mengingat di mana terakhir kali dia memegang bunga tersebut, Dia pun langsung merutuki kenapa dia tiba-tiba pingsan.
"Hahaha, kamu menggemaskan sekali," teriak Byan sambil memeluk gadis yang masih saja memikirkan masalah bunga tersebut. Karena bunga itu sangat mahal, dia harus bersiap-siap untuk dipecat setelah ini. Sementara yang lain mendengus tidak suka melihat Byan yang lebih dulu memeluk adik mereka.
"Eh Byan main menyosor aja sih. Seharusnya kan kakak yang meluk duluan. Kan kakak anak pertama!" Rian pun tak bisa menahan kesalnya ketika dia tidak menjadi orang pertama yang memeluk adiknya itu.
What?? Seolah-olah hanya kata itu yang mampu mewakilkan keterkejutan semua orang setelah mendengar apa yang keluar dari mulut seorang Adrian. Biasanya dia sangat dingin dan tak peduli dengan orang yang belum dikenalnya.
"Kamu enggak sakit kan sayang?" tanya Andhara memastikan bahwa putranya sekarang dalam kondisi yang baik-baik saja.
"Ya enggak lah Ma, aku waras kok," balas Rian cuek.​
Jangan tanya bagaimana Lula sekarang, dia merasa semakin bingung dengan semua orang di sana. Kenapa mereka menyebut dirinya adik? Sejak kapan dia menjadi adik dari tujuh pria tampan ini.
"Sudah-sudah kalian diam dulu! Mama mau bertanya Sama kamu sayang. Coba sekarang kamu memperkenalkan diri kamu dulu!" ucap Andhara lembut sambil mengusap kepala Lula dengan penuh kasih sayang.
"Nama aku Alula Farzana Ayunindya. Umur aku 16 tahun. Sekarang Lula kelas 1 SMA. Orang tua Lula sudah meninggal saat Lula berumur 7 tahun, sejak saat itu Lula bekerja paruh waktu untuk membiayai hidup Lula. Untung aja Lula mendapatkan beasiswa dari SD sampai SMA. Jadi tidak terlalu merasa kesusahan Tuan, nyonya." Lula pun menceritakan siapa dirinya sambil tersenyum. Senyuman yang tersimpan kesedihan dibaliknya. Semua keluarga Alexander pun merasa sangat kasihan dan mereka akan berjanji akan membuat Lula bahagia.
"Sayang, Mama sedih banget kenapa baru sekarang kamu bertemu dengan kamu. Yasudah, mulai sekarang dan selamanya kamu akan menjadi anak Mama sama Papa, dan kamu juga akan mempunyai tujuh kakak sayang. Tenang saja jika mereka berani macam-macam sama putri Mama, maka akan Mama usir mereka dari sini!" seru Andhara penuh ancaman sambil menatap tajam memperingati putra-putranya itu. Sementara para putra Alexander itu pun mendengus kesal mendengar ucapan Mamanya itu. Tidak mungkin mereka akan menyakiti Princess mereka. Mamanya sungguh sangat konyol.
"Kamu mau kan sayang jadi anak Mama?" tanya Andhara lagi.
"Tapi..."
"Sudah Mama tidak mau dengar penolakan sayang! Intinya sekarang kamu resmi jadi anak Mama dan Papa," sambung Andhara memotong ucapan gadis itu. Lula pun langsung memeluk Andhara karena merasa sangat terharu dengan ucapan Andhara. "Makasih ya Mama." ucap Lula lirih sambil terus memeluk erat wanita cantik yang sekarang sudah menjadi orang tuanya itu. Dia sangat rindu pelukan hangat dari sang ibu, karena sejak kecil dia sudah kehilangan orang tuanya.
"Mama, sudah dong meluknya, kami juga ingin memeluk gadis manis ini, kamu enggak liat ekspresi anak- anak karena kamu tidak membiarkan mereka untuk memeluk Lula." protes Abraham yang sangat peka dengan ekspresi anak-anak mereka yang kelihatan sangat jengkel.
"Sudah yaa, kalian semua yang cowok pada keluar deh, biar Mama sama Lula di sini ngobrol-ngobrol cantik." sambung Andhara acuh.
"Mamaaaaaaa!" teriak mereka berbarengan karena merasa tidak terima.
Andhara pun tertawa melihat ekspresi Suami dan anak-anaknya yang terlihat sangat jengkel.
Alula yang tidak tahan melihat ekspresi mereka pun langsung memeluk Papa dan kakak barunya itu secara bergantian.
"Sudah kan, sudah Lula peluk semuanya," ucap Lula setelah memeluk kedelapan pria tampan itu.
"Astaga kamu lucu banget sayang, kakak janji bakal bikin kamu seperti putri di keluarga ini." ucap Lio yang langsung diangguki oleh yang lain.
Lula pun merasa sangat bahagia karena bisa menjadi bagian dari keluarga Alexander ini. Bukan karena mereka orang no. 1 terkaya di dunia, tetapi karena kasih sayang mereka yang membuat kehidupan Lula menjadi sangat bahagia. Memang dari kecil dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.
Ya sudah sayang, sekarang kamu istirahat dulu ya, nanti pas jam makan malam, Mama akan bangunin kamu lagi." sela Andhara kepada anak gadisnya itu.
Alula pun mengangguk mengiyakan dan langsung bersiap-siap untuk tidur.
"Ya sudah princessnya Papa selamat tidur ya." Sambung Abraham sambil mengecup dahi Lula.
"Selamat tidur Queennya kakak." ucap ketujuh pria itu dan bergantian mencium kening adik mereka itu.
Setelah melihat Alula yang mulai menutup matanya, mereka pun langsung keluar dari kamar itu karena tidak mau mengganggu istirahat Lula. Sementara senyum tak henti hentinya luput dari wajah mereka semua. Apalagi Byan yang saat ini sangat bahagia karena akan dipanggil kakak.
"Akhirnya Byan bakalan dipanggil kakak juga." Byan pun membanggakan hal itu kepada kakak-kakaknya.
"Elehh, itu aja bangga." Lio pun mengejek adiknya itu.
"Dasar bocah." sambung yang lainnya serentak. Mendengar kakak-kakaknya yang tidak mengucapkan selamat pun membuat dirinya kembali merasa kesal untuk yang ke sekian kalinya.

....
Bahagia banget ya Byan mau dipanggil kakak 🤧🤧

Hurt Me Again (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang