"Sudah berapa orang kaya yang kau bunuh?"

Aku menelan ludah lagi. "Aku—tidak membunuh siapapun. Hanya—melumpuhkannya dan merampok sebagian harta mereka. Itu saja."

"Pengawal!" panggilnya. "Cari ada berapa orang kaya yang mengeluh hartanya di rampok. Aku akan menghukumnya jika dia berani berbohong."

"Baik yang mulia," sahutnya dengan patuh kemudian pergi.

Sial! Tamat riwayatku. Dia—benar-benar orang yang sulit untuk di taklukan.

"Lalu sedang apa kau di kediaman kepala menteri Jevera? Apa kau juga berniat untuk merampok disana?"

Aku kembali terdiam untuk kesekian kalinya karena buntu dengan pertanyaannya. Tak lama satu jambukan lagi mendarat di tubuhku.

"Aku—hanya ingin bertemu dengan nyonya Jevera, tapi mereka menghadangku dan aku terpaksa bertarung," jawabku spontan.

"Jika bertemu, apa yang akan kau bicarakan dengannya?"

Aku menatap tajam ke arahnya. "Kurasa aku tidak perlu menjawabnya," jawabku muak. "Ini tidak ada sangkut pautnya denganmu."

Cambukan demi cambukan mendarat di tubuhku yang sudah di banjiri darah segar. Ia berjonggkok di depanku dengan tangan yang sudah menjambak rambutku ke belakang.

"Kau bahkan berani menjawabku seperti itu?"

Aku tersungkur ketika rahangku di hantam dengan keras dan tanpa sengaja rambut di leherku tersingkap. Tubuhku tersentak ketika jemarinya menyentuh tengkukku dengan lembut. Aku segera menepis tangannya dan menatapnya nanar. Sial, aku ketahuan! Apa dia melihat tanda di tengkuk leherku?

"Kau seorang Shirea atau salah satu putri raja Victor?"

Alisku mengangkat sedikit ketika melihat wajahnya yang tampak tak bisa membedakan tanda Shirea dengan tanda keturunan raja Victor yang asli. Aku juga tidak yakin apakah tanda itu memiliki corak yang sama atau ada pembeda antara tanda pada Velian dengan tandaku. Jika memang sama, ini pertanda bagus, aku bisa mengecohnya untuk sementara.

"Menurutmu?" tantangku.

Rahangnya mengencang seketika dan langsung berdiri dengan gusar.

"Pengawal!" panggilnya lagi. "Cari tahu mengenai semua keturunan raja Victor. Apakah dia memiliki seorang putri?"

"Tapi—yang mulia. Kita pernah mencarinya tapi riwayat mereka telah dimusnahkan seluruhnya."

Ada perasaan lega dan juga khawatir. Jika putra mahkota tahu aku seorang Shirea, dia akan membunuhku dan setelah itu akan mencari Velian. Aku hanya berharap apa yang kutakutkan tidak terjadi.

"Kalau begitu, kumpulkan semua ahli pustaka!" titahnya lagi.

Tak lama ia kembali berjongkok di hadapanku sambil mengangkat daguku perlahan. Tatapan bengisnya telah hilang dan digantikan dengan kekhawatiran.

"Jika kau memang putri raja Victor, cepat atau lambat aku akan membunuhmu setelah menemukan Shirea-mu."

Aku terdiam tanpa menyahut. Aku tidak percaya jika dia akan mudah terkecoh dan mengira aku benar-benar putri raja Victor. Ini bagus! Setidaknya ia tidak tahu bahwa justru akulah seorang Shirea, dan putra mahkota tidak boleh sampai tahu hal ini.

"Yang mulia, kami sudah membawa salah satu ahli pustaka."

Seseorang datang dengan hormat. Aku tidak menyangka bahwa ia melaksanakan tugasnya secepat itu. Jantungku kembali berdegup kencang, bagaimana jika aku ketahuan lebih cepat dari dugaanku?

AssassinWhere stories live. Discover now