Lost Contact

2 0 0
                                    

Masih ingat dengan kisah Bulan & Langit? Kalau kamu belum baca, baca dulu ya di buku sebelumnya 😊🙏

***

Sudah 1 tahun lebih aku dan Langit putus. Meskipun kami putus, kami masih sering chatting via Whatsapp. Mungkin sulit bagi kami saling melupakan, bagaimana tidak, aku dan bulan telah berpacaran hampir 5 tahun lamanya. Kami juga selalu ada untuk satu sama lain, bahkan di titik terendah masing-masing.

Aku masih ingat waktu aku mengucapkan kata putus padanya di bulan Februari tahun lalu. Mungkin bagi kalian sederhana, tapi bagiku ini adalah masalah yang terus berulang dan aku tidak akan katakan apa masalahnya kepada kalian. Aku hanya ingin Langit terlihat baik dimata kalian persis seperti awal kisahku dan Langit. Namun aku juga menyadari bahwa saat itu mungkin aku terlalu emosi sehingga meminta putus.

Terakhir kali kami berpacaran, kami menjalani Long Distance Relationship. Aku di Bandung dan Langit di Jakarta.  Kami harus dipisahkan karna kami bekerja di kota yang berbeda. Terlebih lagi adanya Covid-19 di Indonesia sempat membuat kami tidak bertemu untuk waktu yang cukup lama.

Setelah kami putus pada awal tahun 2021, Langit memutuskan untuk resign dari pekerjaannya di Jakarta. Sejujurnya aku sangat menyayangkan Langit yang bertindak sejauh itu dan membuat hidupnya menjadi berantakan karena aku sangat tahu bahwa di masa pandemi semua orang kesulitan dalam mencari pekerjaan, bahkan tidak sedikit orang-orang yang kehilangan pekerjaannya saat pandemi. Namun aku percaya mungkin itulah keputusan terbaik yang telah ia pikirkan matang-matang.

Ohiya jika kalian bingung kenapa aku mengetahui kondisi Langit, tentu saja karena kami saat itu masih berhubungan dengan baik dan sejujurnya.. aku sempat meminta Langit untuk balikan beberapa kali, tapi aku ditolak olehnya. Sejak saat itu aku berpikir untuk menjadi teman terbaiknya. Meskipun aku tahu akan sangat sulit untuk menahan perasaanku. Namun aku tahu, kalau memang bukan aku yang terbaik untuk Langit setidaknya aku harus mendoakan dan mengantarkannya kepada jodohnya. Mungkin terdengar sangat bodoh, tapi memang aku sudah ada di tahap setulus dan seikhlas ini. Aku hanya ingin yang terbaik bagi Langit.

Tapi Langit selalu bilang kepadaku untuk menunggunya hingga ia mendapat pekerjaan. Tentu bagiku itu adalah sebuah hal yang sangat bagus karena Langit sangat penting buatku. Mengetahui hal itu aku menjadi sangat lega.

Bulan ke bulan telah dilewati singkat cerita, setelah ayah Langit meninggal akhir tahun 2021, Langit memutuskan untuk pulang dan tinggal di Bandung. Langit masih terus mencari pekerjaan namun tak kunjung ada panggilan interview/test. Langit sering menyerah dan selalu merasa rendah diri sewaktu itu. Entahlah, ia sudah semakin kehilangan arah hidupnya, mungkin baginya kini hidup sudah tidak berarti lagi. Namun aku selalu berusaha ada disisinya, meskipun hanya menguatkan via Whatsapp tapi aku berusah melakukan semua hal sebisaku untuk mebuatnya tetap semangat dalam menjalani hari.

Awal bulan Juni tahun 2022 lalu aku memutuskan untuk tidak lagi menghubungi Langit. Aku tidak sengaja mengetahui bahwa Langit tidak berusaha mencari pekerjaan lagi. Maksudku, Langit yang memberiku harapan bahwa setelah ia mendapatkan pekerjaan ia akan kembali kepadaku, tapi aku telah menunggunya selama ini dan ia tidak berusaha mencari pekerjaan seperti yang dikatakannya dahulu. Lalu untuk apa aku harus menunggunya selama 1 tahun 4 bulan terakhir dan selalu berada di sisinya kalau memang ia tidak berniat untuk menjalin hubungan kembali denganku.. apa karna aku mudah baginya? Atau aku hanyalah tempat pulang baginya? Apa aku tidak berhak untuk dicintai?

Aku bukan ingin dia kembali secepatnya, tapi tidak ada "effort" yang Langit lakukan. Dan kalian tahu apa yang lebih membuatku kecewa lagi? Langit bilang tidak punya waktu untuk apply/memasukkan lamaran pekerjaan sedangkan ia masih punya waktu untuk nongkrong bersama teman temannya hingga larut malam. Padahal setiap hari aku selalu mencarikan lowongan pekerjaan untuknya, tapi apa aku pantas mendapatkan rasa kecewa ini sebagai balasannya?

Satu Kata (Buku 2)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora