Yunho semakin menelan salivanya dalam-dalam melihat wajah Jaejoong yang semakin dekat dengan wajahnya. Ia tidak bisa fokus akan kondisi tubuhnya, yang ia fokuskan hanya bibir merah Jaejoong yang serasa memanggilnya untuk ia rasakan.

"Aku rasa kondisimu semakin membaik tuan, sekarang aku akan memeriksamu dibagian yang lain."

Yunho mengernyit gugup, apa maksud Jaejoong memeriksanya dibagian yang lain. Namun matanya membulat sempurna saat ia merasakan jemari Jaejoong sudah menempel dibagian bawahnya.

"Ke—kenapa—itu—disitu—?" ujar Yunho gagap dan malu, karn bagian bawah tubuhnya itu area sensitifnya dan jika Jaejoong menyentuhnya akan ia pastikan bahwa juniornya itu akan berulah dan ia tidak mau itu terjadi didepan Jaejoong karna ia tahu akan sangat memalukan dilihat Jaejoong.

"Ah, aku memeriksa ini untuk melihat apakah kondisi buang air kecilmu bermasalah atau tidak tuan. Karna saat ini saya bertugas memeriksa menyeluruh dirimu. Jika kau keberatan maka aku akan mengakhiri pemeriksaan ini tuan. Bagaimana?"

"Gwencana. Ku mohon lanjutkan," ujar Yunho cepat dan segera menghentikan kesalahpahaman Jaejoong.

Jujur saja ini terlalu mendadak tapi ia tidak bisa memungkiri ia terlanjur lebih menginginkannya bahkan kini juniornya secara spontan sudah mengeras dibalik celana yang ia gunakan.

Jaejoong tersenyum lebar sembari membantu Yunho untuk melepaskan celananya.

"Baiklah kalau begitu. Pertama-taman tuan harus melepaskan pakaian bawahmu dulu."

Yunho menuruti perkataan Jaejoong. Ia pun mulai menanggalkan pakaian bawahnya hingga tak tersisa dan menutupi juniornya yang sudah mengeras dengan kedua tangannya.

"Tidak perlu malu tuan, kita sesama pria," ujar Jaejoong mencoba menenangkan Yunho sambil melepaskan kedua tangan Yunho yang menutupi area junior Yunho.

Yunho menggigit bibir bawahnya malu, ia tidak menyangka pertama kalinya ia harus memperlihatkan kejantanannya yang sangat ia pertahankan didepan Jaejoong.

"Wow, besar sekali tuan punyamu?" ujar Jaejoong mengagum melihat kokohnya junior Yunho didepan matanya.

"A—itu—aku merawatnya dengan baik Jae selama ini."

"Tapi punyaku tidak sebesar ini tuan, dan ini sangat besar juga tampak kuat," ujar Jaejoong meneliti keseluruhan junior Yunho dengan matanya.

Yunho menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal merasa pede karna ternyata juniornya dimata Jaejoong tidak begitu memalukan. Bahkan sepertinya Jaejoong terlihat menyukai juniornya.

Grep

Yunho menelan salivanya dalam-dalam saat tangan lembut Jaejoong memegang juniornya, bahkan ia rasa Jaejoong pasti menyadari juniornya yang sudah semakin mengeras setelah Jaejoong pegang.

"Wow tuan bahkan ukurannya melebihi lebar kepalan tanganku. Ini sangat besar tuan dan sayang sekali tuan jika tidak digunakan dengan baik."

Yunho menggigit bibir bawahnya. Jujur saja ia semakin tidak tahan melihat Jaejoong yang membangunkan sisi lain dirinya saat ini dan ia rasa Jaejoong menyukai juniornya dan lagi kata-kata Jaejoong terlalu ambigu baginya.

Ia pun mencoba memberanikan diri setelah dengan cepat memikirkan konsekuensi akan apa yang sebentar lagi ia akan katakan.

"Apa kau menyukainya?" Jaejoong segera mengangguk cepat menjawab pertanyaan Yunho dengan senyuman lebar.

'Sial, kenapa dia memberikan ekspresi seperti itu padaku. Kau sudah semakin membuatku gila Jae dan jangan salahkan aku jika tidak bisa menahan diri untuk menerkammu," ujar Yunho dalam hatinya.

Kumpulan Oneshoot YunJaeWhere stories live. Discover now