"Maafkan aku karna tidak bisa menjadi suami yang baik, Jaehwan-ah..."
Jaehwan hanya diam. Menurutnya, jika ia membalas ucapan Daniel, hanya akan membuang waktu. Sudah tidak ada gunanya lagi.
Ia berjengit saat merasakan dahinya di kecup lembut oleh Daniel, lalu turun ke kedua kelopak matanya, pucuk hidungnya digigit pelan, dan terakhir bibirnya dicium serta di lumat pelan.
Jaehwan tidak tau harus melakukan apa karna perbuatan Daniel yang mendadak sangat lembut.
Tangan kanan Daniel beralih pada perutnya, lalu namja Kang itu berlutut menghadap perut Jaehwan.
"Baby, maafkan Appa karena baru menyadari kehadiranmu sayang.. Jangan nakal, oke? Jangan menyusahkan Eomma nantinya, dan jadilah malaikat untuk Eomma.. Appa menyayangimu, sayang.. Maaf, kau akan lahir tanpa ada Appa yang menyambutmu"
Daniel merasakan matanya kembali berair setelah mengucapkan kalimat itu. Ia berdiri lalu tersenyum pada Jaehwan.
"Sekarang kau bebas. Semoga kau menemukan pengganti yang lebih baik dariku" bisiknya, kemudian berlalu meninggalkan Jaehwan.
Ia pikir, lebih baik ia yang berbalik terlebih dahulu daripada harus memandangi punggung Jaehwan yang menjauh. Ia rasa ia tidak akan sanggup.
Sementara itu Jaehwan masih terdiam beberapa saat hingga ia tersadar. Tangannya menarik gagang koper kemudian berjalan. Sedikit kesusahan mengangkat kopernya hingga dilantai bawah, kemudian ia bejalan menuju pintu utama tanpa menoleh ke belakang.
Daniel menatap pintu yang baru saja tertutup seiring dengan menghilangnya sosok Jaehwan dari balik pintu. Ternyata ia bersembunyi di dinding antara ruang tamu dengan kamarnya.
"Biarlah rasa sesal ini yang menemani hari-hariku selanjutnya" lirihnya sambil tersenyum pedih.
💫💫💫💫💫💫
Jaehwan terduduk di sebuah halte bus dengan kopernya berada di sampingnya. Hari sudah beranjak malam, tapi ia masih betah duduk disana. Sudah beberapa kali bus berhenti disana, tapi ia tidak kunjung naik.
"Aku harus kemana?" gumamnya sambil menatap langit yang gelap.
"Tidak mungkin aku kembali ke panti, itu hanya akan membuat Jung Eomma panik dan Minhyun-hyung pasti marah. Lalu.. Jihoon? Tidak mungkin, aku tidak boleh mengganggunya dengan pacarnya.."
Jaehwan ingin sekali menghubungi Guanlin, tapi ia merasa tidak enak meminta bantuan pada lelaki tinggi tersebut.
Dering ponsel mengagetkan Jaehwan. Ia melirik layar ponselnya, dan nama Guanlin tertera disana.
Ah, baru saja aku memikirkannya.. Dia sudah menghubungiku.. ucap Jaehwan dalam hati. Sambil terkekeh pelan, ia menjawab panggilan pemuda Lai itu.
"Hallo, Guanlin-ah.. Sudah merindukanku-"
"Hyung, katakan dimana kau sekarang" potong Guanlin, serius.
Jaehwan terdiam.
"Hyung!"
"Hah? Kenapa- kenapa kau masih bertanya? Tentu saja aku dirumah"
"Jangan berbohong, hyung! Cepat katakan dimana kau!"
Nada suara Guanlin terdengar panik dan khawatir, membuat Jaehwan juga merasa sedikit panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Can't, Let Me Go
Fanfictionjika kau tidak bisa, biarkan aku pergi -KJH bolehkah aku egois? -KDN WARN!! -⚠BxB -⚠Mpreg -⚠🔞 Homophobic STAY AWAY demi kedamaian bersama^^
•11
Mulai dari awal
