•11

1.4K 158 210
                                        

Maklumi jika ada typo
Typo is my style🌚😂😂






























































"Ceraikan aku sekarang juga, Kang Daniel-ssi"

Daniel terdiam kaku di hadapan Jaehwan, sedangkan namja manis itu menatap tajam kearah suaminya dengan tangan terulur memegang kertas surat perceraian.

"Kenapa? Kau takut, sarana kemewahanmu tidak bisa kau dapatkan lagi? Tenang saja, aku sudah menceritakan semuanya pada Eomma, kau masih bisa merasakan kekayaanmu" sinis Jaehwan, lalu menegaskan sodorannya pada Daniel.

Mata tajam Daniel menatap kosong kertas itu. Otaknya juga ikut terasa kosong saat melihat dengan jelas isi surat tersebut.

"Kau...yakin..?" lirih Daniel. Nada suaranya bergetar, tapi Jaehwan tidak peduli.

Emosinya sudah tidak bisa ditahan lagi larena Daniel selalu menghinanya secara tidak langsung. Itu sangat menyakiti perasaannya.

"Tentu saja aku yakin! Buktinya aku sendiri yang mengurus surat perceraian ini" jawab Jaehwan.

Jauh di dalam lubuk hatinya, ada rasa ragu menyelinap tanpa izin. Apakah keputusannya ini adalah keputusan yang baik bagi masa depan anaknya? Apakah anaknya baik-baik saja tanpa kasih sayang seorang ayah? Tanpa keluarga yang lengkap?

Tapi Jaehwan segera meyakinkan diri. Ia bisa menjadi seorang ayah, ibu, serta kakak bagi anaknya nanti. Anaknya tidak akan butuh ayah, karena ia yakin bisa menjalankan peran-peran tersebut demi sang buah hati.

Daniel menatap wajah Jaehwan dalam-dalam dengan tatapan sendu. Jaehwan tau itu, tapi ia mencoba tidak peduli dan malah menatap kertas yang masih setia ia sodorkan di hadapan Daniel.

"Apa kau tega membiarkan anak kita lahir tanpa seorang ayah?" tanya Daniel, lirih.

Pertanyaan Daniel membuat Jaehwan sangat terkejut, bahkan matanya langsung fokus menatap Daniel.

"Kau hamil Jae.. Itu anakku, anak kita.."

Kertas yang Jaehwan pegang langsung terjatuh kelantai, disusul dengan tangannya yang merosot lemas ke samping tubuhnya.

Tatapan Jaehwan mendadak nanar.

"Aku tau semuanya, tiga hari yang lalu.. Kau menyembunyikan kehamilanmu yang hampir memasuki minggu ke empat. Menutupinya dariku dan berlagak baik-baik saja" jelas Daniel.

Jaehwan menggeleng.

"Bisakah kita tetap bersama? Demi anak kita, Jaehwan-ah.." ujar Daniel.

"Kau tidak mencintaiku, Kang Daniel! Aku juga tidak mencintaimu! Aku lebih memilih melahirkan anak ini tanpa ada ayahnya, daripada dia harus memiliki ayah brengsek sepertimu!" tegas Jaehwan dengan suara bergetar menahan emosi yang akhir-akhir ini susah untuk ia tahan.

Daniel terdiam. Ia mencoba menahan emosinya yang sepertinya kembali muncul, ia tidak terima dikatakan brengsek oleh Jaehwan. Padahal ia sendiri menyadari bahwa ia sangat keterlaluan pada sang istri.

"Bukankah kau bisa kembali bersama kekasihmu juga kita bercerai? Atau kalian bisa langsung menikah.. Bukankah itu impianmu?"

Daniel kembali bungkam. Hatinya sibuk menanyakan dirinya sendiri. Benarkah itu masih menjadi impiannya?

Entahlah, sejak mengetahui kedekatan Jaehwan dengan Guanlin, perasaan Daniel pada Sungwoon makin lama semakin terkikis habis.

Dan ketika ia mengetahui bahwa Jaehwan hamil karena ulahnya, sosok Sungwoon seolah lenyap di dalam hati serta otak namja Kang itu. Yang ia pikirkan hanyalah Jaehwan serta janin yang ada di perut namja manis itu.

If You Can't, Let Me GoWhere stories live. Discover now