#9

2.1K 35 0
                                    

Ohiya haii, aku kembali lagi dengan ceritaku yang kelam. Ahh sebenarnya bukan kelam sih, hanya sedikit menguras tenaga, waktu, dan pikiranku.

Tentang hidup yang sangat rumit sih menurutku. Aku dituntut untuk tetap sabar, sabar dan sabar. Dalam hidup memang banyak perihal tentang rindu.

Ahh kalau sudah berbicara tentang rindu, aku tak bisa berkata lagi.

Rindu...
Bagiku, sebuah kata yang sangat sederhana namun bermakna mendalam. Rindu itu bisa membuat seseorang menjadi berubah. Entah itu perilaku nya, sifat nya, atau pun pikirannya.

Tentang rindu, aku sih tidak tau banyak tentang kata itu. Aku hanya dapat merasakannya saja. Rasanya itu seperti ada yang mengganjal di dalam dada, terasa sesak, namun setelah kita bertemu dengan orang yang kita rindui, semua rasa itu menghilang begitu saja.

Dari situ, aku sangat belajar tentang apa itu menghargai, bersyukur, dan pertemuan.

Pertemuan pertama yang di mulai dengan tak sengaja aku menyenggol bahunya hingga membuat segelas kopinya jatuh malam itu.

Dengan udara cukup dingin di kota Bandung itu ditambah hujan deras yang mengguyur kota itu. Aku tengah menikmati kopi sambil mengerjakan skripsiku.

Jadwal kuliah yang padat ditambah tugas tugas yang banyak sekali membuat waktuku untuk bersantai menghilang begitu saja.

Beginilah kehidupanku sekarang, setelah aku lulus SMA dengan kisah yang ah sudahlah aku tak mau bahas lagi itu, bahkan aku sudah move on loh haha.

Lebih baik aku ceritakan saja ya kisahku yang sekarang. Kehidupanku yang sangat sangat bahagia, pertemuanku dengannya di kafe dengan keadaan hujan menjadi latar pertemuan awalku dengannya.

Brughhh...

Suara gelas pecah terdengar di telingaku, aku aku akuuuu itu salahku yaa. Aku tak sengaja menyenggol bahunya. Aku tak berani untuk melihat ke belakang, tapi tapi aku aku harus bertanggung jawab.

Dengan perasaan yang tidak karuan dan seluruh tubuhku bergetar hebat. Aku memberanikan diri untuk melihatnya.

"Ma maa maa af maafkan a a a kuu...." ucapku dengan suara yang terbata bata.

"Ah tak apa, bukan salahmu juga." ucapnya sambil membersihkan kotoran yang menempel di bajunya.

Aku berpikir sejenak, kenapa loh kenapa ia tak marah kepadaku ya. Padahal kan aku juga salah, ah tapi ya sudahlah.

"Sekali lagi aku minta maaf." ucapku menunduk malu.

Ia pun tersenyum, senyumannya manis sekali seperti pakai gula hehe.

"Tak apa, mari duduk temani saya ngobrol, kebetulan saya sedang sendirian."

Aku mengangguk lesu sambil mengikutinya dari belakang.

------

Patah HatiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora