two

13.7K 2K 555
                                    

"Ya masa saya langsung kerja hari ini juga pak?!" Jaemin memprotes. Namun Jeno sama sekali tak menggubris. Lelaki itu sibuk menanda tangani berkas apa itu Jaemin tak tahu.

Masalahnya sepele sebenarnya. Jaemin sekarang hanya mengenakan sebuah setelan hoodie kebesaran berwarna abu-abu dengan celana training berwarna abu-abu pula. Ia juga hanya menggunakan sepatu sneaker berwarna hitam yang terlihat tidak formal. Mana bisa dia bekerja dengan penampilan seperti begini?

Padahal ia terlihat begitu menggemaskan karena lengan hoodie tersebut lebih panjang dari lengannya sendiri.

"Mau pulang? Ayo saya anterin." Jeno menutup berkasnya tadi, meraih kunci mobil kemudian menghampiri Jaemin yang tampak kesal.

Sebenarnya, outfit Jeno juga tidak bisa dikatakan sebagai outfit orang kantoran. Lelaki itu mengenakan jaket denim berwarna biru tua dengan kaus hitam di dalam, dan juga celana jeans dengan sepatu sneakers. Inikah penampilan seorang direktur?

"Bapak nyebelin banget sih?!" Jaemin melangkah duluan. Keluar dari ruangan Jeno, meninggalkan sang direktur yang kini menghela nafas pasrah.

Jeno menyusul Jaemin. Pria itu menyeimbangkan langkah lebarnya dengan langkah kecil Jaemin yang tergesa-gesa. Segera ia meraih pergelangan tangan Jaemin, membuat si empu berhenti dan menatapnya tajam.

"Jalan pelan-pelan. Entar kamu jatuh saya ketawa paling kenceng." Ujar Jeno mengingatkan. Tentunya dengan ekspresi yang sangat menyebalkan.

"Bodo!" Jaemin baru saja akan melangkah lebih cepat lagi, namun ia ingat, pergelangan tangannya masih dicekal Jeno.

"Tristan—"

"Iya iya! Pak Randy nyebelin banget!"

Bukannya mengantar Jaemin pulang, Jeno malah mengajak Jaemin ke sebuah mall besar yang terletak di pusat kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukannya mengantar Jaemin pulang, Jeno malah mengajak Jaemin ke sebuah mall besar yang terletak di pusat kota. Jaemin sebenarnya tak mengerti dengan jalan pikiran atasannya itu, namun ia lebih sibuk memperhatikan brand-brand mahal di mall tersebut.

"Woah!" Desah Jaemin kagum. Seumur hidupnya ia tak pernah membeli barang-barang bermerek mahal, kecuali itu hadiah dari saudaranya.

Jeno terkekeh melihat ekspresi kagum Jaemin. Lelaki itu kemudian mendekatkan diri pada Jaemin, lalu berbisik pelan, "kalo kamu bisa nangkep yang nerror saya, saya beliin kamu baju-baju mahal itu."

Jaemin kemudian menoleh ke arah Jeno dengan mata berbinar. "Beneran pak?!"

"Tapi boong. Hiyahiyahiya." Jawab Jeno dengan wajah jenaka yang seketika mendapat geplakan di perut oleh Jaemin.

"Nyebelin!"

Tawa Jeno pecah melihat ekspresi marah Jaemin yang terlihat menggemaskan. Lelaki itu kemudian menautkan jemarinya dengan jemari Jaemin.

Belum sempat Jaemin memprotes, Jeno kembali mendekatkan dirinya kemudian berbisik, "di tempat umum begini, mungkin ada yang nerror saya. Jangan sampe keliatan kalo kamu bodyguard saya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❝ Bodyguard ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang