“Makanya hati-hati, jangan lari lagi oke?” bujuk ku yang di jawabnya dengan anggukan lucu

Ah syukurlah aku sudah menyewa tempat ini, jika tidak mungkin orang lain juga akan ikut menikmati setiap ekspresi menggemaskan alien ku ini, mana rela aku.

“mau naik yang mana dulu?”

Lisa menempelkan telunjuknya di depan bibir yang di kerucutkannya, membuatku ingin menggigit bibir yang kelewat seksi itu. Aish bisa ga sih gadis ini sehari saja jangan bertingkah imut seperti itu? Kan aku gemas.

“sepi”

“huh?”

“taman sepi orang kosong”

Ah ternyata dia lebih bingung dengan keadaan sepi tempat ini dari pada memikirkan wahana mana yang ingin di naiki nya terlebih dulu.

“aku menyewa tempat ini khusus untuk mu”

“nyewa?”

“iya, artinya kamu bebas bermain sepuas mu tanpa ada yang mengganggu”

“puas? Bebas main?”

Aku mengangguk menjawab segala pertanyaannya, membuat gadis itu senang tak terkira, dengan bebas menaiki berbagai wahana sesuka hati nya, berlari kesana kemari dengan antusias, menarik tangan ku kemana pun dia melangkah.

Kryuuuk

Aku tertawa keras saat suara itu keluar dari perut Lisa, mencubit gemas hidung alien ku yang pastinya telah kelaparan sekarang karna terlalu semangat menghabiskan tenaganya berlari kesana kemari. Ku tarik lembut tangannya, membawa gadis itu ke sebuah kafe yang tersedia di  dalam taman itu, memesan ramen yang ku rasa cocok untuk menghangatkan tubuh di cuaca dingin ini, tak lupa memesan beberapa cake yang sangat di sukai Lisa.

“apa itu enak?” tanya ku seraya me lap krim yang menempel di sudut bibirnya

“enak” ujarnya memakan cake itu dengan lahap

“lain kali akan ku buatkan yang banyak untuk mu”

Agaknya ucapan ku barusan membuat Lisa semakin bersemangat, lihat saja binar-binar di mata nya, mengingatkan ku pada Kuma. Aish aku lupa sudah lama tak membawa Kuma jalan-jalan karna sibuk mengurusi alien imut ini. Wah berbahaya sekali dampak mu lalice.

((๑✧ꈊ✧๑))

Normal POV

Jennie terlalu sibuk mengurus Lisa, tak menyadari bahwa dari tadi ada orang-orang berjas hitam yang sedang mengamati gerak gerik mereka, baik secara langsung maupun dari cctv yang terpasang di tempat itu.

“Bagaimana?”

“Seperti informasi yang diberikan ketua, itu memang mereka”

“Jadi kapan bergerak?”

“Tunggu perintah”

“Bukankah bukti nya telah kita miliki?”

“Ya, tapi ketua tak ingin ada yang terluka”

“Ck aku tak percaya gadis itu alien, dia terlihat seperti manusia biasa, tak seperti yang dideskripsikan orang-orang di film-film”

“Kau pikir aku percaya? Tapi bukti sudah ada, yang kita butuhkan hanya memperkuat dan mencari kebenarannya. Aku benci terus-terusan di sebut pembual, kita ilmuwan yang bekerja untuk mencari kebenaran, bukan untuk di hina. Dan aku bersumpah akan menunjukkan kebenaran tentang keberadaan alien pada dunia melalui gadis itu.”

“Ya, itu ambisi kita, tujuan kita, mari tunjukkan pada dunia busuk ini kebenaran yang selalu mereka tertawakan itu.”

Kedua pria itu menatap tajam pada kedua gadis lebih tepatnya satu alien yang sedang menyantap makanan nya dengan tenang. Tak menyadari bahaya yang sedang mengancam hidupnya.

luz sin gravedad 《JenLisa》Where stories live. Discover now