11. They dont Know About Us

Start from the beginning
                                    

Singto menggenggam telapak tangan Krist. “Terima kasih telah memberikan Krist untuk Singto. Singto berjanji akan menjaga Krist dengan baik. Kami berdua akan hidup bahagia..”

Krist tersadar dari lamunan ketika suara bel istirahat terdengar nyaring . Chimon yang duduk disebelahnya mengajak pergi ke kantin. Krist memperhatikan layar ponselnya. Tidak tahu kenapa ia sejak tadi selalu memperhatikan ponselnya.

***

Tay menyesap kaleng kopi kemasan. Matanya memperhatikan New yang berjalan mondar-mandir. Tay melemparkan botol kemasan minuman ke New yang langsung ditangkap dengan sigap. “Bagaimana?” tanya Tay.

New memberikan gelengan dengan sedih. Tay memperhatikannya kembali. New belum menyerah sama sekali. Tangannya dengan cepat menyentuh layar ponsel, mencoba menghubungi Singto kembali.

Haruskah Tay memberikan penghargaan atas hubungan persahabatan mereka? Sungguh membuat Tay merasa terharu. Singto hanya hilang sehari di sekolah, kenapa New begitu mengkhawatirkannya. Itu hak Singto bukan? Bisa saja Singto mempunyai kepentingan lain yang harus diselesaikannya. Tay menggeleng kesal. Tunggu, kenapa ia harus merasa kesal?

“YAAAA!!!!!!”

Tay tersentak kaget. Mengelus dada dengan telapak tangannya. New tiba-tiba berteriak dengan ponsel yang menempel pada telinganya. Mungkin Singto sudah menerima panggilannya.

“KAU KEMANA SAJA HAH? AKU TIDAK BISA MENGHUBUNGIMU SAMA SEKALI!”

Tay memangku wajahnya dengan telapak tangan. Siap mendengarkan drama persahabatan mereka. Mengamati bibir New yang bergerak lincah. Bibir tebal merahnya. Bibirnya bergerak lucu. Tay terlalu fokus pada bibir New hingga tidak mendengarkan apa yang New katakan. Tay mengerutkan dahinya. Gerakan bibir New berhenti. Ia memperhatikan wajahnya yang kini diam, memandang kosong didepannya.

New mematikan sambungan panggilannya. Ia berjalan menghampiri Tay. Merebahkan tubuhnya diatas rumput. Matanya memandang langit dengan kosong. Tay hanya diam memperhatikannya. Menungggu New untuk bercerita.

“Singto sedang sakit..” kata New, yang ditanggapi anggukan oleh Tay.

“Apa aku sudah bercerita kepadamu? Orang tua Singto meninggal dalam kecelakaan. Aku tidak tahu dimana sekarang dia tinggal. Setiap aku bertanya dia tidak pernah mau memberitahuku.”

“Aku tidak tahu apakah ada orang yang menjaganya pada saat sakit seperti ini. Apa dia sudah makan dan minum obatnya?” ucap New sembari mengacak rambutnya. New sudah bertanya alamat rumah Singto disambungan panggilan tadi.  Tetap saja Singto tidak memberi tahunya. Sebenarnya ada apa dengan sahabatnya tersebut. Apa ia tinggal di planet luar angkasa huh?

“Ayo ikut aku!” Tay menarik tangan New.

“Hei pelan-pelan! Kau akan membawaku kemana?” New menahan tangannya yang ditarik paksa oleh Tay.

“Ke ruangan kepala sekolah!”

New mengerutkan dahinya, tidak mengerti.

“Meminta kepala sekolah alamat rumah Singto!”

New memukul belakang kepala Tay. “Apa kau bodoh! Kita menghadap kepala sekolah hanya meminta alamat rumah Singto? Apa kau bodoh! Apa kita sepenting itu hingga kepala sekolah mau menemui kita hah?” nafas New tidak beraturan. Ia pergi meninggalkan Tay begitu saja. Tay memiringkan kepalanya, kenapa ia serba salah disini?

Candy tiba-tiba muncul dibelakang Tay. Menepuk pundaknya pelan dan mengangguk. Seakan berkata “Sabar ya Phi!” kemudian pergi meninggalkan Tay sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan. Apakah Candy sedang menertawakannya?

[SINGTOxKRIST/PERAYA] My Evil SeniorWhere stories live. Discover now