jangan menginjaknya," kata pemuda itu dengan sopan.
Beberapa orang yang ramai di pasar segera
berhenti untuk menyaksikan pemuda itu.
"Apa? Kau sedang memerintahku? Dasar orang miskin!
Beras itu sudah tidak layak kau makan. Ambil ini dan belilah
beras yang baru! Hal seperti itu saja kau permasalahkan."
Pemuda pelajar itu merogoh kantungnya dan melemparkan
beberapa keping uang ke arah si pemuda cantik itu. Melihat
sikap pemuda pelajar itu, dia hanya menarik nafas dan
memunguti kepingan uang yang jatuh. Lalu diberikannya
kembali pada si pemuda pelajar itu.
"Seberapa banyak uang yang tuan muda berikan, tetap
saja itu tidak akan mengubah perbuatan tuan muda yang
menginjak‐injak beras ini ..."
"Ahhh! Kau pemuda miskin yang banyak bicara! Bukankah salahmu sendiri menjatuhkannya?!"
"Jika bukan tuan muda yang menabraknya, tidak
mungkin beras itu akan jatuh begitu saja," jawab si pemuda
cantik dengan tenang
"Kau berani membantahku? Dasar...!"
Tangan pelajar itu sudah melayang, namun dengan cepat
ditahan oleh pemuda cantik itu.
"Jangan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan
masalah. Tahukah tuan muda ini, seberapa penting beras ini
untuk kami? Ini adalah sumber kehidupan buat kami, pemberi
tenaga sekaligus semangat untuk kami. Mungkin bagi tuan
muda yang kaya, hal itu tidak penting karena tuan muda tidak
pernah merasakan betapa kerasnya kami bekerja mulai dari
menanam hingga memanennya. Tuan muda hanya tinggal
menikmatinya saja. Bukankahtuan muda adalah pelajar
istana? Apakah di sana tidak diajari bagaimana bersikap pada
orang? Bukankah sekolah di istana itu bertujuan untuk
mendidik para pelajar menjadi orang‐orang yang bijak dan
tahu sopan santun sekaligus menjadi calon pemimpin‐
pemimpin kerajaan ini, yang kelak akan menjadi suri tauladan
bagi rakyat kecil seperti kami? Jika seorang pemimpin hanya
bisa bermabuk‐mabuk seperti ini dan tidak bisa bersikap bijak
maka tidak ada gunanya kerajaan mendirikan sekolah istana.
Kami juga membayar pajak untuk kelangsungan sekolah
istana. Jadi, janganlah berbuat sekendak hati seperti ini
YOU ARE READING
Cinta Di Langit Majapahit
היסטורי בדיוניCinta di Langit Majapahit Penulis: Luis (Luluk Iswati) Editor: Istiqomah, Muhammad Khilmi Fuad Dalam menghadapi masalah-masalah yang menarik, Mahesa telah mengubah hidupnya lebih hidup. Panji kembali tersenyum. Hatinya semakin jatuh hati pada pemud...
1. Pencuri di tengah wilwatikta
Start from the beginning