2 - Yes, I'm a Whore

12.3K 1.5K 137
                                        

Sunyi membuatnya sadar, kalau ini adalah luka yang akan kembali menganga. Luka yang belum sepenuhnya sembuh akan kembali basah. Akan kembali memunculkan rasa sakit. Karena... Kepahitan itu akan datang. Lagi.

"Bagaimana rasanya mengandung tanpa ditemani suami?"

Haechan mengernyitkan alisnya ketika mendengar pertanyaan retorik yang sangat tidak sopan itu. Ia mengulas senyum, mencoba untuk tidak memikirkan lebih lanjut ucapan sosok wanita ini. Fokus pada dot yang berisi susu formula untuk anaknya yang kini sudah tertidur dengan suaminya.

"Apa kau tersinggung?" Nadanya seperti mengejeknya yang tidak bisa menjawab apa yang sudah ditanyakannya tadi.

Haechan tersenyum tipis, "Aku tidak sendiri, aku  ditemani suamiku tentu saja."

Haechan meremat botol susu Chenle ketika jantungnya berdegup kencang dengan tempo yang menyakitkan. Ekspresi mencemooh Wendy seakan terekam kuat pada kepalanya. Menyebabkan denyut nyeri yang tidak terkira.

"Aku tahu segalanya tentangmu. Masa lalumu yang kotor, asal usul keberadaanmu." Wendy tersenyum miring mendekat pada sosok mungil yang tengah menatapnya benci. Wendy lebih suka dibenci oleh sosok istri Mark Lee ini. "...aku mengetahui semuanya, Haechan. Si jalang yang dijual."

Haechan terdiam. Dia kalah telak, dia pecundang yang sebenarnya. Diam dan ketakutan seorang diri di dapur megah milik mertuanya. Panas susu yang tumpah ditangannya seolah tidak terasa sama sekali. Hatinya diselubungi ketakutan yang sangat menyakitkan.

Inilah takdir yang akan dijalaninya. Luka yang kembali menganga karena kedatangan sosok wanita yang ia ketahui sebagai kerabat suaminya. Apa ini akhir Lee Haechan?

Tentu saja tidak. Haechan yakin ada yang lebih buruk dari ini. Karena ia sudah hampir terbiasa dengan luka yang ada dihatinya. Meskipun dengan rasa yang tidak bisa membuatnya menjadi kuat dalam menghadapinya.

***

"Ada apa? Kau lelah?"

Haechan mendongak, menatap paras tampan suami luar biasa yang sedang menatapnya khawatir. Ada rasa yang benar-benar tidak bisa dijelaskan saat ini. Rasa yang membuat Haechan semakin sesak seorang diri.

Haechan menggeleng, kembali menunduk menatap bayi yang ada dipangkuannya. Jujur saja hatinya saat ini sedang ketakutan. Banyak alasan untuknya bersedih saat ini. Apa bahagia ini akan berakhir?

Haechan mohon jangan. Ia baru saja merasakan lengkapnya keluarga selama beberapa bulan. Apa memang durasi bahagia untuknya tidak lama?

Haechan menangis dalam diam. Rasanya menyesakkan ketika memendamnya seorang diri. Apalagi mendengar suara-suara suaminya sedang bergurau dengan kerabatnya. Semakin membuat Haechan kalut, ada rasa takut menyelimutinya.

"Jangan berakhir, kumohon jangan berakhir." Lirihnya.

Tangisan seorang ibu memang bisa dirasakan oleh anaknya. Bayi Chenle itu menangis keras. Meskipun Haechan sudah memberinya susu dan mengusap punggungnya, Chenle masih menangis keras sampai wajahnya memerah.

Haechan berharap besok bisa lebih baik dari hari ini.

TBC

Slave II • Markhyuck ✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя