Ibu,

94 2 0
                                    

Pada pagi hari, pukul 06.17 Lita bercerita tentang ibunya kepada seseorang, Lita selalu berbicara bahwa  "Ibunya adalah sosok yang penuh candaan serta selalu bahagia", Ibunya Lita juga sosok yang pekerja keras, mencari nafkah dengan berjualan. Lita adalah anak yang tak pernah dekat dengan Ibunya, bahkan untuk berbicara dengan Ibunya berjam2 saja, Lita tak pernah melakukannya.

Selanjutnya, hari itu adalah hari sabtu, dimana Lita dan sepupunya membantu Ibunya Lita berjualan dikantin, namun setelah masuk jam 1 siang, Lita mulai kesekolah.
Waktu itu jelas sekali. Lita ingat dari kata2 Ibunya,
Ibu Lita berkata "jangan sekolah saja, bantu Ibu hari ini". Iya itulah kata2 yang sampai saat ini tersimpan didalam pikiran Lita, tak bisa Lita lupakan.
Namun, saat Ibu Lita berkata demikian, Lita tetap pergi kesekolah bersama sepupunya, sebelumnya Lita dan Ibunya malah sempat berfoto2 dihp lita.
Sesampainya di sekolah Lita duduk didalam kelas, Lita ngga ada sedikitpun perasaan aneh saat itu, tiba2 guru Lita datang untuk menyampaikan bahwa semua guru akan ada rapat, dan sekolah pun pulang awal. Saat itu, tak seperti biasanya, Lita dan sepupunya pulang tanpa nongkrong sama teman2 Lita dikantin belakang sekolah.

Setibanya Lita dirumah, Lita melihat banyak motor dihalaman rumahnya. Lita mulai panik dan cepat2 masuk kerumah. Saat masuk kedalam rumah, Lita melihat Ibunya terbaring lemah, disitu Lita mulai sedih. Setelah kejadian ini Lita sangat membenci dirinya sendiri karena tak menuruti kata2 Ibunya tadi agar tidak bersekolah saja. Ibunya Lita jatuh dan mengalami stroke ringan. Tanpa pikir panjang Ibunya Lita dibawa ke Rumah Sakit waktu itu dengan keluarga besar Lita, singkat cerita. Sudah lebih dari 2x Ibunya Lita masuk kerumah sakit hingga melakukan terapi dimana saja, namun tak membuahkan hasil.

Dan Lita pun mengingat kejadian dulu yang tak pernah mencium Ibunya, tetapi setelah Ibunya Lita jatuh sakit, Lita sering mencium dan bergurau dengan Ibunya. Sekarang Lita terlihat sering murung, Lita seringkali berkata maaf kepada Ibunya, padahal dulu kalau mau bilang maaf Lita gengsi,

Singkat cerita, Lita pun sekarang sudah kuliah.
Lita yang baru pulang kuliah pun sekarang selalu menyempatkan diri untuk menanyakan apapun kepada Ibunya.
Percakapan :
Lita : bu, udah makan?
Ibu : udah tadi, Lita udah makan?
Lita : belum bu, nanti aja.
Ibu : makan gih sana, beli nasi diluar.
Lita : ngga apa bu, nanti aja. Lita mau ngomong2 sama Ibu,
Ibunya Lita pun tersenyum dan mengangguk.
Lita : bu, maafin Lita ya kalau Lita ada salah, maafin Lita sering ngga nurut dan susah buat sabar.
Ibu : haa apa Lita? (Ibunya Lita merasa malu)

Seperti hari biasanya, Lita sering mengajak Ibunya untuk menikmati udara sore di depan rumah dengan menggunakan kursi roda. Disitu Lita sering memperhatikan Ibunya, Lita tampak sering meneteskan air mata, namun dengan cepat Lita menghapusnya, saat itu pikiran Lita hanya "Ibuku pasti sembuh, aku menyesal pernah tak sedekat ini dengan Ibu, aku sayang Ibu".

5 tahun kemudian keadaan Ibunya Lita masih sama, Lita semakin takut meninggalkan Ibunya pergi meski hanya beberapa menit, setiap kali Lita berpergian, Lita selalu menghubungi siapapun yang ada dirumah hanya untuk menanyakan Ibunya sedang apa dan apakah sudah makan".
Lita merasa ingin berhenti dalam segala kegiatan agar lebih sering bersama Ibunya, Lita mulai tertekan karena hal itu. Hingga akhirnya Lita sering menangis dan melamun.

Tepat pada hari Minggu dimana Lita libur dari segala kegiatan, Lita ingin bersama Ibunya. Dari menemani Ibunya menonton, menemani Ibunya berbicara hingga makan bersama dan tidak lupa Lita tak berhenti mencium Ibunya hingga Ibunya merasa marah. Lita memang sering bercanda dengan Ibunya, semuanya hanya karena agar Ibunya Lita lebih sering tertawa.

Pada sore harinya Ibu dan Lita bercakap.
Ibu : Lita kapan Ibu sembuh ya?
Lita : pasti ada waktunya bu (Lita menahan tangis)
Ibu : hmm (Ibunya Lita pun menangis)
Sore itu Ibunya Lita menangis hingga sulit dihentikan dan Lita yang tak tahan pun ikut menangis.
Lita : Lita sayang Ibu, nanti pasti sembuh. Cuma lita ngga tau kapan bu, tapi Lita yakin bu. Lita akan selalu jaga Ibu.
Dan Lita pun berusaha menenangkan dan memeluk Ibunya yang merasa sedih dengan keadaannya yang tak kunjung sembuh.

IbuWhere stories live. Discover now