Mood nya langsung berubah ketika melihat si Nina yang tengah menyantap mangga di saung dengan Ibu dan Orang tua Aghi serta pegawai lain nya.

Tapi mangga itu membuat perut Mentari kembali meraung minta diisi.

Tiba-tib Aghi menghampiri Mentari, sembari membawa setumpuk potongan Mangga yang terlihat lezat di piring.

"Makan Men," katanya. Lalu meletakan Mangga nya di meja.

"Kamu belom makan dari tadi,"

"Ini gampang kok tinggal di tusuk aja pake garpu,'

Mentari masih diam.

"Ibu saya tadi bilang gak apa-apa makan pake tangan kiri, kan kepaksa katanya,"

"Makan Men gak usah malu-malu. Mangga nya enak kok manis,"

"Kaya kamu kalo lagi senyum,"

Mentari hampir tertawa mendengara Aghi yang biasanya serius tiba-tiba membuat lelucon receh seperti itu.

"Ya kalo asem Mangga nya itu salah kamu. Soalnya Kamu gak senyum-senyum dari kemarin,"

Tahan.

"Iya dimakan sana pergi,"

Aghi pun pergi.

1
2
3

"Hahahah hahaha hahaha hahaha hahaha"

_

Hani menghampiri Mentari yang tengah mengelus elus lengan kanan nya yang di gips itu.

"Kenapa sakit?" Tanya nya.
"Engga, cuman agak ngilu sedikit,"

Hani duduk di samping Mentari.

"Kamu bosen ga disini?"
"Engga, disini enak. Sejuk banyak yang bisa diliat,"

"Tapi dari tadi pagi kamu sendiri, pasti bosen. Nina emang susah buat di deketin,"

Mentari pun langsung melirik ke arah Nina yang sedang menempel pada Aghi. Padahal Aghi tengah mengobrol dengan Rammy.

"Gimana kalau Kamu suruh temen-temen Kamu aja kesini. Biar gak sendirian,"

"Hah? Boleh?"
"Iya. Anggep aja sekalian liburan bareng."

"Yeaay, Makasihhh"

.

"Rimaaa," Panggil Mentari sumringah ketika melihat Rima dan Ary keluar dari mobil.

"Aryyyy," teriak Ary. Menyambut namanya sendiri karena tak ada yang menyambutnya.

Rima yang hendak memeluk Mentari langsung ditahan oleh Ary karena takut menyenggol tangan Mentari.

"Ehh iya gue lupa,"

Mereka pun langsung masuk ke dalam Rumah Aghi.

"Gede banget Men rumahnya. Pantes Lo kurusan disini. Kemana mana jauh," Bisik Rima.

Setelah berkenalan dengan semua anggota keluarga Aghi dan setelah selesai merapikan barang bawaan nya Mentari, Rima dan Ary jalan-jalan ke perkebunan.

Dari arah atas Aghi dan Nina tengah turun berpapasan dengan Mentari dan kawan nya.

"Oh jadi itu si Nina Bobo?" Bisik Rima. Mentari langsung mengangguk.

"Men, siapa tuh cantik" Bisik Ary.

Sebuah jitakan pun mendarat dengan selamat di Jidat Ary.

"Aaw! Kok gua di jitak sih?"

"Mau kemana Men?" Tanya Aghi. Nina yang berdiri di sampingnya langsung menggandeng Aghi.

"Mau ke Gazebo yang diatas,"
"Yaudah hati-hati ya," Aghi pun turun dengan Nina.

"Y"

Mentari pun langsung pergi menuju Gazebo.

"Men siapa namanya?"

"Bisa diem ga Lo Ry?" Rima menyubit lengan kiri Ary.

"Kenapa sih kalian hari ini lagi pms ya? Sensi banget."

.

Mentari menatap langit yang mulai menghitam. Ary dan Rima sudah terlebih dahulu turun, dan Ia masih ingin disini.

Malas kalau harus melihat Aghi dan Nina. Pikirnya.

"Heran deh Gue sama si Ibu. Ga marah gitu ngliat si Nina bobo lengket banget sama si Aghi?"

Ia menghela nafas.
Hujan mulai berjatuhan dengan deras.

5
10
15
20 menit berlalu. Hujan makin deras.
Mentari melirik jam tangan nya.

"Jam 6?"

"Kapan reda nya??" Mentari membetulkan jaket nya karena udara semakin dingin.

Tak lama, kemudian datang Aghi yang sepertinya untuk menjemput Mentari.

"Ayo," ucap Mentari sudah siap untuk turun.

"Masih hujan deras Men, turun nya susah. Tambah tangan kamu kan jangan kena air. Jadi nunggu agak reda dulu ya?"

Mentari pun duduk kembali. Disusul Aghi duduk di samping Mentari.

"Masih marah?" Tanya Aghi pelan. Mentari diam.

Aghi meraih jemari Mentari. Mencoba menghangatkan gadis yang tengah kedinginan itu.

Mentari melirik Aghi.

"Sakit gak?" Aghi menatap lengan kanan Mentari. Tatapan nya berubah menjadi tatapan bersalah.

Mentari mengangguk pelan.

Aghi menatap Mentari. Merapihkan rambut rambut halus yang menghalangi wajah Mentari.

"Dingin?" Tanya Aghi kembali.
Mentari menggelengkan kepalanya.

"Maaf," kata Aghi penuh penyesalan.

"Jangan cuma ke Aku. Minta maaf juga ke Ibu" Sahut Mentari.

Aghi menunduk.

"Dia pasti sebel juga sama Kamu gara-gara sama si Nina Bobo terus,"

Aghi tersenyum lalu mendekap Mentari.

Pacar Ibu [SELESAI]Where stories live. Discover now