'Apa kau ingin mempermalukanku di hadapan orang-orang? Hah?! Kau pikir siapa dirimu!! Kau sengaja ingin mempermalukanku dengan melakukan pekerjaan menjijikan itu untuk menjatuhkanku!! Iyakan?!

Bentakannya masih bergema di relung hati Angella hingga saat ini. Gadis itu mencengkram ponsel di tangannya, ia menggertakkan gigi merasakan hatinya sakit kembali mengingat semua itu.

Penjelasan apapun tak berguna bagi Rafael. Angella ingat dari kejadian itu pula Rafael semakin memandang rendah dirinya. Pria itu juga mengatakan ingin menceraikannya namun tentu saja ia menolaknya mentah-mentah.

Sekeras apapun Angella memohon dan menangis meraung-raung tak menggerakkan hati sekeras batu pria itu barang sedikit pun. Yang ada tatapan merendahkan semakin terlihat jelas di matanya.

Rafael begitu muak dan jijik melihat Angella yang bertingkah seolah menyedihkan. Dan satu-satunya cara membatalkan niatnya adalah percobaan bunuh diri yang dilakukan Angella pada saat itu. Dan berkat pula bujukan Laila ____ ibunya akhirnya Rafael mengurungkan niatnya menceraikan istrinya yang begitu di bencinya itu.

Namun sejak saat itu hubungan mereka kian hari kian memburuk. Dan hal itulah yang memberikan celah bagi Diana untuk merayu Rafael. Juga meski sesukses apapun usaha yang di bangun Angella tak mengubah penilaian Rafael tentang dirinya. Yang ada Rafael semakin muak padanya dan berkali-kali mencari alasan untuk menceraikan dirinya.

Tarikan nafas panjang terdengar di keheningan kamar luas itu. Angella meraba bagian dadanya yang berdenyut sakit, kemudian ia melihat pergelangan tangannya yang dulu pernah di irisnya mengunakan pisau buah.

Mata sipit gadis itu semakin menyipit saat ia melihat ada tanda berwarna merah samar di kulit pergelangan tangannya. Tanda itu ada tepat di bagian dulu ia menggoreskan pisau. Samar namun jika di perhatikan lebih teliti ada bekas membentang sepanjang kira-kira 10 cm yang terlihat cukup dalam.

Angella mengerutkan kening. Seingatnya ia mendapatkan bekas itu sejak insiden percobaan bunuh diri waktu itu. Namun sebelum insiden itu terjadi ia ingat dengan jelas bekas luka itu tak ada di tangannya.

Benar-benar tidak ada!!

Namun apa ini??

Mengapa bekas luka ini ada di tangannya saat ini?!

Ini sedikit membuatnya bingung. Jika di hitung dari tahun sekarang maka kejadian itu akan terjadi 2 tahun berikutnya. Namun..

'Ah sudahlah.. '

Angella tak terlalu memikirkannya. Itu bukanlah masalah besar baginya, setidaknya bekas luka itu menjadi bukti dan pengingat baginya bahwa kejadian yang di alaminya di kehidupan sebelumnya adalah nyata! bukanlah mimpi..

Angella mengusap pergelangan tangannya sebelum berjalan keluar dari kamarnya.

Angella menyusuri lorong untuk menemukan tangga yang akan membawanya menuju lantai bawah. Beberapa kali ia berpapasan dengan beberapa pelayan yang tengah melakukan pekerjaan mereka. Ia mengangguk di sertai senyum tipis menanggapi sapaan mereka. Para pelayan saling melirik satu sama lain melihat senyum yang di berikan nona muda mereka pada mereka.

Angella tak terlalu menghiraukan pandangan aneh semua orang yang ditemuinya. Ia berjalan dengan langkah anggun menyusuri koridor.

Angella selalu di ingatkan akan status sosialnya oleh Mila. Itu sebabnya Angella yang dulu jarang mengumbar senyumnya pada orang yang berstatus lebih rendah darinya berkat ajaran baik dari Mila.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitWhere stories live. Discover now