Setiba nya di Apartemen, ternyata Aghi belum sampai. Mentari melihat ke sekeliling mencari apakah ada yang bisa Ia kerjakan sembari menunggu Aghi.

"Ruang tengah Rapih, Dapur rapih, Kamar Rapih semua Rapih." katanya setelah berkeliling.

Mentari pun menjatuhkan badan nya ke atas Sofa lalu menghela nafas merasa bosan.

"Ah masak. Masak buat Aghi. Barangkali Dia belom makan" katanya lagi semangat. Lalu mengganti posisinya menjadi duduk.

"Eh tapi kalo udah makan gimana? Aghi kan punya Resto yang udah jelas dia tau masakan enak gimana. Laah apa kabar sama masakan Gue?" Tubuhnya kembali jatuh di sofa.

"PR?" Tanya seseorang mengejutkan Mentari yang sampai membuatnya langsung berdiri.

"Ihh kaget!!!" Sahut Mentari sembari mengelus elus Dada nya.

Aghi tertawa pelan sembari menghampiri Mentari.

"Kapan datang nya coba??" tambah Mentari.
"Sebelum Kamu datang "

Aghi duduk di sofa.

"Loh kok?" Katanya bingung karena tadi Ia kan sudah mengecek semua ruangan.

"Kamu ga cek Balkon. Saya dari tadi di Balkon"

Mentari langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan nya karena merasa malu dengan kelakuan nya tadi.

Aghi tertawa pelan dan menarik lembut Mentari ke pangkuan nya.

"Aaah malu," Kata Mentari.

Aghi memegangi kedua tangan Mentari dan menariknya pelan sampai wajah Mentari yang sedang memejamkan matanya terlihat.

Aghi tersenyum melihat Mentari dan menganggapnya Lucu.

Cup

Kecup Aghi di bibir Mentari.
Mentari yang terkejut langsung membuka matanya.

Aghi tersenyum lalu mencium kembali bibir Mentari. Setelah dirasanya Mentari tidak lagi terkejut Aghi melumat pelan bibir Mentari.

Mentari melepaskan Cium nya ketika tangan Aghi mulai menyentuh pinggan nya.

Mentari pun langsung berdiri.

Aghi terkejut dan menatap Mentari bingung.

"Om tadi nanya ada PR?. Ada Om Aku baru inget" Kata Mentari lalu mengambil tas nya gugup takut sesuatu akan terjadi kalau Ia tidak melepaskan ciuman nya tadi.

Aghi menghela nafas. Lalu berdiri mengikuti Mentari yang sedang duduk di lantai agar mudah mengerjakan PR nya.

Mentari membuka buku nya. Mencari soal mana saja yang harus dikerjakan nya.

Aghi duduk disampingnya.

"Yang mana?" Tanya Aghi sembari tersenyum.

"Yang ini" Mentari menunjuk soal. Ia malingkan wajahnya sebentar ketika Aghi membaca soal.

Menghela nafas lega Aghi tidak marah.

Aghi mengambil pensil di kotak pensil milik Mentari.

"Mau dikerjain?" Tanya Mentari heran.

Aghi mengangguk sembari menulis.

"Bisa?" Tanya Mentari lagi.
Aghi mengangguk kembali.

"Bener?" Mentari tampak tidak percaya.

Aghi melihat ke arah Mentari.
"Gini gini Saya sebenernya lulusan Fisika," Katanya lalu kembali mengerjakan soal.

Mentari menganggukan kepala nya.

Tak lebih dari 15 menit 10 soal itu Aghi terselesaikan.

"Udah?" Tanya Mentari kaget dengan kecepatan Aghi.

"Udah," Jawab Aghi yakin.

Tanpa disadarinya Mentari bertepuk tangan.

"Sini perhatiin, Saya jelasin kenapa bisa gini jawaban nya." Kata Aghi.

Mentari langsung berhenti bertepuk tangan.

"Nanti gimana kalo di suruh ngejelasin? Masa Kamu bilang Saya yang ngerjain nya?" tambah Aghi.

Mentari memasang wajah sebal nya. Aghi tertawa pelan.

-

Pagi ini Mentari bersyukur karena tidak harus menjelaskan jawaban dari PR nya. Karena jujur kemarin Mentari sama sekali tidak menyimak apa yang di jelaskan Aghi.

Ia hanya serius melihat wajah Aghi yang menurutnya jadi tambah tampan saat menjelaskan soal kemarin.

Rima dan Ary mengerutkan Alis ketika melihat Mentari mendapat nilai 100.

"Anjrit tumben banget Lo Men" Kata Ary setelah pelajaran Fisika selesai.

"Dapet dari mana Lu Men?" Tanya Rima.

"Aneh padahal biasanya Lo kalo ga dikerjain Lo bakal nyontek ke Rima" Tambah Ary.

"Internet," Jawab Mentari sembari sibuk merapihkan buku buku diatas mejanya.

"Eh Btw Men, Gue kemaren kan ke rumahnya Mbak Felly abis itu Gue liat katalog perhiasan gitu Mbak Felly kan kerjanya beli- beli perhiasan mulu tuh. Daaaan.. di Katalog itu Gue liat gelang Lo!"

"Teruss??" Sahut Ary.

"Lo tahu berapa harga gelang itu?" Tanya Rima. Mentari menggelengkan kepalanya.

Rima pun mengambil ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto hasil jepretanya diam diam kemarin.

"1000£ Mennnn gilaaaa. Lo tau kalo di rupiahin berapa?"

Ary dan Mentari menggelengkan kepalanya.

"Itung aja sendiri," tambah Rima.

Pacar Ibu [SELESAI]Where stories live. Discover now