Teman

785 37 8
                                    

Pagi yang cukup cerah ketika Yuichi Katagiri mengayuh sepedanya.

Mengantar koran-koran ke rumah pelanggan.

Karena itu memang pekerjaannya.

Setiap pagi.

Menjalani hari-hari biasanya kembali pasca dirinya serta keempat temannya memenangi Friends Game yang terdiri dari 3 permainan yang hasilnya hutang sebesar 20 juta yen telah lunas.

Saat itulah tiba-tiba ada seorang berlari kemudian berhenti dan diam di tengah jalan.

Membuat Yuichi yang masih mengayuh sepedanya mengerem secara mendadak hingga dirinya hampir jatuh dari sepeda yang di naikinya tersebut.

Orang itu masih berdiri di tengah jalan, berdiri di hadapan Yuichi yang hampir saja jatuh dari sepedanya.

Orang itu mengenakan jaket warna hitam dan kepalanya tertutupi tudung jaket yang dikenakan olehnya itu.

Yuichi yang melihat orang yang berdiri tegak menyamping di hadapannya itu langsung mendirikan sepedanya lalu menghampiri orang berjaket tudung hitam tersebut.

"Anda tak apa-apa?" Tanyanya.

Tapi kalau dilihat dari posisi badannya yang masih berdiri tegak seperti itu, artinya orang itu baik-baik saja dan tidak terluka. Lagipula, Yuichi juga tidak sampai menabraknya.

Karena Yuichi mengerem mendadak sepedanya.

Orang berjaket tudung hitam itu tidak menjawab dan diam saja.

Yuichi tertegun.

"Sepertinya Anda baik-baik saja"

"Yuichi" orang berjaket tudung itu mulai bersuara, memanggil Yuichi.

Yuichi terkejut.

Sosok berjaket tudung hitam itu menoleh kepadanya dan memperlihatkan wajahnya.

Tenji Mikasa.

"Tenji!" Yuichi masih memasang wajah terkejutnya.























"Ojamashimasu" ucap Tenji sambil melangkah memasuki dalam kamar apartemen yang kecil dan cenderung sempit. Dia masuk ke dalam sesudah Yuichi.

Tenji berkunjung ke apartemen Yuichi.

Tenji langsung mencopot sepatunya dan menaruhnya. Yuichi juga terlihat mencopot sepatu sneaker nya dan menaruh sepatu sneaker-nya itu disamping sepatu milik Tenji.

Tenji mengedarkan pandangan keseluruh kamar ruangan apartemen Yuichi.

Yuichi menatap ke atas langit-langit dalam diam.

"Apa ini sungguh apartemenmu?" Tanya Tenji sambil melihat perabotan yang ada dalam jumlah sangat sedikit.

Hanya ada dua meja, satu meja besar dan satu meja kecil.

Serta satu buah lampu meja di atas meja kecil.

"Yah, inilah tempat tinggalku. Aku tak bisa menyalahkan karena aku ini memanglah miskin dan orang tuaku juga sudah mati" Yuichi tersenyum miris.

"Hey Yuichi, aku tak ada maksud..." ucap Tenji meluruskan, barangkali pertanyaannya tadi membuat Yuichi tersinggung.

"Tak apa, Tenji. Aku tahu kau bukan tipe orang yang suka menghina rumah orang, ya kan?" Yuichi tersenyum.

Tenji menghela nafas lalu membetulkan letak kacamatanya.

Yuichi mengambil satu gelas kaca ukuran kecil serta satu botol air minum dalam kemasan ukuran 1 liter yang isinya sudah berkurang sedikit karena sudah diminum sebelumnya tadi olehnya dari atas meja besar.

Lalu menaruhnya di depan Tenji yang duduk bersimpuh.

"Maaf ya, aku cuma bisa menyuguhkan air putih saja padamu" Yuichi menatap Tenji sembari menggaruk belakang tengkuknya.

Tenji langsung menggeleng.

"Tidak usah, Yuichi"

"Gelas itu gelas bekasku tapi tadi sudah ku cuci bersih"

"Yuichi..." lirih Tenji.

"Ayo cerita, apa kau sudah mendaftar ujian masuk ke Todai? Kapan ujiannya? Sawaragi cerita padaku bahwa kau mau mengikuti ujian masuk Todai" Yuichi tersenyum.

Sementara Tenji yang melihat Yuichi tersenyum pun heran.

"...Minggu depan. Kau nampak senang sekali, Yuichi"

Kini giliran Yuichi yang menatap Tenji heran.

"Kenapa? Apa aku tak boleh senang?"

"Tidak, bukan begitu..."

"Yah, karena seorang teman akan ikut senang dan bahagia ketika temannya mencapai suatu keberhasilan"

Tenji menundukkan kepalanya.

"Ya, kau benar"

"Aku akan mencari pekerjaan setelah benar-benar lulus dari SMA. Aku tidak mungkin terus-terusan menjadi loper koran hingga tua, Haha" Yuichi tertawa.

"Ha...Haha" Tenji merespon dengan tertawa yang dipaksakan.

"Ayo minum, Tenji! Kau pasti haus!" Yuichi membuka tutup botol air dalam kemasan ukuran 1 liter lalu menuangkan isinya ke dalam gelas kecil kaca.

Lalu memberikan gelas yang sudah di isikannya pada Tenji.

"Tak apa, Yuichi. Aku benar-benar tidak haus"

"Benarkah? Kalau begitu aku merasa terhina sekarang" Yuichi berpura-pura merasa terhina.

Tenji menghela nafas dan segera menerima gelas berisi air putih dari tangan Yuichi dan meminumnya sedikit.

Demi Yuichi yang memaksanya.

Tenji langsung menaruh gelas kaca kecil tersebut ke atas lantai sesudah meminum isinya sedikit.

Tenji menundukkan kepalanya, ekspresi wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu sejenak. Lalu ia mengangkat kepalanya.

"Yuichi, aku akan memberimu uang"

"?"

"Asal kau mau menjadi pacarku"

"!!!"




- To be continued -

Love Or Money? [END]Where stories live. Discover now